3. X-IPA 1

319 40 19
                                    

Heart Attack --- X-IPA 1

Gadis dengan rambut panjang dan poni rata, serta tangan kiri yang ia masukkan ke rok abu-abunya. Gadis bernama Shofia Milhea Azahra yang lebih sering dipanggil Shofi ini melangkahkan kaki dengan malas memasuki sekolah.

Ia berjalan menyusuri koridor kelas 10. Gadis itu berhenti di deretan mading kelas 10. Ia membaca satu persatu nama di mading itu.

Lah, kok nama Shofi gak ada, ya?. Tanya batin Shofi heran bahwa 'nama' nya tidak ada.

Gadis cantik itu membaca ulang nama nama yang tertera di mading. Setelah sadar, ia menepuk keningnya sendiri, he goblo. Nama panjang gue kan Shofia Milhea Azahra, ya?

"He Shopiiii!!! Kita satu kelas lagi dong!!" seru Rosi sambil berlari-lari kecil bersama Dayun dan Jihan di belakangnya.

"Kita satu kelas, lagi." ucap Jihan kalem, tak lupa dengan cengiran khas nya.

Shofi mengangguk pelan, "gue gak mau duduk sama Rosi lagi." tolak nya mentah-mentah.

"Yahh, sayangnya semua tempat udah puenuhhhh." ujar Rosi memberi tahu, yang sebenarnya adalah ia sedang merayu sang sahabat.

"Lo emang udah ditakdirin ama Rosi, Sop." ejek Dayun seraya merangkul pundak Somi.

Shofi seketika mendelik, "he banted. Gue masih normal ya."

Dayun yang mempunyai selera humor receh itu langsung tertawa ngakak sampai mata segaris nya itu menghilang. "Guyon doang gue elah."

"Yok para kolektor dosa, mari kalian masuk neraka."

"Yeu syialan!" umpat Rosi dan Dayun sambil menoyor kepala Jihan.

Mereka pun masuk ke kelas X-IPA 1

Shofi duduk ditempat yang sama dengan Rosi. Dayun duduk di samping gadis cantik yang mempunyai tubuh tinggi yang terlihat sangat cantik. Dengan wajah imutnya.

Sedangkan Jihan duduk disamping gadis cantik yang terlihat sangat cantik. Ah, kelihatannya gadis itu akan menjadi primadona atau semacamnya karena ia terlihat sangat friendly.

Tak lama, guru laki-laki pun masuk. Hidungnya terlihat kecil, namun lumayan mancung. Cocok untuk wajahnya yang terlihat berkharisma, dan tubuhnya yang tinggi tegap dengan sepatu pantofel hitam yang sangat pas untuk tubuhnya itu.

"Assalamualaikum, semuanya. Nama saya Muhammad Irfan Sukma Adipati. Kalian bisa manggil saya Sir atau pak karena saya guru bahasa Inggris disini dan sekarang jadi wali kelas kalian." ucap tegas guru bernama Pak Irfan itu. Guru yang satu ini masih muda, ia terlihat seperti guru magang yang... tampan.

"Kalau sayang boleh gak pak?!" celetuk salah satu murid disana yang langsung dihujani dengan tatapan menghujat dari satu kelas.

Pak Irfan yang mendengar itu hanya tersenyum penuh arti. "Oke, saya lihat nama nya satu persatu, ya." guru itu mengambil buku absen X-IPA 1. "Alisya Hikari Selvina?"

Gadis berponi rata yang duduk disamping Dayun tadi mengangkat tangan. "Hadir."

"Gevan Alvin Syahreza?"

Cowok jangkung yang duduk dekat jendela itu mengangkat tangan tinggi. Tanpa berbicara sepatah kata pun, ia menurunkan tangannya, lagi.

Gerakan sederhana yang membuat beberapa cewek dikelas melirik nya, tertarik.

"Hanindra Bratadikara Nayaka?"

Seluruh kelas menoleh pada cowok tampan yang duduk didepan meja guru.

Heart Attack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang