Part 6 END

8 1 0
                                    

'TUK'

Aku tersentak kaget ketika jentikan jari itu tepat berada di depan wajahku. Kulihat kamu tertawa kecil melihat reaksiku. Ah, apa aku lagi-lagi ketahuan ngelamun?

"Lagi mikirin apaan sih? Dari tadi kamu sibuk ngelamun mulu. Bosen yah, disini?" tanyamu padaku.

Aku menggeleng pelan.

Nggak, tentu saja aku nggak bosen disini. Aku nggak pernah bosan ketika berada bersamamu Aksa, tidak banget.

Aku hanya, ntah kenapa, saat ini sangat ingin flashback tentangmu.

"Aku cuman lagi ingat masa lalu."
Kusodorkan kertas itu dihadapanmu. Kamu menaikkan alismu, bingung.

"Jadi itu yang buat kamu ngelamun terus dari tadi?" Kamu mangut-mangut tanda mengerti.

"Kenapa? Kenapa pengen ingat masa lalu?" tanyamu.

Aku hanya membalasnya dengan tersenyum. Kalau aku bisa jelaskan dengan panjang lebar, mungkin aku akan menjelaskannya.

"Pasti nginget tentang aku, yah?? Ayo ngaku!" katamu sambil tersenyum jahil.

Wajahmu yang tersenyum sangat tampan kemudian kamu dekatkan ke hadapanku. Wajahku memerah seketika, dan segera kudorong wajahmu menjauh dengan sedikit kasar.

Iih, curang!!

Jahilnya keterlaluan!

"Iihhh sakit tauk Ren!"

"Leeekkk."

Aku hanya mengulurkan lidahku mengejek.

Itu karena kamu duluan Aksa yang jahil.

"Iihh, imutt banget sih kamu!" katamu sambil mengacak rambutku gemas.

Pipiku kian memerah.

Ah, ini perlakuan yang bisa dibilang sudah selalu kamu lakukan padaku, tapi tetap saja aku selalu berdebar saat kamu melakukannya.

"Udah yokk pulang! Udah makin larut nih, udah makin gelap juga, ntar pulang-pulang aku dimarahin lagi sama bapakmu!"

"Yukk, pulang Iren!"

Aku mengangguk dan berdiri.

Saat ini Aksa memang mengajakku ke sebuah tebing, dimana kita bisa melihat seluruh kota dari atas sini.

Ini adalah tempat favorit kami baru-baru ini saat selesai Ujian Nasional. Aksa yang menemukannya, dan akhirnya mengajakku kesini juga.

Melihat Aksa yang begitu manis, dan perhatian membuatku tenang. Membuatku bahagia.

Sebenarnya, aku penasaran dengan sifatnya yang muncul kala aku diBully oleh kakak kelas itu.

Sifat Aksa yang lain, yang saat ini untung munculnya cuman sekali. Aku nggak bisa membayangkan gimana kalau sifat itu muncul lagi. Karena sejujurnya aku juga takut.

Aku penasaran, dan ingin bertanya pada Aksa, tapi kurasa itu tidak terlalu penting. Aksa juga tidak pernah membahasnya.

Intinya aku berharap cukup sekali saja sifat itu keluar darimu.

Tetaplah seperti Aksa yang biasanya.

Aku,

Dalam lubuk hati paling dalam,

Muncul rasa itu, rasa yang tidak pernah kubayangkan,

Yang berusaha kutahan.

Aksa, kamu sempurna. Kamu baik, tidak sombong, dan paling utama menghargai wanita, menghargai siapa saja, yang terpenting orang itu tidak cari masalah denganmu.

Tapi aksa, apa aku,

Gadis sepertiku pantas menyimpan rasa ini padamu?

Rasa Cinta?

Yasudahlah. Biarlah aky sendiri yang tahu, kamu gak perlu.

Karena bersamamu saja aku sudah senang.

.
.
.
.

TAMAT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GLASS BEAD [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang