-PERPUTARANIa berjalan pelan menuju sofa. Dilihatnya ada pemandangan tak biasa.
Mas..
Tak ada sahutan.
Sayang..
Tak juga dijawab
Sambil merebahkan kepala dibahu suaminya.
Kamu kenapa ?
Eh.. Iya maaf.
Lagi mikirin apa sih, kelihatannya serius banget.
Mungkin setelah hari ini cerita nya tak akan sama lagi.
Maksudnya ?
Perusahaan yang aku rintis collapse. Mungkin lusa rumah ini pun akan disita oleh bank. Aku tidak siap menghadapi ini. Lebih buruk dari yang ku bayangkan.
Kamu tidak sendiri. Semua sudah ada yang mengatur. Petik saja pelajaran berharganya.
Tidak salah aku memilihmu. Maafkan aku yang tak tahu diri ini. Aku sudah terlalu banyak menyakitimu. Bahkan mencoreng arang di dahi.
Terima kasih untuk kesetiaan yang begitu luar biasa. Jangan tinggalkan aku. Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini lagi.
Tetaplah disini,bersamaku.
Kamu emang paling jago kalau ng gombal.
Pria itu segera mencium punggung tangan sang istri. Cukup lama. Bahkan ia tak bersuara sedikit pun. Terbayang di pelupuk mata nya kesalahan apa saja yang telah ia lakukan pada wanita bermata indah itu. Berpuluh kali ia menggoreskan luka hati yang langsung menghujam di diri. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu, seenak hati mendua cinta. Tak ada rasa malu sedikitpun darinya ketika bermain api dengan yang lain.
Tak pantas rasanya ia mendapatkan ini. Ketulusan itu teramat nyata. Kembali kepelukan sang bidadari memang menjadi obat pereda segala rasa sakit.
Walaupun jika dihitung dengan jari, ini adalah tahun keempat pernikahan mereka. Ya.. Tetapi tiga tahun kebelakang adalah pengkhianatan tak terelakkan. Kebekuan hati itu akhirnya mencair perlahan.
Yang aku lakukan padamu adalah kejahatan terbesar. Tapi kenapa kamu masih sanggup bertahan ?
Aku teringat janjiku pada Allah. Dan diaminkan oleh para malaikat. Bagiku pernikahan bukan cuma hanya untuk saling melengkapi, tapi juga untuk saling menjaga dan saling memberi. Tugasku belum selesai, aku belum bisa melengkapi sebagian dari dirimu. Dimata orang mungkin terlihat lengkap, tapi dimataku tidak.
Tugas ku belum selesai untuk menjagamu, menjaga dari hal yang tidak pantas. Tugasku pun belumlah selesai untuk hal berikutnya yaitu memberimu cinta yang utuh. Semestinya kalau cintaku utuh untukmu, sedetikpun mas tak akan sudi berpaling ke lain hati. Karena mas sudah dapatkan semua dariku. Tapi nyatanya ?