thank u, next

422 101 21
                                    

Sepi ya? Unpub ajaa gimanaa?

Jangan lupa klik ⭐️ sebelum baca part ini 😍

Happy reading ~

Sebenarnya apa arti kebahagiaan? Karina sangat frustasi saat mencari makna dari kata bahagia. Gadis itu merasa dunia ini tak adil padanya. Ia benci terlahir dengan nasib seperti ini.

Pandanganya menatap lurus ke depan, membayangkan seperti apa nasibnya jika ia terlahir bukan sebagai Karina Yoo. Akankah lebih baik dari ini atau malah semakin buruk?

Sebenarnya Karina jarang mengeluh, hanya saja kali ini rasanya ia benar-benar benci hidupnya. Ia benar-benar tak menyangka kalau tiga hari lagi ayahnya akan bersanding dengan orang lain dan secepat itu papahnya menemukan pengganti sang mamah. Karina sakit, teramat sakit pada relung hatinya. Mengingat betapa kerasnya sang mamah mencari nafkah dari pagi sampai malam membuat Karina semakin membenci kehadiran sang papah.

"Bengong aja, mikirin apa sih?"

Perkataan Giselle, mampu mengembalikan kesadaran Karina.

"Gapapa, cuma lagi pusing aja." jawab Karina singkat.

Saat ini mereka sedang berada di kelas karena jam pelajaran sudah dimulai, tapi nampaknya kelas mereka sedang tidak ada pelajaran.

"Beneran? Lo ada masalah?" tanya Giselle.

Selain Yoshi, hanya Giselle lah yang mau berteman dengan Karina. Mengingat betapa urakannya Karina, membuat orang yang ingin berteman akan berpikir dua kali.

Membahas Yoshi, Karina jadi teringat insiden kemarin. Ia menghembuskan napasnya, melirik ke sudut depan, tempat Yoshi duduk. Pemuda itu nampak asyik dengan bukunya. Karina menatap datar punggung Yoshi. Sebenarnya ia tahu alasan kenapa Yoshi mengatakan hal seperti kemarin. Semalam, ia masih sadar saat Yoshi menjelaskan semuanya. Karina hanya merasa sedikit gengsi untuk meminta maaf pada Yoshi.

"Gue berantem sama Yoshi kemarin." curhat Karina.

"Alasannya?"

"Gak ada. Bentar lagi juga baikan kok." ucap Karina.

Giselle terdiam lalu mengangguk paham kalau tidak semua masalah Karina bisa diceritakan.

"Oh iya, kemarin ada adik kelas nyari Yoshi."

Giliran Karina yang mengerutkan alisnya.

"Winter. Anak kelas sepuluh. Setelah Yoshi dengan seenaknya bubarin rapat buat nemuin lo kemarin, Winter dateng."

"Bentar. Yoshi bubarin rapat?"

Giselle mengangguk.

"Si Jaehyuk bilang lo berantem sama Siyeon lagi terus si Yoshi langsung ninggalin rapat buat nyari elo."

Karina terdiam. Ia merasa semakin bersalah.

"Ah bukan itu intinya. Jadi setelah Yoshi keluar, Winter dateng bawa kayak kado gitu." jelas Giselle.

Sebenarnya Karina tidak ingin memerdulikan ucapan Giselle tentang Winter itu. Toh juga bukan hanya Winter yang sering memberi kado atau makanan ke Yoshi. Namun tiba-tiba perhatian Karina tertuju pada sosok perempuan di luar sana.

"Panjang umur, Rin. Baru aja diomongin, eh orangnya dateng. Kayaknya mau ngasih kado kemarin ke Yoshi deh." bisik Giselle.

Karina masih memperhatikan gerak-gerik Winter. Matanya menatap tajam gadis yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Permisi, kak Yoshi bisa bicara sebentar?"

Samar-samar Karina mendengar pembicaraan Winter dan Yoshi. Bukan hal baru bagi teman sekelas mereka kalau ada yang yang memberi hadiah pada Yoshi jadi mereka abai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EUPHORIA | Yoshinori X Karina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang