Part 5•

18 1 0
                                    

"lagi dimana?" -Agam

"Rumah" -Caca

"Bantuin gue garap makalah bisa ga?" -Agam

"Nggak" -Caca

"Udah makan?" -Agam

"Udah" - Caca
"Tumben amet nih setan nanyain makan" gumam Caca dalam hatinya

"Anjir. salah kirim gue" -Agam
*

Read*

"Woi"
"P"
"P"
"P"
*Read*

Malam itu berlalu dengan sangat cepat. Mood Caca mendadak turun ketika ia membuka mata dan melihat ponselnya. Tertulis dengan jelas "27 panggilan tak terjawab dan 91 pesan belum dibaca dari Agam" entah kesurupan apa lelaki itu, belakangan ini ia sangat beda kepada Caca. Seperti purnama hari lalu. Menyapa lebih indah dengan senyum yang syahdu.

-DISEKOLAH-

Pagi ini Caca berjalan tidak seperti biasa. Ia tidak menggunakan sepatu, kakinya terlilit perban dan berjalan dengan pincang. Tapi ini semua tidak berpengaruh dengan kecantikannya. Setiap Caca melewati segerombolan orang pasti tidak ada mata ya lepas dari dirinya.

"Caca!!!! lo kenapa?!!!" Teriak Syifa dari kejauhan 10 meter dari tempat Caca berjalan.
Caca terdiam mendengar teriakan sahabatnya itu. Syifa yang berlari menuju Caca, sempat terhenti melihat Agam yang juga menghampiri Caca

"Nah loh. Kualatkan ngeread chat gue doang semalem" ledek Agam kepada Caca

"Nggak usah sok deh lo. Jan bikin gue badmood deh" Caca meninggikan suara kepada Agam

"Lo PMS?"

"Nggak. Udah deh minggir"

"Gue bantu?"

"Nggak usah."

"Cantik-cantik galak"

"Apa kata lo?"

"Apaan sih lo. Orang gue ngomong lagi pengen kolak"

"Lo kira gue budek apa?"

"Caca udah deh. Ngapain ribut sih masih pagi" Syifa langsung saja berada ditengah-tengah Caca dan Agam

"Ini nih si Agam. Pagi-pagi bikin orang badmood aja"

"Ih kok gue sih. Elo tuh yang budek. Orang gue ngomong pengen kolak langsung nyolot aje"

"Orang lo ngomong gue galak ngeles aja lu"

"Nah bener deh itu lo galak. Liat aja orang ngomong pengen kolak langsung lo emosi. Ada masalah apa sih loh sama kolak? Emang kolak pernah ngecewain lo? Atau ninggalin lo pas lagi sayang-sayangnya?"

"Agam. Udah deh Caca lagi sakit nih. Lo bantuin kek. Malah jadi sesi adu argument dah" Syifa mengheningkan suasana. Tiba-tiba juga Ivan datang menghampiri mereka.

"Ada apa sih ini rame bener udah kek ada demo aja. Harga BBM naik kah?" celetuk Ivan kepada mereka bertiga

"Sodara loh nih Pan ih mangkel." Caca langsung saja mengeluh kepada sahabatnya itu

"Ngapa jadi gue lagi dah?" Agam pasrah dengan apa yang Caca ucapkan saat itu

"Udah deh. Keknya lo berdua jodoh deh. Cobak gitu kenalan baik-baik. Salaman biar kek orang-orang" sembari Ivan menarik tangan Caca dan Agam untuk bersalaman

"Nah kalo ginikan enak diliatnya. Udah kek di kutub Utara aje. Adem banget" puas Ivan kepada mereka

"Ih udah deh. Bantuin gue ke kelas Pan. Pegel gue dari tadi berdiri mulu" keluh Caca

"Yaudah yaudah. Sebagai permintaan maap gimana kalo Agam yang gendong Caca ke kelas?" Ide cemerlang itu tiba-tiba muncul dalam otak si Syifa

"Nah. Bener banget itu. Gue setuju. Agam, lo nggak boleh nolak ya. Lo kan cowo. Masa lemah" Ivanpun menyetujuinya

"Nah Caca lo kan pasti pegel tuh. Jadi lumayan tau. Kapan lagi digendong Agam" ledek Syifa kepada Caca yang hanya bisa pasrah itu

"Iya udah iya gue gendong. Gue minta maap ya Ca" rendah Agam kepada Caca. Dan Agam menjongkok untuk memegang tangan Caca yang berada dibelakangnya.

Akhirnya Agam mengendong Caca sampai ke kelas. Entah mimpi apa Caca semalam. Ia langsung menjadi buah bibir satu sekolah. Bagaimana tidak, Agam adalah primadona. Wanita mana yang tidak mau sama Agam, lelaki yang didambakan oleh wanita di sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NURANIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang