Kesalahan besar jika kita menganggap Allah tidak adil,karena pada hakikatnya Allah memberikan semua yang kita butuhkan.seringkali kita mengeluh karena suatu hal yang dimiliki orang lain tapi tidak kita miliki. Terkadang Kita lupa menyadari kalau Kita juga memiliki sisi istimewa yang belum tentu dimiliki oleh orang
Lain.Allah memberikan kita anugerah yang berbeda beda bukan tanpa alasan,Dia ingin kita saling melengkapi dan mensyukuri setiap anugerahnya"
Rana tersenyum menatap dev yang tampak berwibawa di atas panggung.pria itu sedang menjadi pembicara dalam salah satu seminar keagamaan yang diadakan di kampus. Pesertanya lumayan banyak, dan didominasi dari kalangan akhwat.maklumlah, penggemar setia dev.Rana duduk dengan kesal di kursi peserta,wajah mungilnya ditekuk sambil sesekali matanya melirik dev yang masih asyik meladeni pertanyaan2 salah satu penggemarnya.menyebalkan , bagaimana tidak? acara seminar sudah selesai dari 2 jam yang lalu tapi ke3 penggemar itu masih setia menyerang dev dengan pertanyaan2 yang menurut rana hanya mengada ngada,sengaja mengulur waktu agar dev lebih lama berada bersama mereka. Tidak mungkin ke 3 gadis itu tidak mengerti dengan manfaat puasa bagi kesehatan tubuh, rana sangat mengenal ke 3 gadis itu, mereka adalah lulusan fakultas kedokteran,bukan hanya itu mereka juga salah satu anggota pengajian rutin yang diadakan oleh salah satu organisasi keagamaan di kampus.
15 menit kemudian ke 3 gadis itu beranjak dari tempat duduknya lalu menundukkan kepalanya memohon pamit, mereka hanya melirik rana sekilas lalu melangkah keluar dari aula.
"Kamu kenapa nisa?"Tanya dev dengan lembut sembari menahan tawa melihat wajah rana yang memerah menahan kesal.
"Bapak dev yang terhormat,aku nggak bantuin rafa di coffeshop cuma buat datang ke seminar kamu, tapi apa? Kamu malah asyik sama cewek cewek itu???"tanya Rana dengan kesal. Wajah mungilnya yang memasang tampang marah justru terlihat sangat menggemaskan di mata dev.pria itu tertawa keras sambil memegangi perutnya. Rana semakin merengut kesal bibir mungilnya mengerucut. Kenapa pria dihadapannya sangat meremehkan waktu kerjanya yang terbuang begitu saja.menyebalkan.
"Mereka itu cuma cari perhatian kamu dev!!!!mereka itu sarjana kedokteran, tapi malah sok bertanya tentang manfaat puasa. Modus,nyebelin banget ."Rana masih menggerutu kesal.
"nggak apa apa nis,mungkin masih ada yang belum mereka pahami. Toh nggak ada salahnya bertanya untuk memperdalam pemahaman.lagian menjawab pertanyaan mereka itu tugas aku sebagai pembicara dalam seminar."dev berusaha menjelaskan. Sebenarnya dia tahu tentang ke3 gadis itu. Dia hanya sengaja membuat rana kesal, entah kenapa ada rasa bahagia setiap kali melihat rana marah karena kedekatannya dengan perempuan lain.
"Alasan. Padahal kamu juga menikmati dikelilingi cewek cewek itu kan? Ngaku aja deh!! wajar sih mereka kan cantik, cerdas, sholehah lagi"rana masih melanjutkan aksi ngomelnya. Kali ini wajahnya semakin ditekuk membuat Dev semakin gemas melihatnya.
"Mereka bukan tipe aku nis"
"Omong kosong.mustahil kalau kamu nggak tertarik sama mereka"
"Ya ampun nisa,kenapa harus diperpanjang? Ini cuma masalah sepele"
"Bagi kamu ini masalah sepele,tapi bagi aku ini masalah besar. Waktu itu seperti uang dev, sangat berharga"
Dev tersenyum kecil,percuma berdebat dengan rana, gadis keras kepala itu sudah pasti tidak mau mengalah.jalan satu satunya adalah dev yang harus meminta maaf.
"Iya. Aku yang salah,maaf yah" ujar dev kemudiab sambil memasang wajah memelasnya
Rana tampak berpikir sejenak,matanya menatap dev dengan seksama kemudian kembali memasang senyum manisnya.sebuah ide brilian baru saja ia temukan. Dev yang melihat ekspresi rana yang terlihat ganjil mulai merasa gelisah.ditambah lagi dengan tingkah gadis itu yang melipat kedua tangannya di depan dada,sempurna.sepertinya kali ini permintaan maafnya membutuhkan mental yang kuat atau mungkin dompet yang lebih tebal.semoga saja kali ini bukan dompetnya yang menjadi sasaran.semoga ya Allah,dev berharap harap cemas dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Hati
Romance*Rana Annisa Bagaskara aku hanya perempuan biasa yang masih terbelunggu dengan masa lalu, sulit untuk lepas dari bayang bayang luka yang selama ini menemaniku. selain adik dan papa tiriku, ada satu laki laki yang selalu menjadi alasanku untuk bertah...