Don't.

363 42 0
                                    

.
.
.
A Best (Boy) Friend's Love
.
.
.

"Aku pulang"

Renjun setengah berteriak memberitahu kedatangannya pada para penghuni panti sambil melepaskan sepatunya dan meletakkan sepatunya di rak sepatu.

Awalnya Renjun hendak melangkah menuju ke kamarnya di lantai atas, namun, dia mendengar suara isakan yang tidak asing di telinganya.

Dia menghentikan langkahnya dan berjalan menuju sumber suara tangisan itu.

Dan akhirnya, dia sampai di dapur dan dia dapat melihat tubuh hyung nya, Kyungsoo, menenggelamkan wajahnya didalam kedua lipatan tangannya diatas permukaan meja makan sambil menangis.

Renjun bingung, dan tegang seketika, tidak berani mengatakan apapun namun hanya bisa berdiri disana dan mendengar tangisan memilukan milik sang hyung yang dia sayangi itu.

Renjun merasa hatinya sesak melihat dan mendengar hyung nya seperti ini, siapa sih yang tidak?

Kyungsoo hyung selalu ada untuknya disaat-saat tak ada orang lain yang sudi bersamanya, dan Kyungsoo yang selalu meyakinkannya bahwa di dunia ini masih ada alasan untuk dirinya diterima dan dimengerti walaupun dia lemah dan terkadang muak hidup.

Mungkin Renjun sempat lupa betapa berat hidup Kyungsoo, walaupun Kyungsoo selalu terlihat bahagia dan baik-baik saja.

Orangtua Kyungsoo bukanlah pasangan terbaik, bahkan bisa dikatakan mereka tidak seperti orang yang layaknya menikah, mereka lebih seperti teman berbisnis, dan Kyungsoo kurang merasakan kasih sayang mereka semenjak dia masih kecil.

Yah, Renjun lupa bahwa Kyungsoo juga memiliki berbagai masalah dalam hidupnya, bukan hanya dia saja yang menderita.

Renjun tidak bisa berkata apa-apa, dan dia menarik napas panjang sebelum berjalan mendekati Kyungsoo dan duduk disebelah hyung nya.

Dia memegang tangan Kyungsoo dan menggenggam nya, seakan memberitahunya bahwa Renjun ada untuknya.

Kyungsoo menatapnya, mata merah dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti, dan Renjun merasa hatinya semakin sesak lagi ketika melihat wajah Kyungsoo, namun tidak mengatakan apapun.

Renjun hanya menatap si hyung dan kemudian tidak mengatakan apapun pada hyung nya.

Kyungsoo kemudian menariknya kedalam pelukan dan menangis di bahu Renjun.

Renjun membalas pelukan tersebut dan hanya membiarkan Kyungsoo menangis di pundaknya sampai puas.

'Ya tuhan, terimakasih telah mengingatkan ku bahwa penderitaan ku bukan yang terberat'

.
.
.
A Best (Boy) Friend's Love
.
.
.

Jeno bergegas kembali ke Rumah sakit dari Kafe, dia sudah bersiap-siap mendengar omelan panjang lebar dari si hyung karena dia sudah berjanji akan menemani hyung nya belanja setelah pasien terakhir si hyung.

Memang terdengar seperti masalah sepele, tapi karena mereka berdua jarang menghabiskan waktu bersama, hal ini benar-benar penting bagi mereka berdua.

Jeno berlari kearah kantor UGD hyung nya, iya, hyung nya juga biasa diberi tugas untuk menjaga Unit Gawat Darurat, itu kenapa hyung nya jarang pulang, tapi biasanya hyung nya juga istirahat di kantor itu setelah mengoperasi pasien.

A Best (Boy) Friend's Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang