"Dimana Jimin? Aku harus bertemu dengan nya!" Ucap Haein pada seorang pengawal penjaga pintu masuk rumah jimin. Pengawal yang di tanyai hanya menatap haein dengan tatapan bingung. Ia sulit untuk mengenali gadis itu
"Maaf, anda siapa?" Tanya pengawal itu. Haein dengan nafas memburunya itu pun langsung menyingkirkan poni dan beberapa helai rambut yang menutupi wajah nya
"Ini aku, Haein!" Ucap nya. Pengawal itu menyipitkan matanya. Menatap Haein dari atas sampai bawah. Mengenakan pakaian pasien Rumah sakit jiwa, tanpa alas kaki, rambut berantakan, dan penuh dengan keringat. Sangat jelas bahwa gadis ini melarikan diri.
"Nona Haein?" Tanya pengawal itu.
Dengan tempo yang cepat, haein menganggukkan kepalanya
"Ye. Aku Haein."
"Astaga, nona Haein? Maaf, saya tidak mengenali anda" kejut pengawal itu ketika sadar bahwa gadis yang mengaku dirinya Haein itu ternyata benar-benar Haein, kekasih Jimin
"Tidak apa. Dimana jimin? Aku ingin bertemu dengannya!" Ucap haein terburu-buru.
"Tuan Jimin ada di dalam, nona!" Ucap pengawal itu. Haein menghela nafas lega saat mendengar bahwa jimin ada di dalam sana.
"Sudah berapa kali Appa katakan pada mu, bahwa Appa.. tidak akan membatalkan perjodohan kalian!"
Haein menahan tangan pengawal yang hendak membuka pintu untuk nya saat mendengar teriakan seorang namja yang tak lain adalah tuan Park ayah jimin dari dalam sana
"Tapi Appa, bagaimana dengan Haein?"
Dan terdengar juga, suara Jimin
"Katakan saja padanya, bahwa kau akan menikah dengan gadis lain. Apa susah nya?" Ucap tuan park
"Appa... tidak mudah mengatakan semua itu padanya. Dan, aku juga tidak mungkin bisa meninggalkannya!" Ucap jimin
"Kenapa? Apa kau begitu mencintai gadis itu sehingga kau berani membantah appa?" Tanya tuan Park
"Ye appa. Aku sangat mencintai nya, dan aku tidak akan pernah meninggalkannya. Aku, sudah berjanji pada nyonya sohye untuk selalu menjaganya!" Ujar jimin
"Kalau begitu, lakukan. Lakukan saja semua yang kau inginkan tanpa pernah memperdulikan Appa. Silahkan tinggalkan rumah ini jikankau tetap ingin bersama gadis itu!"
"Appa, apa yang kau katakan?"
"Selama ini, aku selalu membiarkan mu melakukan apa yang kau suka jimin. Membiarkan mu masuk ke sekolah Seni tanpa mengekang mu untuk fokus menjadi penerus perusahaan Appa nantinya. Sekarang, pikirkan lah jimin. Kau harapan Appa satu-satunya. Kau putra pewaris Appa." Ucap tuan Park
"Kalau begitu, atas dasar apa Appa melakukan semua ini? Bukankah perjodohan ini hanya karena Bisnis?
Apa Appa lupa? Haein juga mempunyai perusahaan besar, jika itu adalah tujuan Appa! "Ucap Jimin
"Kau tau? Haein memang adalah pemikik sah TQ group. Namun, pemegang perusahaan itu saat ini adalah Appa nya, tuan seokjin. Dan kau tau bagaimana haein sekarang? Appa nya bahkan tak lagi peduli padanya. Itu yang harus kau garis bawahi."
"Appa, hentikan!" Keluh jimin
"Apa pun yang terjadi, perjodohan mu.. akan tetap berlanjut!" Ucap tuan park menegaskan.Haein kembali menenggelamkan kepalanya ke dalam air hangat yang menjadi pelampiasan perasaannya saat ini. Mengingat perdebatan antara jimin dan Tuan park saat itu, membuat Haein kembali merasakan sakit yang amat di hatinya. Saat itu, ia akan meminta bantuan jimin dari kejaran para perawat Rumah sakit yang terus mengejarnya, namun apa yang ia dapat lebih buruk dari pada rasa lelahnya berlari saat itu.
Ada satu hal yang datap ia sadari saat mendengar perdebatan mereka, bahwa.. tuan park merestui hubungan mereka hanya saat Sohye hidup. Saat Haein belum kehilangan semuanya. Namun, apa yang dikatakan tuan park benar. Appa nya, seokjin tak lagi peduli padanya.Beberapa menit kemudian, Haein memutuskan untuk mengakhiri kegiatannya itu. Ia memakai piyama handuknya, tak lupa juga mengambil satu handuk untuk membungkus rambutnya.
Ia leluar dari kamar mandi, melihat sekeliling kamar nya, kemudian matanya tertuju pada CCTV yang tergantung di atas sana.
'Untuk apa mereka memasang CCTV? toh aku juga tidak akan kabur!' Haein membatin.
Ia menghela nafas, kemudian berjalan ke arah lemari baju. Ia masuk ke dalam lalu. Dan apa lagi yang dilakukannya selain memakai baju.
Setelah selesai dengan urusannya di dalam lemari besar itu, ia pun keluar dari sana. Kembali menatap seisi kamar nya. Ia menghela nafas saat mendapati foto nya bersama Jimin masih ada disana. Haein mengambil sebuah tempat sampah kecil yang terdapat di sudut ruangan kamarnya, mengambil beberapa foto dan 2 boneka, lalu memasukkan nya ke dalam tempat sampah itu. Ia kembali berpikir, apa lagi yang telah jimin berikan pada nya? Pandangannya tertuju pada gitar yang berada di sofa panjang tempat nya selalu bersantai
"Apa harus ku buang juga?" Tanya nya pada dirinya sendiri.
.
.
.
."Apa yang akan dilakukan gadis itu ketika pulang sekolah?" Tanya jungkook
"Dia hanya akan mengurung diri di dalam kamar. Tidak ada kegiatan lain yang ia lakukan. Sudah seminggu, ia hanya melakukan hal itu!" Jawab hyeun
"Apa yang dia lakukan?"
Hyeun menatap jungkook kesal. Ia benar-benar sedang dalam keadaan malas untuk menjelaskan
" jam 08 pagi,dia sudah tidak ada di rumah.saat itu lah para pelayan masuk ke dalam kamar nya dan membersihkan. Sepulang sekolah, ia akan menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk berendam, kemudian makan siang, lalu kembali masuk ke dalam kamar nya. Menonton sebuah rekaman, kemudian tertidur" jelas hyeun
"Rekaman apa yang ia nonton?" Tanya jungkook penasaran
"Entahlah. Yang aku tau itu hanyalah sebuah rekaman. Jika kau benar-benar penasaran. Tanyakan pada pengawal yang bertugas di bagian CCTV!" ucap nya kemudian membalikkan tubuhnya untuk menghindari pertanyaan dari jungkook lagi.
"Apa dia punya, semacam penyakit?"
"Bukan penyakit, tapi semacam trauma. Ia tak bisa mendengar suara Cekrekan Kamera. Jika tidak, ia akan sesak, pusing, kemudian pingsan!kenapa tidak tanyakan tentang kekasihnya juga?" Tanya nya,benar-benar sedang malas.
"Ah benar,apa namja yang mengantar nya itu,adalah kekasihnya?"tanya jungkook
"Aisch.. hentikan! Aku tidak tau. Lebih baik tanyakan saja sendiri!" Ucap hyeun jengkel di buat jungkook
"Eii.. yak! Apa gunanya aku bekerja disini kalau tidak mengetahui semuanya? Sudah seminggu, tapi aku bahkan tidak tau apa-apa!" Ucap jungkook tak kalah jengkel nya.
Hyeun memutar bola mata malas menanggapi namja itu.
"Yak.. belum waktunya untuk istirahat. Masih ada tugas yang harus kita kerjakan!" Ucap jungkook lalu melempar sebuah bantal kearah hyeun sampai mengenai kepalanya.
"Aisch.. yang benar saja. Kenapa harus kita? Berikan saja tugas itu pada bawahan kita!" Ujarnya sambil menyingkirkan bantal yang di lempar jungkook kemudian memeluknya
"Biarkan aku istirahat! Keluar dari kamar ku!!" Suruh hyeun
"Eisch.. bawahan macam apa kau ini!" Umpat jungkook. Disatu sisi ia ingin memarahi hyeun, tapi mengingat bahwa gadis ini telah bekerja keras, membuat nya kemudian berubah fikiran
"Istirahatlah!" Ujarnya kemudian keluar dari kamar itu.
"Tim 2,.. ini Big boss. Bantu aku memasang sesuatu! Cepat!" Perintah jungkook melalui alat penghubung di telinganya."Lepaskan foto itu dan pasang dengan foto yang itu!" Perintah jungkook pada beberapa pengawal. Yang di perintah itu pun langsung mengangguk dan melaksanakan tugas yang di perintahkan oleh jungkook. Sementara bawahannya mengerjakan apa yang di tugaskan, jungkook melirik ke arah pintu kamar Berwarna merah jambu yang tak lain adalah kamar Haein.
'Sudah waktunya untuk makan siang' batin jungkook.
Dan benar saja, pintu itu terbuka. Menampilkan seorang gadis dengan sendal rumah, baju santai, dan rambut yang di ikat kebelakang. Gadis itu menuruni tangga, jungkook masih saja menatap nya.
"Big boss.. mau di letakkan dimana? Apa di gudang?" Tanya seorang pengawal yang sudah berhasil melepaskan sebuah bingkai foto yang cukup besar dari dinding, sesuai perintah jungkook.
Jungkook sama sekali tak mendengar apa yang dikatakan oleh pengawal itu. Tatapannya masih terpaku pada gadis yang sedang menuruni tangga.
"Big boss.." panggil pengawal itu lagi
"Big boss, harus di letakkan dimana foto ini?" Sekali lagi, pengawal itu kembali bertanya. Masih tak ada jawaban. Jungkook masih sibuk memperhatikan gadis yang sama sekali tak memperdulikannya
"Big boss!!!"
"Oh ye. Ada apa?"
Pengawal tadi menghela nafas saat akhirnya jungkook sadar dari dunianya.
"Mau diletakkan dimana?" Tanya nya sekali lagi
"Bawa ke gudang saja!" Suruh jungkook. Pengawal itu pun mengangguk,
"Mau kalian kemanakan foto pernikahan Appa dan eomma ku?"
Jungkook, dan para pengawal itu langsung saja melirik ke arah sumber suara. Yah, dia adalah Kim Haein. Tiba-tiba saja bersuara ketika melihat foto pernikahan Appa dan Eomna nya di lepas.
"Pasang kembali!"
Kini, haein telah berdiri di depan jungkook. Mempertemukan manik mereka.
"Aku bilang pasang kembali!!!" Ucap Haein menegaskan
"Maaf, tapi ini adalah perintah tuan seokjin. Kami harus mengganti foto lama dengan foto pernikahan tuan seokjin dan nyonya hana!" Ucap jungkook menjelaskan
"Tidak boleh! Foto itu tidak boleh berada di rumah ini!!!"
"Teruskan! Bawa foto itu ke gudang, dan kalian.. pasang foto itu!" Perintah jungkook tanpa memperdulikan haein.
"Hentikan!!!!"
"Lakukan dengan cepat. Waktu kalian 5 menit!" Perintah jungkook lagi, dan lagi tak memperdulikan haein
"KUBILANG HENTIKAN!!!"
Jungkook menatap haein dengan tatapan tak percaya saat mendapatkan teriakan dari gadis itu. Mereka kini terpaku, tak ada yang berbicara ataupun bergerak sama sekali setelah teriakan Haein
"KAU YANG HARUS HENTIKAN, HAEIN!!!!"#BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
The BIG BOSS
RandomKebahagiaan? Apa masih ada untuk seorang gadis bernama Kim Haein? Semenjak kepergian Ibu nya, Semua orang meninggalkannya. Tepat pada hari Ulang tahunnya yang ke-19, semua berubah. Hari yang seharusnya menjadi hari kebahagiannya, adalah awal dari pe...