"Gue tahu, setiap manusia itu pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Karena manusia itu mahluk yang tak pernah luput dari kata salah".
***
Setelah kejadian insiden kemarin, kini Reurer saat kembali ke sekolah lagi. Ditatap sinis oleh Alfran ketika baru saja memasuki ruangan kelas. Ia sih, merasa acuh-acuh saja walau ditatap tajam seperti itu. Tatapannya itu lho, seperti singa yang ingin menganca-anca menerkam mangsanya.Reurer tetap saja berjalan dengan muka batunya, seolah merasa tak ada seseorang yang sedang menatapnya. Baru saja ingin melewati cowok tengil itu, Reurer langsung dicegat jalannya. Alfran menarik lengannya, sehingga membuat tubuh Reurer tersentak.
"Heh marmut". Sembur Alfran, selalu saja ia menyebut Reurer dengan sebutan 'marmut' apa coba maksud dia? Reurer pun bingung sendiri.
"Nama gue bukan marmut, LE.PA.SIN". Reurer berusaha melepaskan cekalan Alfran itu. Alfran menyeret paksa sampai ke sebuah koridor. Kebetulan koridor tersebut masih sepi, karena waktu masih pagi.
"Nggak".
Jujur saja rasanya Reurer ingin mencakar muka Alfran, masih pagi juga ia membuatnya kesal sendiri. Dengan kelakuannya yang seenak jidat.
"Ck. Ish lepasin... cekalan lo itu sakit tahu--". Keluh Reurer.
Alfran yang melihat mukanya Reurer terlihat gelisah pun, bukanya merasa kasihan atau apa, malah ia merasa senang.
"Ini gak seberapa lho Rew, sakitnya". Tercetak senyum jahat dibibir Alfran. Reurer tiba-tiba merasa takut saat melihat Alfran dengan wajah seperti itu. Apalagi saat kepala Alfran mendekat ke wajahnya.
Reurer memundurkan kepalanya, karena sebentar lagi hidung Alfran hampir saja menempel dengan hidungnya. Dilihat manik mata Alfran yang tajam dan indah, alisnya tebal tak lupa dengan bibirnya yang seksi. Ukh... rasanya sempurna, pandangan mereka saling bertemu satu sama lain. Dengan jarak sedekat ini, mengapa Reurer merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Badan pun terasa panas dingin.
Begitu Alfran ingin memajukan lagi wajahnya. Refleks Reurer menutup matanya. Alfran yang melihat Reurer seperti itu, ia menyunggingkan senyumnya.
"Otak cantik lo mesum". Kata Alfran, ia sedikit menjauhkan badanya yang tadinya sedikit membungkuk dan kini ia sedikit melonggarkan cekalannya.
Terdengar suara itu pun, Reurer langsung membuka matanya.
"Berharap di cium gue ya lo". Timpal Alfran menaikkan satu alisnya.
Mendapat timpalan seperti itu, Reurer melototkan matanya dan mengusap wajahnya dengan gusar.
"Idih... amit-amit gue kalo di cium sama lo".
"Bisa-bisa bibir gue kena alergi". Ceplos Reurer.
"Yakin". Tanya Alfran.
"Tau ah, lepasin ih tangan gue". Pinta Reurer, yang berusaha mengalihkan pembicaraannya.
"Eh bentar-bentar. Ngapain juga kalo gue ada niatan buat nyium lo. Kurang kerjaan banget, lagian gue udah punya cewek". Sergah Alfran, ia menatap Reurer. Reurer memutar bola matanya malas.
Alfran yang tetap kekeuh ia tak mau melepaskan cekalannya itu, rasanya ia suka jika melihat muka Reurer yang kesal seperti itu. Terlihat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Or Love
Teen Fiction"Gue benci sama lo!!! elo itu selalu saja buat gue marah dan setiap kali lo datang dikehidupan gue pasti aja lo pembuat sial. Tapi gak tahu kenapa gue bisa-bisanya suka sama cewek macam lo". Ujar Alfran. "Eh lo juga ngaca dong, gue juga risi sama lo...