21: sampe lupa

1K 170 14
                                    

Happy Reading!

"Laundry gua, tadi siapa yang bayar?" Tanya Hangyul ke temen - temen kontrakannya.

"Woojin." Balas Lucas.

"Tumbenan lo ada duit." Kata Hangyul sambil kasih uang ke Woojin.

"Gua gak kere - kere amat kali, cuma kalo dibanding lo mah kalah gua." Kata Woojin.

"Kere mah kere aja lu." Sahut Jihoon.

"Dari mana lo tadi?" Tanya Lucas sambil pindah channel di TV.

Mereka lagi nonton tv bareng - bareng di ruang tengah.

"Kampus, abis rapat." Balas Hangyul terus rebahan di sofa.

"Si Mark tadi beli makanan, kalo lo laper panasin aja. Gua taruh kulkas." Kata Jihoon.

"Mark kemana?" Tanya Hangyul.

"Biasa, bucin." Kata Woojin.

"Lo tumbenan kagak bucin?" Tanya Hangyul.

"Lagi berantem dia." Ledek Lucas.

Jihoon ketawa, "Azab tuh, akibat menikung teman sekamar. Hubungan jadi gak jelas kaya kehidupan."

Woojin nggak nyaut, pura - pura budek.

"Guys kayaknya gue semester lima udah nggak bisa kontrak bareng deh." Kata Hangyul.

"Lah? Kenapa?" Tanya Lucas.

"Mama gue nggak tega gue kelamaan keluar dari rumah, gua sama bokap juga udah baik - baik aja." Kata Hangyul.

"Bokap lo udah ikhlas lo masuk sipil?" Tanya Woojin.

"Udah, kemarin malah gua dikenalin sama temennya orang kontraktor." Kata Hangyul.

"Nyokap gua sih juga bilang gausah kontrak lagi, lagian sebenernya kan rumah gua deket banget. Tapi saking aja gua mah gabut, pengen ngerasain hitam putih hidup anak kontrakan." Kata Lucas.

"Lagian lu bedua, jelas - jelas rumah di kota ini. Sok - sokan mau kontrak segala." Kata Jihoon.

"Coba kalo lu bedua kagak ngontrak disini, tuh gua gak bakal berbagi kamar sama nih curut." Kata Woojin.

"Bacot lu." Balas Jihoon.



" Balas Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fiat lux. 99lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang