2|Berantem

71 7 3
                                    

🎵Alec B~Let Me Down Slowly🎵

***

"Berdamailah dengan masa lalu. Kita tidak akan bisa merubah masa lalu. Tetapi kita bisa mengupayakan agar tidak terulang kembali dimasa sekarang."

***

[SELAMAT MEMBACA KISAH AFRA]

[SELAMAT MEMBACA KISAH AFRA]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"WOYYY DARREN SAMA FAREL BERANTEM DILAPANGAAANN!!!!"

Prangg... Afra menjatuhkan sendok siomay yang baru saja akan meluncur manis kedalam mulutnya karena terkejut.

Apa ia tak salah dengar? Darren berantem? Memang sudah gila itu manusia satu. Mau namanya dicoret dari KK sama si bunda.

Dengan cepat Afra berlari menuju ke lapangan. Diikuti Freya dan Beta di belakangnya.

Afra membulatkan matanya sempurna ketika melihat Darren dan Farel yang sudah sama-sama babak belur dan tidak ada yang melerai keduanya. Bahkan Karel dan Satya sekalipun. Mereka hanya diam mengamati.

Afra bingung harus melakukan apa. Jujur ia sudah tidak tahan melihat perkelahian didepannya itu. Bagaimana jika Darren mati dalam peristiwa ini? Apa yang akan ia katakan pada bundanya nanti? Kenapa juga ini terjadi di hari pertamanya masuk sekolah? Bagaimana jika arwah Darren tidak tenang dan terus menghantuinya? Ahhh... kenapa otaknya malah memikirkan hal yang tidak-tidak?

Akhirnya ia membulatkan tekad untuk segera memisah perkelahian antara Darren dan Farel. Masa bodoh dengan image-nya sebagai anak baru di SMA Cakrawala. Yang terpenting sekarang abang-nya itu tidak mati.

Belum juga tiga langkah ia berjalan, seseorang menahan pergelangan tangannya. Saat Afra berbalik ia mendapati Karel dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Mau ngapain?" Tanya Karel dingin.

Afra ingin menjawab, tetapi perhatiannya teralihkan oleh Satya yang berjalan kearah Darren dan membisikkan sesuatu ke telinga Darren.

Secara bersamaan, Farel menatap Afra. Manik mata mereka bertemu kembali. Entah mengapa Afra merasa sakit saat melihat kondisi Farel. Sudut bibirnya berdarah. Dahi dan pelipisnya juga lebam.

Tak lama kemudian, Pak Lahab datang. Semua murid yang tadinya menonton perkelahian antara Daren dan Farel langsung saja lari berhamburan kesana-kemari karena tak ingin berurusan dengan guru Bk berbadan atletis itu.

Maklum saja, pak Lahab dalam pemberian hukuman tidak tanggung-tanggung. Apalagi yang berbuat kesalahan siswa laki-laki maka harus siap push up, scot jump, sit up masing-masing 50 kali.

"Kalian berdua!! Ikut saya ke ruang BK!!!" Perintahnya pelan, tetapi terdengar tegas.

Dengan sangat malas Darren dan Farel mengikuti pak Lahab. Disusul Afra, Karel, Satya, Freya dan beta.

AfraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang