Orang Asing (3)

1.7K 42 0
                                    

Setelah mandi, Nana menemukan sepasang baju di tempat tidur yang kemungkinan sudah di taruh oleh pelayan Gong, tanpa fikir panjang lagi Nana mengenakan pakain itu dan lansung bersiap-siap.

Beberapa saat kemudian,  Nana sudah rapi dan keluar dari kamar. Dia berjalan menyusuri lorong, namun dia tidak tau dimana lokasi meja makan saking luasnya rumah itu.

"Nona ikuti saya !" kata pelayan Gong yang tiba-tiba muncul di belakang Nana.

Nana sedikit kaget tapi dia tetap mengangguk patuh dan mengikuti pelayan Gong.

Sesampainya di ruang makan,  untuk sesaat Nana tertegun ketika bola matanya menangkap pemandangan yang menakjubkan berupa lukisan indah terpahat rapi sedang duduk dengan anggun di meja makan.

"Dia siapa? " tanya Nana pada pelayan Gong yang di sampingnya.

Pelayan Gong tersenyum dan bisa menebak kalau Nana terpesona pada tuanya,  akan tetapi itu pemandangan biasa buatnya meskipun Nana adalah gadis pertama yang dibawa pulang oleh tuanya.

"Dia tuan kami"  jawab pelayan Gong. "Silahkan Nona sarapan dulu,  akan tetapi nona harus duduk dengan patuh dan jangan membuat suara. Makankah dengan tenang jangan sampai membuat suara dengan ketukan piring dan sendok,  karena tuan benci suara ribut !" lanjut pelayan Gong.

Nana memang tidak ingin buat masalah,  secara dia belum tau ini rumah siapa dan orang macam apa yang ada di hadapanya.

Nana duduk dengan patuh dan mulai menyantap sarapanya. Sesekali dia menatap kearah lelaki yang duduk dengan tenang sambil menyantap sarapanya itu. Anehnya dia sama sekali tidak melihat sedikitpun kearah orang yang menemaninya makan.

Apa dia patung? kenapa dia hanya diam tanpa menyapa orang yang ada di seberangnya?.Batin Nana sambil mengunyah makananya.

Sesekali Nana mencoba mengamati raut wajah pemuda itu,  seketika itu dia langsung teringat dengan wajah pemuda yang semalam,  ekspresinya langsung berubah, tubuhnya gemetaran sehingga tanpa sadar sendoknya terjatuh ke lantai, segera setelah itu Nana berdiri dari duduknya.

"Apa yang terjadi?" ucap pelayan Gong dengan ekspresi panik.

Mendengar suara ribut sendok yang jatuh,  pemuda itu perlahan melirik kearah Nana. Sedangkan para pelayan mulai merasa khawatir, karena setau mereka kalau tuan mereka memiliki tempramen yang buruk dan membenci suara bising saat sedang berada di meja makan.

"Ka.. ka...kamu....bukankah kamu pemuda kejam yang semalam mau menembakku? kenapa aku disini?  apa yang kamu lakukan semalam padaku hah ?" tanya Nana dengan histeris.

" Tidak ada " jawab pemuda itu sambil melanjutkan kembali sarapanya dengan tenang.

Para pelayan yang menyaksikanya merasa heran dengan sikap tenang tuan mereka.

"Aku harus pergi, kamu itu penjahat dan pembunuh " lanjut  Nana sambil berteriak kearah pemuda itu.

" Tenanglah nona,  jangan membuat keributan kalau nona tidak mau kena masalah " bisik pelayan Gong.

Mendengar perkataan Nana, ekspresi pemuda itu berubah buas,  dengan pelan dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Nana.

Melihat pemuda itu mendekat, kaki Nana mundur beberapa langkah hingga tubuhnya menempel di tembok.

" Tolong jangan mendekat !" kata Nana sambil menjulurkan tangan kananya.

Nana merasa troma dengan orang asing, itu sebabnya dia sangat ketakutan,  dia seharusnya tau kalau di negara asing tidak ada yang bisa di percaya kecuali diri sendiri.

Pemuda itu terus mendekat dan tidak perduli dengan apa yang di katakan oleh Nana.  Tepat ketika dia sudah berdiri di depan Nana dengan cepat dia mengangkat tubuh Nana,  sontak Nana terkejut dan meronta-ronta.

"Apa yang kamu lakukan,  turunkan aku brengsek !" Nana memukul-mukul tubuh kekar lelaki itu,  tapi sayang lelaki itu terlalu kuat.

Sesaat kemudian pemuda itu melempar tubuh Nana di tempat tidur, tanpa memberi kesempatan Nana untuk bergerak dia dengan cepat menindih tubuh mungil Nana.

Melihat pemuda itu sangat dekat denganya,  jantung  Nana berdetak kencang.

Nana mencoba mendorong tubuh pemuda itu,namun dia terlalu kuat,  akhirnya dia menatap wajah pemuda itu.

Untuk sesaat Nana  terpesona dengan ketampanan pemuda itu dari jarak yang sangat dekat. Melihat tubuh seksi pemuda yang ada di atas tubuhnya, membuat Nana menelan ludahnya dalam-dalam, namun dia segera menyadarkan dirinya.

"Apa yang kamu akan lakukan padaku bajingan? " teriak Nana tepat di depan wajah pemuda itu.

Mendengar perkataan Nana,  tatapan pemuda itu menjadi lebih buas lagi seraya berkata, "Ucapanmu begitu pedas,  tapi sekarang aku akan membuatnya menjadi manis"

Setelah berkata seperti itu,  pemuda itu menurunkan wajahnya untuk mencium bibir Nana.

Namun dia berhenti di tengah-tengah saat dia melihat Nana menutup mata dan merapatkan bibirnya, ada buliran air mata keluar dari sudut kedua mata Nana yang terpejam.

"Supir akan mengantarmu ke tempat tujuanmu" kata pemuda itu sambil merapikan jasnya,  setelah itu pergi meninggalkan Nana sendiri di kamar.

Mendengar perkataan pemuda itu,  Nana membuka matanya pelan dan terkejut ketika dia sudah tidak menemukan pemuda itu.

Kemana dia?.

Masa bodohlah yang penting dia tidak jadi menciumku. Setidaknya dia masih memiliki otak. Nana merasa lega.

Segera setelah itu Nana bangun dari tempat tidur dan merapikan pakaianya lalu berlari keluar dari kamar.

Sesaat kemudian seorang sopir menjemputnya masuk.  Nana langsung teringat kata pemuda itu,  tanpa pikir panjang lagi Nana langsung mengangguk dan mengikuti sopir menuju pintu utama.

Di depan pintu sebuah mobil mewah terparkir dan pak supir sudah membukakan pintu belakang buat Nana.

Siapa pemuda tadi?. Jika di lihat dari rumah mewah dan mobil mewah ini kemungkinan dia adalah salah satu pengusaha kaya di Korea. Batin Nana.

Setelah bergelut dengan fikiranya,  Nana bergegas masuk ke dalam mobil dan untuk sesaat dia menyadari kalau pemuda itu sebenarnya orang yang baik,  kalau bukan,  dia mana mungkin mau mengantarnya.

Ketika Cinta Menemukan TuannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang