Nasib Sial

48 12 6
                                        

Sebagai fans fanatik naruto, Dadang seringkali menghabiskan malamnya untuk menonton anime ini.

Jangan tanyakan kapan Dadang tertidur. Hitung saja, semua episode naruto ada 500, sedangkan di tv hanya sedikit dan seringkali diulang-ulang.

Tidak jarang juga banyak adegan yang diskip termasuk adegan kakashi yang seharusnya sudah sedari dulu kita tahu wajah dibalik topengnya.

Hal inilah yang membuat Dadang mengulang naruto dari episode 1. Kebiasaannya membuat dirinya selalu bangun kesiangan. Dan akibatnya, ia akan terlambat datang ke sekolah.

*

Keesokan harinya...

Dengan tergesa-gesa, Dadang memakai pakaiannya lalu bergegas kesekolah.

"Sarapan dulu Dang," kata bu Ati yang sedang menyiapkan makanan kesukaan Dadang yaitu soto.

"Iya ma" Dadang ke meja makan, "Dadang makan roti aja ma,udah kesiangan ni"

Setelah makan roti, Dadang mengambil segelas air putih yang ada diatas meja.

Glukk....glukk....gluukk...

Enaknya minum air putih kalau lagi haus, batinnya. Lalu ia mencium tangan ibunya dan pamit ke sekolah.

SMA Mentari terletak 752 meter dari rumah Dadang.Walaupun dekat, kalau yang namanya telat ya telat,tidak bisa diganggu gugat.

Dadang berlari dijalanan menuju kesekolahan. Nafasnya terengah-engah membuat ia berhenti sejenak.

Ia menatap kedepan. "Tinggal sedikit lagi sampai sekolah." Ia menengok jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu 07.01.

"Sial banget dehh hari ini" gerutu Dadang.

Dadang sampai didepan gerbang sekolahannya. Ia menoleh kekiri dan kanan, tapi tidak melihat satpam sedang berjaga.

Akhirnya ia memanjat dinding sekolah yang lumayan tinggi dan melompat seperti seorang parkour handal.

Dadang berlari langsung menuju kelas. Nasib sial menjemput Dadang. Ia tertabrak seseorang cewek lalu terjatuh bersamaan.

Dadang bangun dan membantu cewek itu berdiri. Ia tidak mengenal cewek itu tapi terasa familiar. "Kok kayak gue kenal ni cewek ya?!"

"Wah wah wahh, ternyata lo emang ada di sekolah ini ya" cewek itu tersenyum licik.

"Maaf, anda siapa ya? saya tidak kenal" tanya Dadang berbicara sok formal.

"Masa lo gak kenal gue, hei jenius" cewek itu mengangkat rambutnya yang menutupi telinga kirinya.

"Sekarang lo udah inget kannn!?" cewek itu bertanya lagi.

"Jangan-jangan lo-" Dadang berpikir sejenak. "mmh?"

"Baru keluar rumah sakit jiwa ya?!" Dadang mendramatisir.

"ENAK AJA LOO!!"

"Maaf saya tidak enak kalau dimakan"

Dadang berlari meninggalkan cewek berambut sebahu itu. Ia terlalu naif sampai lupa kalau dirinya telat masuk kelas. ''ciihh, kenapa tu cewek pindah kesekolah gue?''

Flashback on

2 tahun yang lalu.......

Dadang dkk berjalan menuju kantin untuk belanja. Ditengah koridor, ia melihat cewek dengan rambut yang dikuncir sedang ngobrol dengan seseorang.

"Minggir bocah, gue mau lewat!!" Dadang menarik cewek itu ke sampingnya.

"Emangnya gue salah apaan sama lo? Kenal aja nggak" cewek yang ditariknya tadi melawan.

Temannya berbisik, "udahlah Safa jangan ngelawan, dia tu anggota osis tau"

"Bodo amat"

Cewek itu kemudian memukul perutnya Dadang. Ia memukul dengan sekuat tenaga. Dadang tidak merasa kesakitan sedikitpun. Ia malahan tertawa seperti seorang psikopat. Tidak sangaja ia melihat telinga cewek itu terdapat alat bantu pendengaran. Ide gila terlintas diotaknya.

Ia mengambil paksa alat ditelinga cewek itu kemudian mengangkatnya.

"kembaliin punya gue, pliss" cewek itu mulai meneteskan air matanya.

''Apasih berharganya benda ini, cuma alat bantu pendengaran" batin Dadang sambil melihat-lihat alat yang dipegangnya.

Dadang sedang tidak berpikir dengan jernih. Ia menjatuhkan alat yang dipegangnya, "lihatni bocah!!!" lalu menginjaknya sampai hancur berkeping-keping.

"Jangann.... Ja-ngannn injakk!!!" cewek itu tersungkur menangis keras.

Dadang tidak memedulikannya.

"Dang, bukannya itu keterlaluan ya? Salah satu gengnya menentang kelakuannya.

"Terserah gue" Dadang langsung meninggalkan cewek itu dan pergi menuju kantin.

Flashback off

Sesampainya dikelas....

"Maaf bu saya terlambat" Dadang masih mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Seluruh siswa yang berada dikelas itu menatapnya.

"Bu guru belum dateng Dang" Feri berteriak dari tempat duduknya.

"Alhamdulillah, makasih ya Allah" Dadang tersenyum kecil.

Dadang melempar tasnya kemudian ia duduk di bangkunya.

Dadang melamun. Ia berpikir sejenak mengapa guru kelasnya belum memasuki ruang kelas.

Setelah dipikir-pikir, mungkin karena murid baru itu. Dadang mengingat-ingat siapa sebenarnya cewek itu.

"Dang, bu Ita udah masuk kelas tu. Ada murid pindahan juga di sampingnya" Feri berbisik ke telinga Dadang.

"Iyaa, gue tau"

"Anak-anak, kita kedatangan murid baru," ucap bu Ita. "ayo mulai perkenalan"

Cewek itu menatap sinis Dadang. Irisnya bertatapan langsung dengan Dadang. Dalam hitungan mikrodetik, Dadang langsung memalingkan wajahnya.

Dadang tidak habis pikir. Dalam hati, ia bertanya, "Dia naksir gue kali ya?"

"Perkenalkan, nama saya Safa Yudistira. Saya pindahan dari SMA Keringan, umur 17 tahun. Hobi saya membaca novel, Salam kenal" Safa memperkenalkan diri.

"Silahkan duduk, dibangku yang kosong itu" bu Ita menunjuk bangku di samping Bella.

Safa langsung menuju bangkunya.

Ia meletakkan tas dikursinya kemudian duduk.

"Salam kenal ya Safa, aku Bella, " Bella mengulurkan tangannya.

"Salam kenal"

"Ok anak-anak, kenalannya nanti saja. Keluarkan buku fisika" bu Ita sedang menulis di papan tulis.

Kalau suka harap beri dukungan suara agar author semangat lanjut chapter.

Dadang Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang