Upacara hari senin di SMA Mentari berjalan dengan lancar dan tertib. Bendera merah putih sudah berada diujung tiang bendera."Istirahat ditempaaat, gerak!" Suara pemimpin upacara yang begitu keras dan lantang memerintah pasukan upacara untuk istirahat ditempat.
Saat ini para siswa sedang mematung dan akan mendengarkan pesan siaran langsung dari kepala sekolah.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Anak-anak, ada beberapa informasi yang akan bapak sampaikan pada kesempatan ini" pak Andika membuka amanat dengan lancar seperti biasanya. "Hari ini akan ada seleksi untuk memilih satu orang yang akan ikut olimpiade matematika SMP/SMA tingkat Nasional. Jadi seluruh murid di SMA Mentari harus mengikuti seleksi, baik itu kelas 10, 11, maupun 12." Lanjut pak Andika dengan jelas.
"Ini untuk membawa nama baik sekolah kita. Jangan lihat hadiahnya, juara 1 hadiahnya hanya ..." Kemudian pak Andika berhenti berbicara seakan memberi kesempatan siswanya menebak hadiahnya. Para siswa mulai menebak-nebak hadiah yang akan didapatkan.
"30 juta kah?"
"Pasti 50 juta"
"Palingan cuma 10 juta"
"Gak urus, gue udah kaya!"
Pak Andika melanjutkan pembicaraanya. "Hadiahnya 100 juta rupiah plus gratis Haji. Untuk lebih lengkapnya silahkan anak-anak lihat dipapan pengumuman. Sekian dari bapak, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Mendengar ucapan pak Andika, para siswa mendadak gaduh, ada juga yang tidak peduli dengan ucapan pak Andika.
"Gile 100 juta, bisa kaya cuma-cuma ni"
"Gue harus belajar dadakan ni, biar bisa dapetin hadiahnya!"
"Gak bakalan kepilih juga, palingan yang kepilih itu si Radin"
***
Jam sudah menunjukkan pukul 8.12, belum ada tanda-tanda kedatangan guru yang akan memasuki kelas XI.3. Walaupun begitu, para siswa tidak memedulikan keterlambatan guru yang akan mengajar, malahan asyik sendiri."Fer, lu ikutan olimpiade gak?" Tanya Dadang serius.
"Ya nggak lah, nggak bakalan juga gue bisa jadi yang dipilih. Jangankan dipilih, nilai diatas 70 aja gak bisa." Tegas Feri. "Tapi lumayan juga hadiahnya." Lanjutnya.
"Iya juga ya" Jawab Dadang sambil memegang dagunya.
"Seandainya bisa menang, lo bakal beli apa dari uang itu?" Tanya Dadang.
"Ya pastilah gue bakal operasi plastik biar makin ganteng, dan banyak yang naksir gue" Jawab Feri sambil membayangkan pikirannya.
Dadang tertawa lebar. Seketika langsung menampar pelan pipi temannya tersebut. "Ngacoo lo"
"Salah siapa coba yang nanya duluan" ketus Feri sambil mengelus pipinya.
"Yaudah deh gue salah. Nanti gue beliin roti di kantin."
"Gitu donkk"
Disisi lain, Dila sedang diam mendengarkan mereka berdua berbincang. Sambil menatap malas kedepan dan memikirkan sesuatu. Sesekali ia mengambil nafas yang panjang kemudian menahannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/184279488-288-k615165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dadang Story
Teen FictionDadang Story, Cerita ini mengisahkan tentang Dadang yang selalu dapat nilai merah disetiap ulangan. Tapi bukan tanpa sebab. Dadang hanya tak ingin mengulangi kesalahannya yang sama di masa lalu. Tapi, kemudian masa lalu mendatanginya kembali. ...