(2) Rejection

261 33 20
                                    

Annyeong, yeorobun😍
Akuhh backk nih, udah siap buat next🤔

Sebelumnya, bagi kalian yang dapet baca part pertama pasti sadar akan ada hal yang berubah yaitu nama salah satu tokohnya. Jadi, aku mohon permaklumannya yea😂

Monggo di vote dulu, biar aku kumpulin vote nanti beliin Kaira tiket konser, wkwkwk

Mungkin itu ekspresi kalian ketika belom juga ngerti sama alur cerita ini :vTenang aja, bebas hujat kok :/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin itu ekspresi kalian ketika belom juga ngerti sama alur cerita ini :v
Tenang aja, bebas hujat kok :/

Yuk daripada bacott, mending langsungin ajaaa!!!
Buggg buggg buggggg🔫
Di kick dah gua

Happy reading, gaes❤

Badanku rasanya remuk karena kebodohan tadi. Aku tidak pernah berpikir bagaimana kosekuensinya terhadap kinerjaku esok hari.

"Eomma,annyeong. Apa kabar?
Salamku yang sedang menelpon ibu dengan video call. Terlihat wajah cantiknya yang aku tau dia pasti selalu merawat dengan baik kulit bersihnya.

"Baik saja. Bagaimana pekerjaanmu?"

Aku terdiam sejenak memikirkan hal yang ditanyakan ibu. "Mm...biasa saja, sama seperti biasanya."

"Kau ada masalah? Sepertinya kau tidak baik-baik saja. Kau sakit?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Aish..aku baik-baik saja." jawabku seadanya.

"Appa tidak menghubungimu?" tanya ibu lagi.

"Hmm, mungkin appa sibuk.Sudah ya, aku tau eomma pasti lelah karena bekerja tadi. Cal cayo, eomma." detik setelah ibu melambaikan tangannya, percakapan kami berakhir.

Menarik nafas panjang kemudian aku hembuskan kasar. Kemudian mataku beralih mengelilingi seisi kamarku. Kotor sekali, pikirku.

Banyak poster-poster dari BTX dan EXU. Namun yang paling mendominasi pastilah Jung. Salah satu gambarnya menunjukan pria itu sedang tersenyum seksi dengan jas hitam yang tampak kontras dengn kulit putih berkilaunya.

"Ya Jung oppa! Kenapa kau buat aku seperti ini! Gara-gara kau, aku harus tidak liburan akhir bulan. Kenapa kau tidak membiarkanku membeli album, hah?! Aku sudah tua, kau tau?! Bagaimana kalau aku tidak bisa ikut fansign?!"

Tapi yang terjadi Jung hanya bungkam. Aku kecewa lagi. Memang aku tidak pernah sampai berangan bahwa suatu hari nanti aku dan dirinya akan berbicara berhadap-hadapan. Tapi, dalam keadaan ini aku ingin sekali poster dihadapanku ini membalas apa yang aku perkarakan.

Masalahnya adalah,
Ketua grup dibagian penerjemah kemarin melamarku. Katanya ia sudah menyukaiku pada pandangan pertama. Tampan memang, tapi caranya memperlakukanku itu, seperti memojokkanku.

P R O M I S E || Kim Seok Jin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang