" aku mencintaimu dengan cara yang berbeda, cukup dengan debaran jantung dan rona wajah memerah yang entah sampai kapan"
Suasana warung pinggir jalan sangat ramai oleh pengunjung, meskipun tempatnya tergolong biasa tapi jangan remehkan rasa dari bakso mang jaja yang cukup populer. Warung bakso langganan dev dan rana, tidak jauh dari jalan masuk ke kompleks perumahan rana.
Rana menghela nafas pelan laki laki yang saat ini duduk dihadapannya,bukannya menikmati makanan yang sudah dipesannya laki laki itu justru mengaduk ngaduknya dengan garpu. Mematap bakso pesanannya tanpa minat.
Wajah tampannya terlihat frustasi, lengan kemeja ia gulung sampai siku, dua kancing teratasnya juga sudah terbuka,ditambah lagi dengan rambutnya yang acak acakan. Dia tidak lagi terlihat seperti seorang dosen yang penuh wibawa.
"Ada apa?" Tanya rana pelan.
Dev hanya menatap rana sekilas lalu kembali mengaduk ngaduk baksonya.
Rana tersenyum tipis, dari ekspresi yang ditunjukkan dev, dia sudah apa paham kenapa laki laki itu terlihat sangat frustasi.
"Masalah oma?"
Dev berdecak pelan, mengusap wajahnya dengan kasar.
"aku nggak paham sama jalan pikiran oma, dia masih terus berusaha jodohin aku sama perempuan pilihannya, padahal dia tahu aku selalu menolak."
Rana tersenyum tipis, hatinya sedikit ngilu mendengar penuturan dev. Jadi oma masih berusaha menjodohkan dev dengan perempuan lain?
Rana berdehem pelan, meraih tangan kanan dev yang berada di atas meja lalu menggenggamnya lembut.
"terus masalahnya dimana dev? Oma cuma mau kamu dapetin perempuan yang terbaik" lagi lagi rana menunjukkan senyum palsunya saat mengucapkan kalimat bijak itu.
Dev menatap rana gusar.
"Aku nggak mau ra, aku nggak mau dijodohkan nggak siapapun. Aku udah ngomong itu berkali kali tapi oma tetap keras kepala, aku bingung gimana cara ngadepin oma"
Rana terdiam sesaat, membalas tatapan gusar laki laki itu dengan senyum tipis.
"Dev, coba kamu pahami oma, nggak ada salahnya mengikuti kemauan dia, toh itu juga untuk kebaikan kamu"
Dev berdecak kesal, menarik tangannya dari genggaman rana.
"Kamu nggak paham ra!!, kamu tau selama ini aku menolak semua perjodohan itu karena siapa?" Ucapnya frustasi,
Rana menunduk sejenak lalu kembali menatap dev dengan memasang wajah cerianya.
" oma cuma mau kamu menemui mereka dev, nggak ada salahnya" ucap rana pelan.
Dev menggelengkan kepalanya, menatap rana tidak percaya.
"aku cumw memikirkan perasaan kamu ra"
Rana tersenyum miris, memikirkan perasaannya? Bagaimana bisa dev mengatakan hal itu dengan mudah. Bahkan untuk membelanya didepan oma saja laki laki itu tidak mampu. Bagaimana bisa dia menjaga perasaannya?
"Sudah dev, ayo kita pulang,udah malam" ujar rana pelan. Lebih baik dia menghentikan perdebatan mereka, dia tidak ingin emosi dev terpancing. Laki laki itu cukup sulit mengendalikan emosinya.
Dev menghela nafas pelan, mengiyakan ucapan rana.
"Kamu tunggu di mobil"
Rana mengangguk pelan, meraih tasnya lalu melangkah keluar menuju mobil dev.
Ternyata bukan hanya masa lalunya yang suram, kisah cintanya saat ini juga tak kalah menyedihkan. Dia mencintai sepupu tirinya sendiri, anak dari adik om andra, papa tiri rana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
Romance*Rana Annisa Bagaskara aku hanya perempuan biasa yang masih terbelunggu dengan masa lalu, sulit untuk lepas dari bayang bayang luka yang selama ini menemaniku. selain adik dan papa tiriku, ada satu laki laki yang selalu menjadi alasanku untuk bertah...