4. Collab?

282 38 9
                                    

Heart Attack--- Collab?

Sudah hampir dua bulan Shofi menjalani masa SMA.

"Eh Shofi! Elo dipanggil Bu Rena di ruangannya!" seru Keno memberi tahu. Anak itu kini telah menjadi ketua kelas karna ia mempunyai sifat yang tegas walaupun ya, seperti itu.

Shofi bangkit dari tempat duduknya. Ia keluar kelas dengan wajah tak ada niat.

____

"Shofia, untuk acara ulang tahun SMA ini, ibu berharap kamu mau collab dengan kakak kelas kamu. Akustikan." ujar Bu Rena memberitahu.

"Saya gak bisa nyanyi, bu." tolak Shofi, bohong. "Rosi punya suara yang lebih Bagus dari saya,"

Bu Rena mengulas senyuman mengerti, bahwa muridnya ini sedang berbohong, "Shofia, saya tau kemampuan kamu, saya juga tau kemampuan Rosi. Karna itu, saya menyuruh Rosi untuk main drama musikal dan kamu akustikan sama kakak kelas."

Dengan terpaksa, akhirnya Shofi menurut. "Siapa yang main gitar?"

"Aksa. Dia jago main alat musik." jawab Bu Rena tenang.

"Aksa?!" pekik gadis kaget, "apa dia setuju, bu?"

"Karna itu, ibu mau minta kamu untuk membujuk Aksa. Tolong ya, Shofia. Saya mengandalkan kalian berdua." ucap Bu Rena yang langsung bangkit dan berjalan keluar.

____

Shofi mengerlingkan matanya ke sekeliling lapangan. Gadis cantik itu mencari kakak kelas yang akan berduet bersama nya di acara ulang tahun SMA nanti.

Tapi, nihil. Ia tidak menemukan Aksa.

Gadis cantik itu kembali menyusuri sekolah. Ia berjalan ke atap sekolah, bahkan sampai ke tempat ekskul kakak kelas itu.

Kemana sii? Apa jangan jangan badannya mulus dia juga makhlus mulus?

Sampai tak sadar kini ia sudah ada dikoridor kelas XII. Seorang anak kelas X yang menginjakkan kakinya di koridor kelas XII sepertinya sangat asing disini, sampai semua tatapan mata bertuju pada Shofi.

Sial. Aksa tak ditemukan.

Shofi kini berniat menuju ke kelas Aksa.

Gadis itu dengan sopan mengetuk pintu kelas XII IPA 3 yang tengah ribut. "Permisi, k-kak?" Tanyanya gugup sampai membuat semua orang dikelas itu jadi menatap Shofi.

Kalian tahu rasanya, bukan?

Seorang kakak kelas tampan dengan tubuh menjulang dan rahangnya yang tegas terlihat menghampiri Shofi dengan langkah yang tergesa-gesa karena sepertinya ia sedang buru-buru. "Kenapa, dek?"

Shofi tersenyum canggung. "Didalam ada kak Aksa, kak?"

Kakak kelas itu, Sean, si ketua OSIS sekolah, kini tersenyum ramah. "Aksa biasanya lagi di rooftop jam segini, kesana aja."

Shofi tersenyum sopan dan menunduk, pamit pergi untuk mencari Aksa.

___

Shofi kini berjalan ke arah rooftop, sampai akhirnya ia menemukan 6 kakak kelas yang sedang duduk santai disana.

Yang ia tahu hanya 4 orang. Vero, Nando, Julian, dan Aksa. Dua orang lagi, perempuan.

"Permisi." ucap gadis itu mencoba sesopan mungkin.

Vero terlonjak kaget, "ada apa, dek?"

"Anu, saya nyari kak Aksa." jawab Shofi agak menunduk mali.

"Ohh." Julian manggut manggut mengerti, "he Sa. Ada yang nyariin elo." Julian menggoyangkan tubuh kerempeng Aksa.

"Apa?"

"Tu adkel, nyariin," Nando memberi tahu, menunjuk arah Shofi dengan menggerakkan dagunya.

Shofi yang ada di sudut rooftop hanya melihat mereka dengan ekspresi yang dibuat sesopan mungkin.

Aksa berjalan mendekati Shofi, "Hn?"

"Bisa kita ngomong sebentar?" tanya Shofi menawarkan.

Aksa mengangguk, ia mengikuti Somi yang keluar dari rooftop, "lo mau nembak gue?"

"Geer!" tukas Shofi tak terima.

"Kenapa?"

"Buat acara ulang tahun sma ini. Nanti--"

"Elo collab sama gue? No!" tolak Aksa mentah-mentah.

Shofi tertegun, "kak, plis. Gue udah janji sama bu Rena."

"Hm.. tapi ada syaratnya." Aksa mengulas senyuman licik.

"Kak, senyum elo kayak om pedofil."

Aksa mencibir, "Jadi jongos gue selama dua bulan!

Shofi terlonjak kaget, "ha?! Dua bulan?! Lama banget buseet."

"Tiga bulan? Oke, siyap. "

"Kak! Plis! Jangan."

"Hm, kalo gitu gue gak mau."

"Aish! Iya! Dua bulan kan?"

"Oke, pinter." ucap Aksa seraya mengacungkan jempolnya, "Elo balik bareng gue, nanti."

"Gak bisa. Gue pulang sama Vero."

"Lah, Vero sape lo?" tanyanya heran. "Vero mah jomblo bukan?"

"Bukan urusan looo yaaa," balas Shofi yang langsung pergi meninggalkan Aksa. "Makasih kak!!"













 "Makasih kak!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heart Attack Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang