Hampir terulang Lagi

734K 5.3K 71
                                    

Jam 6 pagi aku sudah mandi dan menyiapkan sarapan untuk suamiku.
Aku berlagak seperti tidak terjadi apa apa sejak kejadian kemarin.
Seperti biasa setiap hari Jumat, ada acara keluarga di rumah mertuaku.

Rasanya kali ini aku sangat malas sekali untuk menghadiri acara ini. Tetapi aku takut suamiku tersinggung bila aku tak mau datang ke acara kumpulan keluarganya.

Kulihat suamiku belum terbangun dari tidurnya, mungkin dia sangat lelah sampai bangun terlambat.

"Sayang bangun ... udah siang nih, hari ini 'kan kita ada acara." Ucapku sambil mengecup wajahnya yang polos kalau sedang tertidur.

"Sayang ... Bangun ayo ... ."

"Hmm ..." Dia membuka kelopak matanya, lalu tidur kembali.

Hhh ... Sabarr.

"Ayo bangun, atau kita akan terlambat!" Aku menarik-narik tangannya agar dia bangun. Walau dengan susah payah.

"Apa sih sayang, aku masih ngantuk." Dia bersiap akan tidur kembali. Namun, segera ku tahan.

"Bangun atau aku tidak mau ikut kumpul acara keluarga kamu!" Ancamku pada akhirnya.

"Hhh ... Kamu mah gituu." katanya malas, namun caraku ini berhasil. Dia tidak jadi tidur lagi.

"Makanya bangun dong, aku udah siapin air hangat takut keburu dingin."

"Iya-iya bawel." Akhirnya dia bangun walau dengan malas-malas an, lalu pergi ke kamar mandi.

****

Di meja makan aku sudah menyiapkan sarapan. Aku suka sekali memasak jadi untuk bagian ini tidak perlu dikerjakan oleh asisten. Hanya untuk membersihkan rumah saja yang dikerjakan olehnya, karena rumah ini terlalu besar kalau hanya ditinggali kami berdua.

Kami belum dianugerahi seorang putra atau putri padahal rumah tangga kami sudah berjalan hampir 3 tahun.
Aku pernah memeriksakan keadaanku ke dokter spesialis obgyn dan kata dokter keadaanku normal-normal saja. Namun, aku tidak tahu keadaan mas Ardi bagaimana karena dia selalu sibuk jika aku ajak ke dokter.

Kembali ke meja makan.

Suamiku sudah tampan dengan pakaian kasualnya. Aku tersenyum dan menyiapkan sarapan kesukaannya yaitu nasi goreng spesial.
Dia balas tersenyum sambil menghampiriku dan berucap.

"Yang kok kamu belom ganti baju?" Katanya sambil menarik kursi.

"Iyaa nih, nanti aja habis sarapan soalnya takut belepotan,"

"Ooh yaudah."
Mas Ardi mengangguk lalu mulai memakan sarapannya.

"Nanti aku pakai baju yang agak tertutup yaa, malu nih banyak tanda bekas kamu." kataku sambil merenggut.

"Ga. Aku 'kan udah bilang kalau aku suka liat kamu pakai pakaian yang terbuka, kamu jadi terlihat anggun." Bantahnya cepat.

"Hhmm ... Ya udah deh." Aku pasrah.

Mau bagaimana lagi. Mas Ardi memang lebih suka aku memakai pakaian s*ksi, aku sudah terbiasa sih. Tapi kalau banyak tanda begini aku juga agak risih dan malu.
Dia juga selalu bilang kalau dirumah, aku tidak boleh memakai dalaman kecuali kalau ada tamu. Aku oke-oke aja, ga ada masalah karena aku juga ga munafik bahwa aku senang dan nyaman.

"Mas aku ganti baju dulu." Pamitku, lalu beranjak dari meja makan.

"Iyaa, jangan lupa pesanku tadi." Katanya sambil tersenyum m*sum.

"Iyaa ... "

****

"Wow ... Kamu cantik sekali sayang, aku jadi pengen cepat-cepat mamerin kamu nanti." Pujinya sambil menghampiriku yang baru turun dari anak tangga.

Kakak Iparku Si Brengsekku(PUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang