Part 1

20 2 0
                                    

.
"Sudah kubilang aku tidak ingin ge'er."

HAPPY READING
.
.

"AKU BAHAGIA KETEMU SAMA KAMU."

Kulihat kamu tersenyum amat lebar membaca tulisan yang kutulis di sebuah buku. Pandanganmu segera menatap kedepan, melihat langit yang sudah menggelap.

"Benarkah? Terima Kasih."

Senyum menawanmu kembali hadir, membuatku sangat bahagia. Kupu-kupu seperti terbang diperutku, dan dadaku terasa berbunga-bunga.

"Terima Kasih sudah membuat hari-hariku berwarna Iren." Katanya kemudian, sambil tersenyum dengan tulus ke arahku.

Aku menggeleng.

Dengan cepat, aku menuliskan sesuatu di bukuku.

"Bukan aku yang membuatmu bahagia....., tapi karena kamulah, aku bisa tersenyum lebar setiap berada didekatmu, membuatku merasa masih menjadi orang yang dibutuhkan. Terima Kasih untuk semuanya.....,"

Kamu lalu mengacak rambutku dengan gemas. Aku terima saja, meski kini rambutku berantakan.

"Aku mencintaimu."

Aku terpana, mataku lantas berkaca-kaca. Kupandang langit malam yang tampak indah karena Bintang yang bertaburan. Tanpa sadar, aku mengingat pertemuan pertama kita.
.
.
***
.
.

BRUKK

Buku yang sudah susah payah kupegang itu kini berhamburan dilantai. Dengan tergesa-gesa, aku segera memungutnya, melupakan sementara seseorang yang menjadi dalang buku-bukuku terjatuh.

"Ma-maaf, sini kubantu!"

Perkataan itu tidak kugubris untuk sementara, aku masih focus memungut buku-bukuku yang masih berhamburan. Tidak lama, suaranya muncul kembali, disertai buku-bukuku yang terjatuh telah ada ditangannya beberapa.

"Ini bukumu, maaf yah, aku tidak sengaja!"

Aku mengambil buku itu, lalu mendongkak menatap wajahmu.

Mataku terbelalak tidak percaya. Apa aku, baru saja melihat raut rasa bersalah? Yang tulus dan tidak dibuat-buat.

"Hei? Kamu mendengarku?"

Tanganmu yang melambai-lambai di depan wajahku lantas membuatku tersadar.

Lalu, kamu tersenyum lebar saat aku menatapmu kembali.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa kamu memaafkanku?" katamu, sambil memasang wajah penuh harap.

Apa aku, tidak salah lihat?

Aku terdiam, ragu-ragu.

Lalu aku meletakkan bukuku sebentar dilantai. Lantas menjulurkan tanganku kehadapanmu. kamu memasang wajah bingung, aku tersenyum kecil. Dengan cepat kuambil telapak tangamu, kamu langsung kaget, kujadikan telapak tanganmu sebagai alas menulis, lalu aku menggores sesuatu dengan jari-jariku diatas telapak tanganmu.

"Aku?" Kamu menatapku sebentar, "Aku kenapa? Coba ulang!"

Aku terdiam sebentar, lalu kembali mengulang goresan-goresan yang tadi.

"Aku memaafkanmu? AH! Maksudnya kamu memaafkanku?" tanyamu.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Caramu sangat unik ketika ingin memaafkan! Kenapa tidak langsung bilang saja?" Lagi-lagi kamu bertanya, dan kali ini dengan wajah yang menampilkan rasa penasaran.

GLASS BEAD [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang