Canggung

54 13 12
                                    

Dadang, Feri, dan Dila keluar dari ruangan kantor. Mereka telah selesai ulangan remidi. Alhasil, mereka terlambat pulang sekolah.

"Dang, kok lu tetep dapet nilai merah sih?" Feri terheran-heran. Mengapa dia bisa masuk kesekolah unggulan ini.

"Terserah gue" Dadang menjawab seperti biasa. Ia tidak merasa dapat nilai merah itu sebagai beban.

"Tapi kok lo bisa masuk ke sekolah unggulan ini?" Feri bertanya lagi.

"Gue pake ini" Dadang menggesekkan jari jempol dan telunjuknya.

Dila tidak mendengar percakapan mereka berdua. Ia terlihat seperti sedang marah.

Padahal Dila termasuk anak yang ceria. Ia selalu berbicara tanpa canggung dengan orang yang baru dikenal sekalipun. Tapi akhir-akhir ini, ia sering melamun. Entah karena apa ia jadi sering begitu.

"Gue balik duluan" Dila melangkah lebih cepat dari mereka berdua.

"Gue ikut La" Dadang berlari kesamping Dila. "Gue balik duluan ya Fer"

"Iya"

Rumah Dadang berdekatan dengan rumah Dila, hanya berselang tiga rumah.

Ibu Dila juga meminta Dadang untuk pulang berbarengan dengan Dila. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena Dila adalah anak semata wayangnya.

"La gue mau nanya" ucap Dadang.

"Apa" tanya Dila dingin.

"Lo ada masalah ya? Kalo ada ceritain aja ke gue, siapa tau gue bisa bantu"

Dila hanya diam. Ia tidak menghiraukan pertanyaan Dadang. Ia tetap melangkah, bahkan lebih cepat dari sebelumnya.

"La, lo kok dari tadi diem trus? Cerita donk"

"Terserah"

Kata-kata yang terucap dari mulut Desi sangat singkat, tapi dapat membuat Dadang berhenti bertanya.

Canggung....

Baru kali ini Dadang merasa canggung saat berjalan dengan Dila. Mungkin karena dari dulu Dila lah yang selalu berbicara duluan.

Canggung....

Tidak ada perkataan yang keluar sedikitpun dari mulut mereka berdua. Kalaupun ia harus membuka pembicaraan, ia tidak tahu harus memulai dari mana.

Tiba di depan rumah Dila. Dila langsung memasuki gerbang rumahnya. Ia menoleh Dadang, lalu ia tersenyum kecil.

"Hussh... Pulang sana! gue sibuk nii" Dila mengusir Dadang yang diam mematung tepat didepannya.

"Aku tidak akan pulang sebelum adinda memberitahu masalahnya padaku" Dadang mulai kumat melantunkan naskah ngawurnya.

"Lebay lo" Dila tertawa kecil. Ia memukul kepala Dadang pelan, "nanti gue kasih tahu, sana pulang ke habitat lo"

"Ok ok" Dadang berjalan menuju rumahnya.

Dadang masuk kerumahnya lalu membuka pintu. Ia terheran-heran karena melihat sandal yang asing diterasnya. Biasanya tidak ada yang berkunjung kerumahnya kecuali Dila dan ibunya.

"Assalamualaikum ma, Dadang pulang"

"Waalaikumsalam, sini Dang ada tamu" seru bu Ati.

Dadang berjalan menuju ruang tamu.  Ia melihat wanita yang memakai baju kantoran. Yapp, dia adalah ibunya Dila.

"Wahh, ada tante, kirain siapa tadi soalnya diteras ada sandal jepit"

"Iya, soalnya sepatu hak tante tadi rusak dijalan. Jadi beli sandal jepit deh" bu Riska tersenyum tipis.

"Dang, ganti baju dulu" seru bu Ati.

"Sekarang atau dulu?" tanya Dadang sambil tertawa.

"Sekarang lah"

"Siap 86"

***

Jam menunjukkan pukul 19.34. Dadang berbaring dikasurnya. Menatap atas kamar yang penuh melekat sarang laba-laba.

Mengangkat tangan kanannya seakan ingin menggapai langit.

Matanya berbinar-binar penuh penyesalan akan suatu hal.

Ia bertanya pada dirinya sendiri.

"kenapa dulu gue bully orang? Padahal dia gak bersalah. Seandainya gue gak lakuin itu,  mungkin gue gak perlu pura-pura kayak gini sekarang." 

Dadang berusaha untuk tidak larut dalam penyesalannya. Ia mengambil hp dimejanya, kemudian menonton anime berjam-jam hingga larut malam. Ditengah keasikannya, Terdengar suara notifikasi dari hp Dadang. Ia segera membuka hpnya yang tergeletak dikasur

"Siapa sih malam-malam begini chat gue" gumam Dadang.

         Fadila
Dila
Dang kamu udah tidur?

    Dadang 
Belum, lo jadi ceritain masalah lo waktu itu?

Dila
Ya sebenernya.... ibu gue punya hutang 5 juta, kalo 2 minggu ini gak dibayar, rumah gue mau di sita

Dadang
Mungkin gue bisa bantu, tenang aja

Dila
Gimana gak mau dipikirin, 5 juta dalam 2 minggu

Dadang
Itu mah gampang, kan ada yang ngatur

Dila
Allah?

Dadang
Iya

 
Makasih yang telah dukung dengan vote. Vote itu gratis kok, gak gigit.

Dadang Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang