Oiya guys! Aku mau jelasin tentang ff ini, jadi semua disini itu 99 line yang lebih dominan. Tapi main castnya ya mereka ber-8 ini. Karna ini bank book mereka:(
Oiya satu lagi. Sedikit info.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Yena (Manajemen)
Fakultas Hukum : Doyeon (Hukum Internasional)
Fakultas MIPA : Yeri (Matematika Murni) Mark (Geofisika)
Fakultas Ilmu Administrasi : Lucas (Administrasi Bisnis)
Fakultas Teknik : Hangyul (Teknik Sipil), Jihoon (Teknik Kimia), Woojin (Teknik Industri)"HAH APAAN NJING?!" Yeri nggak percaya sama kejadian semalem yang di alamin Yena.
"Lo ngigo kali, Yen." Tzuyu sendiri juga merinding, masalahnya dia nggak keluar apartement Doyeon sama sekali tadi malem. Keluar kamar itupun cuma mau minum dan ketemu Yena.
"Ih enggak! Orang gue itu lagi video call sama Hangyul, dia juga denger suara lu kali!" Sahut Yena.
Posisinya mereka tuh lagi di mobil Doyeon, mau ke kampus bareng - bareng.
"Tapi gue nggak pernah ngalamin kejadian itu Yen." Kata Doyeon sambil fokus nyetir.
"Lo kebanyakan nonton jurnal risa kali." Sahut Yeri.
"Ya engga, susah sih kalo ngasih tau orang yang gak pernah ngalamin!" Balas Yena.
"Duh, lo jangan bikin gue takut di apart gue sendiri deh Yen." Sungut Doyeon, ya dia jadi was - was kan.
"Ya makanya gue tuh tanya, kali aja lo juga pernah ngalamin." Ujar Yena.
"Gue sih nggak pernah kalo secara langsung kek gitu, tapi ya gue pernah denger ada yang ketok jendela. Tapi posisinya gue lagi capek banget, jadi nggak ngurus. Kali aja orang iseng." Kata Doyeon.
"Doy! Lo kan apartnya lantai 9! Menurut lo siapa yang iseng manjat cuma buat ketokin jendela!!!" Seru Yena.
"Aduh apasih Yen!!!! Diem aja lu, nggak percaya gue gituan." Sahut Yeri.
"Tapi sih emang, kalo setiap tempat itu ada penunggunya." Kata Tzuyu.
"Guys, kalo lo nggak ganggu pasti dia nggak ganggu kok." Kata Yena
"Diem deh udaaaah!" Yeri nutupin kuping.
Yena tuh kesel, gimana engga. Masa nggak ada yang percaya sih. Tapi dia sadar sih, kalo dia cerita ke temen - temennya ini pasti pada nggak percaya. Karna bagi mereka, ini udah 2020 mana ada gitu gituan. Lain lagi deh kalo Yena ceritanya ke Risa Saraswati.
"Eh Doy, dosen lo ada yang muda nggak sih?" Tanya Yeri berusaha ngalihin topik.
"Ada banyak, yang mana?" Kata Doyeon.
"Gak ngerti yang jelas ganteng banget, kemaren gue pas ke fakultas lo pas - pasan. Doi senyum ke gue, gue kira kating. Taunya banyak yang sapa 'pagi pak', bisa banget Dosen lo awet muda begitu?" Seru Yeri.
"Siapa sih?" Kini Tzuyu yang tanya, dia juga satu Fakultas sama Doyeon dan satu Jurusan.
"Pasti pak Sehun tuh." Celetuk Yena. Yena mah kalo cowok ganteng tau aja.
"Yailah! Gak doyan cewek tuh!" Kata Doyeon.
"YAAMPUN NGGAK ADIL BANGET SEGANTENG ITU NGGAK DOYAN CEWE!!!!" Yeri histeris.
"Yer diem elahh." Sungut Tzuyu.
🍃🍃🍃
Hangyul lagi jalan masuk ke gedung FIA, dia mau ada kelas. Sebenernya dia nggak kebagian kelas matkul universitas di fakultas dia, jadinya dia nyerobot di fakultas orang deh.
"WOY LEE HANGYOOOL!" Tau nggak? Ini posisinya Hangyul baru jalan mau ke pintu masuk, tapi denger suara Lucas dari atas. Dia noleh ke atas, Lucas di lantai 4 tapi suaranya kedengeran sampe sini. Hangyul cuma geleng - geleng aja, lama - lama gedung FIA ambruk gara - gara Lucas.
Begitu Hangyul masuk lift, dia cuma sendirian. Pas lift mau ketutup, ada cewek lari terus kasih kode biar liftnya jangan di tutup. Hangyul langsung mencet tombol biar liftnya ga ketutup.
"Aduh, thanks ya!" Kata Cewek itu begitu udah masuk lift.
"Buru - buru ya?" Tanya Hangyul basa - basi.
"Iya nih, KTM gue ketinggalan di perpus kayaknya." Balasnya.
"Oh, gue Hangyul." Hangyul memperkenalkan diri.
hmm.
nice try.
"Udah tau hehe, gue Sihyun." Balas Sihyun.
"Hah? Emang lo tau gue dari mana?" Tanya Hangyul.
"Gue temen SMA Yena, dan gue sering lihat lo di vlog dia kalo nggak di snapgram dia." Jawab Sihyun.
"Oh gitu."
Setelah itu hening, sampe suara dengung lift dan lift berhenti. Tapi pintunya gak kebuka.
"Oh shit! Liftnya macet!" Pekik Sihyun.
"Aduh bentar lagi gue kelas!" Hangyul panik.
"Bentar gue telfon teknisi. Jangan panik, nanti oksigennya habis." Kata Sihyun.
Hangyul akhirnya diem, tapi dalem hati udah sholawatan. Ya dia gak mau mati konyol, 'Seorang Pemuda berinsial LHG ditemukan masih perjaka dalam keadaan meninggal'. Kan ngga lucu.
"Halo pak? Liftnya macet pak, saya berdua sama temen saya." Kata Sihyun lewat microphone darurat.
Sekitar 10 menit, hening. Mau ngomong takut oksigen habis. Jadi diem aja.
15 menit berlalu, akhirnya pintu lift udah kebuka. Hangyul langsung buang nafas lega, dan dia langsung keluar lift tapi lemes.
"WOY KENAPA LU ANJIR LEMAH BENER." Seru Lucas begitu nyamperin Hangyul.
"Panic attack temen lo, jangan di gituin. Duduk sini dulu Gyul." Sihyun langsung geret Hangyul biar duduk di kursi.
"Nih minum." Sihyun keluarin Minum dari tas dia.
"Fakultas lo gak di cek apa liftnya kalo tiap pagi? Kenapa bisa sampek macet gitu." Keluh Hangyul sambil minum.
"Di check kok, emang lagi apes lo aja." Balas Lucas.
"Yaudah deh, gue mau ke perpus dulu. Bye." Pamit Sihyun sambil pergi.
"Makasih ya!" Seru Hangyul.
"Cakep ya gyul?" Goda Lucas.
"Gue sukanya yang bisa bikin ketawa bukan yang bikin kesemsem." Balas Hangyul.
KAMU SEDANG MEMBACA
fiat lux. 99line
Fanfiction#1 in Yena [21112019] #1 in 1999 [20042020] #1 in Doyeon [26052020] *bank book collection for Yena, Yeri, Doyeon, Jihoon, Woojin, Lucas, Mark, dan Hangyul.