Chapter 12

24 3 0
                                    

kring.. kring.. bel istirahat berbunyi.

Ada notice dari Reynand. Tak biasa biasanya Allesya menerima notice darinya. Padahal notice yang sering ia terima dari sahabatnya sendiri yaitu Beryl dan Agra. Terkadang itupun hanya notice dari grub kelas atau lainnya.

Allesya merogoh dalam tasnya mencari suatu benda yaitu ponselnya. Lama ia cari dan akhirnya di dapatinya juga. Jari lentiknya yang lincah memainkan layar ponsel dengan membuka sebuah pesan.

Reynand mambu :
| heh, Lu temuin gua sekarang!

Allesya terdiam sejenak, memerhatikan sekeliling dan ternyata sedari tadi Beryl mengintipnya.

"Wahahaha.. Lu namain kontak Reynand di tambahin embel embel mambu!?" tertawanya begitu keras, sehingga Allesya segera menyumpal mulutnya dengan kertas sobekan.

Ya, sekarang Beryl tak dapat berbicara lagi. Otomatis teman sekelas menertawakannya. Dan Ayu, Si ibuk ibuk kepo itu menghampiri Beryl dan Allesya.

"Shut shut," sembari menaik turunkan kedua alisnya "Lu namain kontak Reynand di embel embel mambu? tandanya Reynand itu spesial buat, Lu. Ya kan? biasanya feeling gua ga pernah salah." Ayu melipat kedua tangannya di dada.

Bacot bocah sumpah. Ngurus ngurus gua segala -batin Allesya sembari memegang jidatnya.

Di sisi lain Beryl menyenggol lengan kiri Allesya sembari menaik turunkan alisnya. Ekspresinya seperti memberitahukan sesuatu.

Dan ya, ponsel Lesya sedari tadi ada yang menelpon. Itu adalah ' Reynand Mambu '.

"Reynand mambu, Lu nelpon tuh." Beryl melirik ponsel Lesya.

Allesya ragu - ragu tuk mengangkatnya. So, akhirnya ia pun pergi meninggalkan 2 bocah bacot untuk segera menuruni anak tangga.

~~~

"Mana si, Lesya lelet banget" kanan kiri depan belakang Reynand berjalan nganggur.

Duduk diam di kursi taman belakang. Menunggu Allesya yang lelet menuju taman belakang. Step step kaki terdengar jelas, jelas, dan lebih jelas lagi hingga step kaki itu hilang. Reynand membuka matanya perlahan, di dapatinya ibu guru yang meminta tugas fisika dari Reynand.

"Astaghfirullah, haduh Ibu.. kirain sapa. Ibu mau apa?"

"Mau apa - mau apa, muka sok polos kamu gak mempan sama saya. Mana tugas kamu!?" sembari menurunkan sedikit kacamatanya.

Terbelalak mata Reynand yang sedari tadi belum ia tuntaskan tugasnya. Melirik kesana kemari mencari ide yang bagus untuknya.

"Aaa itu.." menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

Ibu Santi masih terdiam melihat kelakuan khas Reynand yaitu melirik kesana kemari entah mencari apa, mungkin ide untuk selamat dari Bu. Santi.

Tidak ada angin, tidak ada badai. Tiba - tiba..

"Haii, Reynand! Maaf gua telat. Eh Ibu.. hehe" bersalaman bak anak baik yang nyatanya fake.

Haduhhh.. ni anak kenapa dateng telat bego! Kan jadinya rumit kayak hidup gua. eh ga deng. -batin Reynand

"Ibu kenapa disini?"

"Tugas fisika Reynand."

"Ouh, tadi saya masih pinjam bu. Biasa, buat nambah wawasan. Maaf ya bu, nanti saya kasihkan ke, Ibu."

Spontan membuat Reynand terkejut dan melihat ke arah Allesya dengan ekspresi seperti melihat sesuatu yang luar biasa.

"Aa.. aa.. Lesya, lo kan-" belum sempat Reynand berbicara, kakinya diinjak oleh Allesya dengan sangat keras.

"AADUHH!!!" sembari memegang kakinya.

"Kenapa, Reynand?"

"Nggapapa bu, digigit semut kaleng."

"Yaudah, ibu pergi dulu ya" wanita parus baya itu lama kelamaan hilang ditelan oleh jalan.

Masih memegangi kakinya, alias punggung kakinya yang masih sakit. Allesya sedari tadi hanya menatap tanpa belas kasihan.

Reynand duduk sembari tangannya memukul mukul kursi bak memberi kode untuk menyuruh Allesya duduk di sampingnya. Tapi sayangnya, lagi lagi ia tak mau duduk. Berdiri dengan tangan di dada.

Hanya angin yang menjadi ketiga setelah mereka berdua.

"Lesya."

"Hm?" sembari menguap.

"Aa.. gua-" terpotong oleh Allesya "Lelet bener lo"

Allesya mengernyit melihat dari arah belakang Reynand. Terlihat seseorang berlari menuju mereka. Siapa? ya siapa lagi kalo bukan Beryl.

"Lesya, Lo dicariin sama Agra. buruan gih kayaknya penting!" terengah engah saat ia mengucapkannya.

Spontan gua ninggalin Reynand tiba - tiba. Toh dia juga sering ninggalin Allesya secara tiba tiba, apalagi pas susah.

***
tbc.
hehe baru bisa update ya, soalnya ya.. biasa banyak tugas. Itupun kuotaku hmm lumayan sekarat😂

ALLESYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang