Orang Asing (2)

1.9K 42 0
                                    

Setelah mengatakan itu Nana berdiri dengan kaki gemetar kemudian berbalik tanpa suara dan berjalan kearah dimana dia datang tadi,  tak lama kemudian para penjahat yang mengejarnya berhasil menyusulnya.

"Mau kemana kamu? " para penjahat itu memblokir jalan Nana.

Segera mereka menangkap tubuh mungil Nana. Nana meronta katakutan. "Lepasin aku brengsek kalau tidak.."

"Kalau tidak apa? kamu ingin berteriak? itu percuma karena di sini tidak akan ada orang yang bisa membantumu " ucap supir taxi itu.

Nana benar-benar kehabisan akal,  dia merasa dunianya sudah berakhir.

Tuhan Nana tidak tau mau minta tolong pada siapa kecuali padamu.  Tapi jika ini akhir dari hidup Nana maka tolong sampaikan kepada Mama dan Papa kalau aku sayang mereka.  Batin Nana yang di temani deraian air mata.

Nana meronta-ronta menggunakan kekuatanya yang tersisa,  para penjahat itu  sampai kehilangan kesabaran.

"Kalau kamu tidak bisa tenang,  aku akan membunuhmu sekarang juga"

"Sepertinya kalian menemukan mainan yang asyik " tiba-tiba terdengar suara berat dari arah belakang.

Mereka semua langsung berbalik dan melihat sosok pemuda tampan yang di balut mantel mewah dan bertubuh tinggi, auranya kuat dan ekspresinya benar-benar menakutkan.

Bukankah dia pemuda yang aku tabrak tadi? mungkinkah dia ketuanya atau salah satu gengster mengerikan di sini?.  Batin Nana.

"Itu bukan urusanmu" ucap si supir taxi dengan sinis.

Dengan tenang pemuda itu berkata, "Aku hanya ingin ikut bermain saja"

"Lebih baik kamu pergi sekarang sebelum kami melukaimu " lanjut supir taxi itu dengan sinis.

"Bagaimana kalau berikan gadis itu padaku?" kata pemuda itu dengan santai.

"Ternyata kamu tidak mengerti bahasa manusia,  kalau begitu bahasa pistol mungkin bisa kamu mengerti." supir taxi itu mengarahkan pistolnya kearah pemuda itu seraya menarik pelatuknya.

Nana berteriak ketakutan mendengar suara pistol,  dia menutup matanya  seraya menangis sejadi-jadinya.

Pemuda itu berhasil menghindar dari peluru,  dengan gerakan cepat dia menarik tangan Nana dan membawanya kepelukanya.

Menyadari tubuhnya sudah menempel dengan tubuh pemuda itu, Nana meronta karena ketakutan. "Tolong jangan bunuh  aku  tuan ! "

"Diamlah..!" ucap pemuda itu

Merasa tidak punya pilihan,  Nana akhirnya mengikuti instruksi pemuda itu dengan patuh
"Bajingan, kembalikan wanita itu jika kamu ingin selamat.!" teriak supir taxi itu.

"Sudah aku beri kesempatan,  seandainya kalian memberikan dia secara baik-baik mungkin aku akan memberikan imbalan kepada kalian" ucap pemuda itu sambil mengeluarkan uang dari dompetnya.

Mata para penjahat itu terbelalak melihat uang yang keluar dari dompet pemuda itu.

"Kalau begitu serahkan semua isi dompetmu,  setelah itu gadis kecil ini buatmu"

"Ambilah ! " ucap pemuda itu sambil menjulurkan dompetnya.

Para penjahat itu sangat senang,  mereka melangkah pelan untuk mengambil dompet itu, tapi sayang pengawal pemuda itu datang dan menembak para penjahat itu.

Dorr.. 🔫Dorr... 🔫Dorr... 🔫 Dorr...

Seketika itu Nana berteriak, kakinya gemetaran,  dia merosot kebawah,  dia berfikir kalau tubuhnya lah yang sudah kena tembak sebab matanya di tutup oleh pemuda itu ketika dia tau kalau pengawalnya akan menarik pelatuk kearah para penjahat.

Berakhir sudah, hidupku sudah berakhir." Batin Nana.

Setelah mengatakan itu tatapan Nana menjadi gelap, dunia seolah berputar-putar hingga matanya tertutup dan pingsan, melihat tubuh Nana hampir roboh ke tanah, pemuda itu langsung menangkap tubuh mungil Nana kemudian dia tidurkan dengan pelan di rumput yang tidak jauh dari tempatnya.

"Urus mereka !" kata pemuda itu sambil menunjuk kearah para penjahat.

" Baik " sahut pengawal itu sambil membungkuk di hadapan bos mereka.

Awalnya pemuda itu ingin meninggalkan Nana, namun dia kembali lagi setelah mobilnya cukup jauh meninggalkan lokasi kejadian.

Kenapa aku kembali?,  siapa gadis ini yang mampu menarikku untuk menolongnya?.  Gumam pemuda itu sambil menatap wajah Nana yang terlihat biasa saja.

Sepertinya dia gadis baik-baik,  kali ini saja aku akan membantunya hanya karena ini sudah larut malam,  tidak baik anak gadis tertidur di tempat sesepi ini.

Pemuda itu langsung mengangkat tubuh Nana ke bahunya,  dan membawanya masuk ke dalam mobilnya yang mewah.

»Keesokan paginya«

Suara kicauan burung dan sinar pagi sang surya yang menyelinap masuk ke kamar tidur membangunkan Nana dari tidurnya. Dia menatap langit-langit dan memutar bola matanya ke segala penjuru ruangan.

Ya Allah,  tempat ini bagus banget,  aku ada dimana?. Batin Nana.

"Nona sudah bangun? " tanya seorang pelayan yang baru saja masuk ke kamar itu.

Dengan pelan Nana bangun dan terduduk menatap pelayan yang begitu asing buatnya.

"Siapa kamu?  dan di manakah aku berada ?  apakah aku sudah mati?  dan sekarang aku di surga? " tanya Nana dengan sekali nafas.

Pelayan itu tersenyum sambil berkata, " Saya pelayan Gong,  dan Nona masih ada di bumi, sekarang sebaiknya nona segera mandi dan bersiap-siap setelah itu keluar untuk sarapan"

"Tunggu, kenapa aku bisa ada di tempat seindah ini ? " tanya Nana dengan bingung.

"Jawabanya ada di meja makan" sahut pelayan Gong selaku kepala pelayan di rumah itu, setelah itu keluar dari kamar.

Nana semakin bingung,  dia mulai cemas berada di tempat asing dan bersama orang asing lagi.

Tiba-tiba dia terkejut ketika melihat pakaianya sudah berganti dengan piyama merah muda.

Di mana bajuku?, apa yang terjadi padaku? ya Tuhan apakah aku sudah....?. Nana menjadi panik dan mulai berfikir buruk.

Aa tidak,  sebaiknya aku jangan membuat kesimpulan dulu,  aku harus segera mencari tau,  sekarang aku lebih baik mandi dulu. Batin Nana.

Ketika Cinta Menemukan TuannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang