Pagi ini Gw hendak berangkat ke kampus, ku panaskan motor tua antik warna hitam yang sudah menemaniku selama kuliah. Gw tinggal sendiri di Jakarta, kedua orang tuaku tinggal di desa. Di rumah sederhana inilah gw tinggal, Gw rasa rumah sederhana ini cukup untuk ku tinggali sendirian.
“Yosh! Waktunya berangkat kawan,” Ucapku pada motor tuaku. Namun belum sempat melaju, seorang gadis cantik nampak tengah berdiri di depanku. Sebenarnya dia cukup menggangguku
“Kamu mau berangkat?” Tanyanya
“Iya Gw udah hampir kesiangan nih sorry ya,” balasku mencoba menghindarinya tapi…
“Aku mohon, tolong ingat-ingat lagi,” Ucapnya memelas
“Aduh beneran mba Gw udah telat nih, sorry,” Gw segera memacu motor, dan meninggalkannya
Entah siapa gadis itu, sudah berkali-kali Gw katakan tidak mengenalnya, tapi dia terus saja memaksa. Gadis itu benar-benar membuatku kesal, bagaimana mungkin dia memaksaku untuk mengingatnya, sedangkan gw tidak mengenalnya sama sekali.
Sampainya di kampus gw berharap mendapat kabar baik. Kabar baik yang mengatakan dosen ‘killer’ itu tidak hadir.
Gw mulai memasuki kelas dan duduk di bangku terdamai. Di mana lagi jika bukan bangku paling belakang. Kukeluarkan smartphone milikku dan terlihat dua ‘notifikasi’, satu notif dari operator yang selalu setia mengingatkan sisa kuotaku, dan satu lagi…
Heh Gw punya kabar baik sama kabar buruk buat Lo nih,” Sial dia mengeagetkanku sebelum Gw sempat mengukirkan senyum di bibirku atas tidak bisa hadirannya dosen ‘killer’ di kelasku.
“Apaan sih Sin, ngagetin mulu,” Sinka Juliani, seorang Gadis yang hmm… cantik sih. Dia satu tingkatan denganku, dan dia cukup membantu dalam tugas kuliahku
“Hehe maaf, tapi serius mau tau ga nih?” Senyumnya terukir jelas dan terlihat jelas juga sesuatu tengah ia sembunyikan
“Kabar baiknya dulu,”
“Musuh Lo hari ini berhalangan dateng,” Sepertinya dia kurang cepat sebagai pembawa berita
“Gw udah tau, dan juga udah tau kabar buruknya,” Gw menariknya untuk mengikutiku
“Eh mau ke mana?”
“Kabar buruknya adalah Gw harus teraktir Lo makan sebagai balasan karena Lo udah bawa kabar baik buat Gw,” Bukannya sudah kukatakan, ada yang ia sembunyikan tadi?
“Hehe, tau aja Lo,” Dia tertawa kecil sembari menutup bibirnya dengan tangan kanan
Cengengesan mulu, udah ayo mau makan ga?”
“Eh, tapi Gw bawa bekal, gimana dong?” Dia mengeluarkan sebuah kotak makanan dan tentu saja itu menguntungkanku
“Oh yaudah makan di kantin aja,”
Sampainya di kantin kami berdua langsung duduk berhadapan. Gw memesan satu porsi batagor kuah sebagai sarapan pagi. Sedangkan Sinka? Ia mulai asik meng’eksekusiroti tawar yang sudah di tambahkan selai kacang. Eh sejak kapan Sinka?
“Roti selai kacang? Sejak kapan?” Setauku Sinka belum pernah membawa Roti selai kacang sebagai bekal
“Lagi pengen aja, kenapa mau?” Gw tidak bisa menolak dan hanya bisa mengangguk. Jelaslah Gw tidak menolak, itu makanan favoritku
Saat mencicipi roti pemberian Sinka, entah kenapa Gw teringat gadis yang beberapa hari ini sudah membuatku kesal. Gw merasa bersalah meskipun kenyataannya Gw benar-benar tidak mengenalnya
“Heh, ngelamunin apaan sih?”
“Sin, menurut Lo nih, jahat ga kalo Gw ga ingat sama orang yang kenal sama Gw?”
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot JKT48
Short Storysekumpulan cerita OS JKT48 Warning.... ada beberapa part 18+....