TYMC - Kerusuhan

27 6 0
                                    

Hari ini Fahira tetap berangkat sendirian menuju sekolah. Mengingat tak ingin banyak orang yang tahu, mereka tetap pada aktivitas mereka seperti biasanya. Fahri menggunakan motor, Fathan dan Fathur menggunakan mobil beserta Alifya yang harus mereka antar terlebih dahulu dan Fahira yang harus menaiki taksi.

Sebenarnya ketiga pria kembar itu tidak ingin jika Fahira harus berangkat sendirian sebab mereka punya tanggungjawab untuk menjaganya, terlebih Fathan. Tetapi mereka sudah sepakat untuk saling menjaga dan saling berkomunikasi dengan baik.

Sesampainya di sekolah, Fahira disambut oleh kedua sahabatnya. Terlebih Novi yang terlihat menyambutnya dengan antusias.

"Fahira!" sahutnya, Fahira segera duduk di bangkunya lalu menghadap pada Novi, "Apa?"

"Gimana rasanya bisa sekamar sama dia?" tanyanya dengan tiba-tiba.

Fahira memutar bola matanya jengah, "Gue baru dateng ke sekolah langsung dapet pertanyaan beginian?"

Novi terkekeh, "Hehe sorry, gimana? Sensasi apa yang lo rasain?"

"Gak ada sensasi apapun" jawab Fahira malas.

"Ah mana mungkin!"

"Udah Vi, kasian Fahira baru dateng juga" ujar Hanifa menengahi pembicaraan.

"Oh iya, kemarin pas di parkiran minimarket gue gak sengaja liat Cantika ngemis-ngemis pengen dianterin pulang sama Reza. Eh si Rezanya langsung ngegas motornya tanpa rasa iba!" ucap Fahira dengan gelak tawa, begitu juga dengan Novi, Hanifa hanya tertawa kecil.

Diluar kelas, tiga orang gadis mendengar pembicaraan mereka yang berada didalam.

"Itu cewe gak tau diri! Udah Reza gak suka, tetep aja dikejar-kejar!" tambah Novi disela-sela gelak tawanya.

Cantika geram, nafasnya berderu refleks tangannya mengepal. Ia pun segera masuk kedalam kelas itu dengan diikuti Tami dan juga Seli dibelakangnya.

BRAKK!!!

Cantika menggebrak meja membuat seisi kelas hening seketika.

"Lo mau cari gara-gara sama gue hah???!!!" bentak Cantika dengan mendorong pundak Fahira.

Fahira menatapnya santai, "Ngapain lo kesini? Bukannya kelas lo jauh ya?"

"Gue gak terima sama omongan lo itu!" geram Cantika sambil menajamkan matanya pada Fahira.

"Itu fakta bukan?"

Cantika melipat kedua tangannya didada, "Oh jadi ini hobinya wanita yang berjilbab? Sukanya mencibir orang? Dasar so suci!"

BRAKKK!!!

Fahira pun menggebrak meja, "Jangan pernah salahkan jilbab ini!"

"Emang terbukti kan? Meski lo berjilbab tapi omongan lo gak punya adab!"

Plakkk

Tak terima dengan penuturan Cantika, Fahira refleks menampar pipi kiri wanita itu. "Lo boleh hina gue, tapi jangan pernah hina jilbab ini!"

"Seharusnya lo sadar, jika kami wanita berjilbab sering disebut teroris mengapa yang berpakaian tipis tidak disebut pelacur?" lanjutnya.

"Lo itu ya!" Cantika menarik ujung jilbab Fahira. Fahira mengaduh kesakitan.

Fahira pun membalasnya dengan menarik rambut Cantika. Keduanya tidak ingin mengalah. Novi dan Hanifa tak bisa melerainya, mereka segera mencari seseorang yang mungkin dapat meleraikan mereka.

Brukk

"Aduuhh!!"

Novi menabrak seseorang, lalu ia melihat siapa orang tersebut, "Fathan! Lo harus ikut gue!"

That's You My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang