PROLOG

41 6 0
                                    

Semuanya terlihat bahagia. Semuanya terlihat bersuka cita di pantai ini, berbincang, menari mengikuti alunan musik, atau bahkan bernyanyi di atas stage. Melepas penat bagai hidup tak pernah memilih beban barang secuilpun. Semua orang berbahagia dan tertawa sore ini.

Sore hari yang indah, tentram dan begitu aku tunggu sedari lama.

Sore, di tepian pantai dengan sorot jingga yang kian tumbang di ujung samudera. Kepak sayap burung yang terbang pulang kerumah mereka di bawah naungan maha langit yang membentang, nyanyian debur ombak menghantam pasir yang begitu khas di telinga, dan anginpun ikut berkesiur menambah semaraknya sore ini.

Dan aku?
Berdiri di samping pria yang dua tahun selalu mendampingiku. Pria yang dua tahun selalu ada dalam keadaan apapun. Dan pria yang teramat baik dalam hidupku. And He's my fiance, Nando Sanjatya.
Seorang manajer keuangan di salah satu perusahaan properti ternama di Indonesia. Bertubuh tinggi 175 cm dengan badan atletis dan tentu berwajah karismatik.

Namun bukan itu yang membuatku memutuskan untuk bertunangan dengannya. Nando adalah pria baik yang tak pernah meninggalkan kewajibannya dalam keadaan apapun. Di umurnya yang 28 tahun ini, Nando tergolong memiliki career yang sukses dan cemerlang. Namun semua itu tak membuatnya meninggalkan kewajiban agamanya. Nando justru semakin baik setiap harinya. Dan itulah yang aku suka dari pria itu.


=~=

Its WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang