TYMC - About him?

34 7 3
                                    

~Selamat membaca^^~

Fathan membawa remote lalu menyalakan televisi, barangkali siaran yang sedang muncul di televisi dapat membuat hatinya sedikit terhibur.

Ting tongg

Suara bel rumah berbunyi, Fathan menatap kearah pintu keluar. Tidak tahu dan ingin mengetahui siapa tamu rumahnya Fathan pun bangkit untuk membukakan pintu.

"Eh umi" Fathan segera menyalami Farah.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

"Umi bawa makanan buat kalian, hari ini kita makan malam bersama dan umi juga mau menginap disini, boleh kan?"

"Tentu umi"

Farah tersenyum lalu masuk kedalam rumah dan langsung pergi menuju dapur dengan diikuti Fathan dibelakangnya. "Fahira kemana Than?"tanya Farah yang tak melihat menantu mudanya dirumah.

"Pergi belanja"

"Sendiri?"

"Sama Alifya"

Farah hanya menganggukkan kepalanya, "Hmm Fathur sama Fahri mana?"

"Di kamar mereka"

"Umi?" ujar Fathur yang baru saja selesai membersihkan badannya dan mendengar suara yang sangat dia rindukan.

"Eh sayang, gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah sehat mi, umi gimana kabarnya?" tanya Fathur sambil menyalami Farah.

"Alhamdulillah umi juga sehat, eh panggil Fahri dong umi kangen nih" suruh Farah.

"Thur, panggil sana"

Baru saja Fathur melangkahkan kakinya, Fahri berjalan santai kearah dapur untuk mengambil air minum.

"Panjang umur" ucap ketiganya.

Fahri segera menoleh dan terkejut dengan kedatangan Farah, "Umii!!" dia segera menghampiri Farah dengan senang, lalu memeluknya.

"Umi tau gak Fahri kangen banget tau sama umi, rasanya Fahri gak ada yang merhatiin kalau disini" cibirnya.

"Mulai manjanya" decak Fathan, Fathur hanya tertawa kecil.

Farah tersenyum simpul, "Umi juga kangen kok dan umi juga bakal nginep disini"

"Beneran umi?" Farah mengangguk. Fahri senang dan kembali memeluk Farah.

"Assalamualaikum" salam kedua gadis yang baru selesai berbelanja.

"Waalaikumussalam" jawab semua yang berada didalam rumah.

Alifya berjalan menuju dapur dengan membawa kantong keresek berisikan bahan makanan, "Umi?" Fahira tersenyum simpul.

"Umi sejak kapan ada disini?" tanya Fahira sambil menyalami Farah.

"Baru nyampe kok"

"Abi mana?" tanya Alifya yang tak melihat keberadaan Azhar.

"Abi tadi nganterin sampai depan rumah aja, soalnya abi bakal lembur. Makanya umi mau nginep disini, boleh kan?"

Fahira tersenyum, "Boleh banget umi"

"Kamu habis belanja?"

"Iya mi"

"Simpen aja bahannya didalam kulkas buat besok, sekarang umi udah bawa makanan buat kita nanti malam" Fahira tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Setelah membereskan semua makanan untuk nanti malam. Sekarang semua anggota keluarga berkumpul bersama di ruang keluarga.

"Gimana sekolah kalian? Tidak ada masalah kan?" tanya Farah dengan memulai pembicaraan.

Semuanya menatap satu sama lain, "Baik kok mi" jawab Fahri sedangkan yang lainnya hanya tersenyum kaku.

"Syukurlah, kalau gitu umi jadi gak khawatir"

"Oh iya mi, Fathur ke kamar dulu ya. Ada tugas yang harus Fathur beresin" izin Fathur.

"Fathan juga" sudah barang tentu kalau Fathur mempunyai tugas, Fathan pun sama halnya dengan itu.

"Alifya juga mau ke kamar duluan mi, umi kalau udah ngantuk ke kamar Fya aja. Fya pengen tidur sama umi" ucap Alifya sambil memeluk Farah sebentar.

Kini tersisa Farah, Fahira dan Fahri. Alifya masih diam terpaku. "Katanya mau ke kamar dek?" tanya Fahri.

"Abang bantuin Fya kerjain pr" ucap Alifya dengan cengiram khasnya.

Fahri menggelengkan kepalanya, "Males ahh"

"Ih abang!"

Fahri berdiri lalu mencubit pipi Alifya, "Iya iya, ayo!"

Semuanya sudah meninggalkan ruang keluarga. Kini tersisa Farah dan Fahira. Fahira sedikit merasa canggung, walaupun Farah sekarang menjadi ibunya namun justru ia jadi merindukan ibunya Lisa.

"Kamu baik-baik aja kan?" tanya Farah.

"Baik kok umi"

"Maafin umi ya"

Fahira menoleh, "Minta maaf untuk apa umi?"

"Atas perjodohan ini, kamu dan Fathan harus menjalankan ini semua di usia yang masih muda"

"Fahira tau, maksud umi abi dan mama papa inginkan, tentu untuk kebaikan kami bukan? Aku ikhlas kok umi"

Farah tertegun, jawaban gadis dihadapannya ini membuatnya terharu. "Jadi kamu sudah bisa menerima Fathan?"

Fahira menanggapinya dengan senyum, "Sedikit-sedikit aku sudah memulainya umi"

"Senang umi mendengarnya, tapi umi masih belum tanyakan ini pada Fathan."

"Menanyakan apa umi?" tanya Fahira.

"Apakah dia sudah bisa menerima kamu atau belum?"

"Memang sebelumnya Fathan juga belum tau akan dijodohkan?" tanya Fahira lagi sedikit ragu.

"Awalnya Fathan tidak terima untuk dijodohkan..." Farah mulai mengisahkan bagaimana putra pertamanya itu terkejut saat dia akan dijodohkan disaat ia masih menginjak bangku SMA.

"Kenapa umi?"

"Apa kamu ingin mengetahui banyak tentang dia?" tawar Farah.

Fahira terdiam sejenak. Fahira menganggukkan kepalanya tanda kalau dia ingin mengetahui tentang sosok yang sekarang selalu hadir dalam pikirannya.


~•~•~•~

Maaf part ini aku tulis sedikit karena bakalan ada sesuatu di part selanjutnya ^^

Keep join my story ya ^^

That's You My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang