Chapter 7

26 4 1
                                    

"Yo ayoo semua berkumpul di lapangan karna acaranya akan dimulai sebentar lagi" selaku ketua osis

Yang sedari tadi Allesya berada di pinggir lapangan menunggu Beryl di kelasnya. Allesya mengenakan baju yang ia beli kemarin malam. Terlihat sangat anggun dan cantik.

Selagi menunggu Beryl yang lelet seperti siput,, Allesya berjalan mengelilingi lapangan sekolah.

Tak sengaja Reynand menyenggol tangan Allesya. 

"Duh," sambil menengok ke atas karna Reynand lumayan tinggi. "bisa gak sih lo ga harus nyakiti fisik gue?" tangan dipinggul.

"Ah iya,, maaf gak sengaja" pergi meninggalkan Allesya sendiri di tengah keramaian

Allesya hanya bisa membalik badan melihat Reynand perlahan hilang ditelan keramaian sambil tersenyum kecut.

Keringat yang dikeluarkannya sudah cukup banyak membuat make-upnya lumayan luntur tapi, tetap cantik. Tangan lentiknya mengusap tetes demi tetes keringat yang turun.

"Ayo gandeng sahabat kalian masing - masing, pacar juga boleh. HIYA, gak ya bercanda. Ayo semua" Ketos.

hmm.. masa gue gandengan ama setan sih? Beryl lemot dasarrr!! -batin Allesya

Semua telah mendapatkan pasangannya, ada yang bergandengan dengan sahabtnya , ada juga dengan pacarnya.

Beryl tergesa - gesa menuju lapangan. Beryl berjinjit - berjinjit mencari Allesya tapi hasilnya nihil.

Setelah itu..

"Aah, hei Allesya" sapa Zellia sembari mengetuk bahu Allesya dengan jarinya. Sontak membuat Allesya menoleh.

"Iya?"

"Belum ada pasangan kan? aa.. boleh kita berdua?"

Jari lentik Allesya memegangi dahinya bak berpikir "hm.. okede"

Beryl telat menemui Allesya. Ia telah bersama Zellia dan sekarang Beryl pun mencari pasangannya sendiri

"Heh! lo ngapain tengok - tengok kek orang bodo" senyum jahat Agra

"Gue ga ada pasangan njir" air matanya hampir keluar dari matanya

"Sama gue" menarik lengan Beryl dan mengambil barisan.

kenapa sama Agra? kenapa saat bersama Agra hati gue berdebar? kenapa saat liat Agra tersenyum, gue juga ikut tersenyum? kenapa gue jadi gugup gini? kenapa gue pengen teriak? ahhkk -batin Beryl sambil menggeleng - gelengkan kepalanya

Agra hanya melihatnya sekilas dan tetap fokus pada yang di depan.

"semuanya duduk,, kepala sekolah kita akan berpidato. Mohon tenang ya" ketos

Beryl mengambil ponsel di saku celananya untuk menelpon Allesya.

halo? Lesya! lo dimana?

gue sama Zellia,, kenapa?

oh yaudah

Tuut.. tuut... (panggilan diakhiri)

"Kenapa, Ryl?" tanya Agra

"Nggapapa kok" senyum

~~~

Di sisi lain,, Allesya sama sekali tak berbicara sepatah kata pun. Suasana antara mereka berdua hening. Begitupun Zellia yang canggung untuk berbicara.

"Gue ke kamar mandi dulu" ucap Krizellia

Lesya mengangguk tak memerhatikan

~~~

"Heh!" senggol pada Beryl

"Hah heh hah heh,, nama gue Beryl Lynn. Bukan heh" senyum sinis

"Gue mau jalan - jalan dulu"

"Okede Zheyank,, eh maksud gue cenayang"

Agra langsung memukul kepala Beryl dengan tangan terbuka.

~~

Brakk!!

Meringik kesakitan sang Zellia. Agra hanya kaget dengan memasukan tangannya ke saku celananya. Agra membantu Zellia berdiri lagi. Zellia langsung membersihkan bajunya dan minta maaf pada Agra.

"Maaf, Gra"

kok jantung gue berdebar cepet banget ya?   -batin Zellia

"It's okay"

Bukannya seharusnya Agra yang meminta maaf karna menabrak Zellia sampai terjatuh. Tapi, Agra gengsi untuk mengatakannya.

Ting nung.. Saatnya istirahat

Allesya sekarang lebih senang menyendiri. Dia mengambil buku di perpustakaan dan pergi ke taman belakang sekolah yang sekarang tak terawat.

Dia memakai headset agar tak dapat di ganggu orang lain. Membuka lembar demi lembar, ia baca.

Lelah,, Allesya meletakkan buku itu di sampingnya.

Hai adek yang manis,, sedang apa? sini maen sama kakak. Kakak punya boneka berbie banyakkk banget. Kakak juga punya mainan masak - masakkan. Ayo sini dekk

Iya kak,, boneka lucu ya? kayak aku kan ya? dimana bonekanya sekarang?

Kita ke mobil yuk,, disitu barbienya banyak.

Lari , lari , lari dan lari gadis kecil tersebut mengejar kakak berambut pirang itu. Terus lari tapi masih berada di tempat yang sama, tak berubah sedikitpun. Semua tiba - tiba telihat putih , putih , dan putih. Memudar dan menghilang

Allesya mengucek matanya yang melihat matahari terik hari ini sayangnya tertutup pohon besar. Memejamkan matanya sekejap dan kembali terbuka.

Bajunya basah. Air tersebut adalah air mata Allesya. Tak kerasa pun deras mengalir membasahi wajah Allesya. Jemari lentinya mengusapnya dengan perlahan. Melamun , melamun , dan melamun.

"Em.. gue tadi mimpi apa sih? ada anak kecil yang bikin gue nangis dan kebawa sampe di dunia" mendengus kesal

Allesya merasa dirinya adalah anak kecil itu yang terus berlari.

Melamun...

"Lesya,, lo kenapa ngelamun gini?" Agra datang dengan tiba - tiba membuat lamunan Allesya seketika ambyar

"Gpp, Lo kok bawa coklat sama bunga mawar? buat sapa?"

nembak sekarang ga sih? kalo ditolak gimana? apa gue tunda aja dulu ya? sekarang atau tunda? -batin Agra

~~~salam manis

Hihihi, seperti biasa, daripada banyak omong. Kalo suka jangan lupa Vomentnya☺️ btw,, itu acara ulang tahun sekolah yaa

*kira" Agra jadi nembak ga sih?:v

ALLESYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang