Daniel memarkirkan mobilnya dibasement dan dengan sedikit terburu-buru ia melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar di rumah sakit.
Ketika sampai didepan ruangan tersebut, Daniel berdiam diri guna menstabilkan nafasnya. Satu tarikan nafas yang kemudian dihembuskannya lagi.
Ia membuka pintu bercat warna putih itu. Daniel melihat kekasihnya tengah termenung menatap seseorang yang terbaring lemah dengan segala alat medis lengkap berada disekitarnya.
"Niel kau kah itu?" Tanya Jihoon tanpa mengalihkan pandangannya
Daniel memasuki ruangan tersebut lalu memeluk Jihoon tepat disaat ia melihat pundak Jihoon mulai bergetar.
"Niel hiks kapan eomma akan bangun?"
"Apakah eomma hiks membenciku dan appa?"
"Eomma tidak rindu padaku Niel hiks"
"Aku anak nakal Niel"
"Bahkan eomma sudah tidak peduli padaku"
Pertanyaan serta kalimat itu menyakiti perasaannya ditambah dengan suara tangisan Jihoon yang memilukan hati.
Daniel hanya mampu menepuk punggung yang lebih muda untuk menenangkannya. Ia paham jika Jihoon sudah seperti ini pasti ada satu hal yang membuatnya merasa tertekan.
"Eomma pasti akan segera bangun, beliau juga rindu padamu dan appa Ji. Jangan menangis, kau taukan bila eommamu membenci kau disaat yang seperti ini"
Setelah mendengar suara Daniel, Jihoon mulai tenang. Jihoon menghapus air matanya dan mencoba tersenyum didepan ibunya.
"Eomma maafkan Jihoon yang belum bisa menjaga appa serta menuruti permintaan eomma"
Min Yoongi
-
-"Ada yang mau kau ceritakan?" Daniel menyerahkan segelas kopi pada Jihoon
Jihoon menghela nafasnya yang kemudian mengambil gelas tersebut. Bagaimanapun Daniel perlu tahu tentang keadannya saat ini.
"Niel"
Yang dipanggil segera menolehkan kepalanya, menatap lembut sang pujaan hati. Berharap tidak ada hal buruk terjadi pada hubungannya.
Namun rencana Tuhan tak selalu sama dengan apa yang diharapkan oleh umat-Nya. Ya, Daniel kini mendengarkan bagaimana kekasihnya memberitahukan bahwa ia akan menikah dengan tunangannya.
Sakit? Tentu Daniel merasakan itu. Ah lebih tepatnya ia kecewa sebab tidak bisa menjaga pujaan hatinya. Cinta sebercanda ini kah?
"Niel aku akan mencari dia dan mengakhiri hubungan mommy dan appa serta aku dan Hyunbin" ucap Jihoon dengan tatapan mata lurus ke depan
"Tidak Ji terlalu berbahaya untukmu"
"Lalu apa Niel? Menyerah? Aku tidak ingin berpisah denganmu" suara Jihoon meninggi tanda ia benar-benar sedang mengalami kegelisahan
Daniel mengepalkan tangannya. Seadainya hari itu tidak terjadi. Huh, kenapa semua penyesalan harus diawali dengan 'seandainya'?.
"Kita, aku dan kau akan mencari bersama. Besok Seongwoo akan menerima laporan dimana keluarga Kwon menahannya" genggaman tangan mereka semakin mengerat
"Aku tidak ingin kehilanganmu Ji, jangan berbuat gegabah aku akan membuat rencana agar kita dapat mencarinya dan kembali bersama"
Begini rasanya dicintai oleh orang yang kau cintai. Jihoon menyadari bahwa mereka berdua menginginkan hal yang sama. Berjuang bersama terlihat mengasyikan bukan?. Jihoon bersyukur memiliki Daniel yang senantiasa melindunginya.
Cup~
Satu kecupan manis mendarat dibibir Daniel. Yang menerima tersenyum setelah sadar dari kagetnya. Sangat manis sekali. Tidak pernah berubah dan tidak akan berubah.
"Mau pulang bersamaku?" Tawar Daniel seraya berdiri dari duduknya
Jihoon menggeleng pelan, "aku harus pulang"
"Rumah Hyunbin?" Tanya Daniel memastikan
"Bukan Niel tetapi apartmentku, aku sudah lama tidak ke sana. Aku akan menjernihkan kepalaku terlebih dahulu" Jihoon menaikan resleting jaketnya dan menundukan topi guna menutupi wajahnya
"Baiklah, perlu ku antar?"
Jihoon terdiam sebelum ia menggelengkan kepalanya kembali, "aku bawa mobil"
Genggaman tangan tersebut terlepas setelah Daniel mengucapkan kata perpisahan. Mata bulat itu menatap punggung pria yang dicintainya pergi. Tak terlihat dipandangannya, Jihoon segera melangkahkan kakinya menuju pintu rooftop rumah sakit dan pergi ke parkiran.
"Kau tahu siapa yang bersama Daniel?"
"Kita akan segera mendapatkannya" akhir kalimatnya sebelum tersenyum seraya melihat kembali arah kameranya
πππ
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose [ NielWink ]
FanfictionMembuat keputusan tidak semudah apa yang kalian kira, terlebih jika menyangkut pautkan tentang masalah perasaan seseorang. Jihoon diminta membuat sebuah keputusan dimana dirinya enggan untuk memutuskan. Bagaimanapun juga dia sudah menyakiti banyak...