Part 6

2K 73 2
                                    


Mengapa rasa ini tumbuh
Begitu cepat.
Disaat aku tidak tau
Apa itu cinta.

Happy reading gaesss😘

"Hoamm" riska menguap sambil mengucek matanya.

"Jam berapa ni?" sambil melihat ke arah jam di atas pintu.

"YA AMPUN GUE TELATT" teriak riska dan tanpa babibu riska bangun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.

Ini nih gegara semalaman gue mikirin tentang ciumannya si Rio sampai baru bisa tidur jam 1 - batin riska

Kalau mendesak seperti ini, riska hanya sikat gigi dan cuci muka saja, karena dalam kamus nya riska orang cantik mah bebas.

Setelah mandi riska pun menggunakan pakaian seperti biasa. Setelah siap riska pun turun dan langsung menuju garasi di rumahnya untuk mengambil mobil kesayangannya.

Riska melajukan mobilnya dengan ugal ugalan dan para pengendara banyak yang membunyikan klaksonnya.

"Yah, gerbangnya udah di tutup" sambil memasang muka sedih.

Tin tin tin

"Astaga" kaget riska sambil mengeluskan tangan di dadanya.

"Heh, minggir lo, mau mati lo" teriak orang yang tadi membunyikan klakson.

Riska pun membalikkan badannya dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui yang membunyikan klakson itu Rio.

Rio pun turun dari mobil dan menghampiri Riska.
"Nggak mau masuk?" tanya Rio dengan muka datarnya.

"Gimana mau masuk coba, noh liat gerbangnya udah di tutup" sambil menunjuk gerbang menggunakan dagunya.

Rio pun melihat ke arah gerbang dan berjalan ke pos satpam.
"Pak tolong bukain gerbangnya" ucap Rio kepada pak satpam.

"Baik den" jawab pak satpam ramah.

Rio pun berjalan menuju mobilnya setelah gerbang sekolah sudah di buka. Sedangkan riska dia heran kenapa rio di bolehkan masuk padahal kan sekolah ini peraturannya ketat banget.

"Nggak mau masuk lo" ucap Rio, dan riska langsung masuk ke mobilnya.

"Ah bodo amat lah, yang penting gue bisa masuk" ucap riska sambil mengedikkan bahunya.

Setelah memakirkan mobilnya di halaman sekolah, dengan cepat ia berlari ke arah kelasnya yang terletak di lantai dua.

"Hahhh, capek banget gue" ucap riska ngos ngosan sambil duduk di kursinya dan mengibaskan tangan ke wajahnya. Rina dan vina yang duduk di depannya pun menoleh ke arah riska.

"Lo kok bisa telat sih ris, untung pak budi sakit jadi nggak bisa masuk kelas" ucap vina dan di angguki rina.

"Telat bangun gue, kantin yuk laper nih tadi nggak sempet sarapan" ajak riska

"AYO" teriak vina dan rina berbarengan, dan semua orang yang ada di kelas menoleh ke arah mereka berdua.

Mereka bertiga pun berjalan menuju kantin. Saat ini kantin sangat sepi, gimana nggak sepi coba?, kan masih jam pelajaran.

Mereka pun mengambil tempat duduk paling pojok. Supaya mereka bisa memperhatikan sekitar mereka, karena lima belas menit lagi jam istirahat.

"Kalian mau pesen apa?" tanya riska ke vina dan rina.

"Gue nasi goreng sama jus jeruk aja" jawab vina.

"Gue samain aja kayak vina" jawab rina dan diangguki riska.

"Mbak inah" panggil riska ke pedagang kantin.

"Mau pesen apa" tanya mbak inah

"Saya pesen nasi goreng 3, mie ayam 1, batagor 1, sama jus jeruk 3 ya mbak" jawab riska, mbak inah pun mengangkat jempolnya dan segera menyiapkan pesanan riska.

"Buset dah pesenan lo banyak banget ris" ucap rina, sedangkan riska hanya menunjukkan cengirannya saja.

Setelah pesanan mereka datang mereka pun makan dengan lahap, bukan mereka sih tapi cuma riska aja, dan bertepatan dengan bel istirahat berbunyi.

"Boleh gabung nggak?" tanya reyhan ke vina, sedangkan vina yang di tanya merasa malu.

"Boleh kok" jawab vina dengan malu malu.

Mereka pun duduk di tempat yang tersedia, sedangkan riska tetap asyik dengan makanannya tanpa memperdulikan sekitar yang sudah seperti pasar, karena para most wanted lagi lagi duduk sama si troublemaker.

"Pelan pelan dong makan nya, sampek belepotan gini" ucap Rio sambil membersihkan sudut bibir riska menggunakan tisu.

Riska yang pertamanya makan dengan lahap, tiba tiba berhenti dan jantungnya berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya.

Sedangkan kantin yang tadi seperti pasar berubah menjadi hening karena perlakuan Rio ke Riska, teman temannya pun menatap kaget ke Rio, karena baru pertama kalinya dia memperlakukan perempuan semanis itu.

Blush

"Ma-makasih" sambil menundukkan wajahnya karena malu.

"Cie cieee" ucap teman teman Rio dan riska berbarengan sedangkan Rio hanya menunjukkan senyum tipisnya, tanpa dilihat siapapun karena sangat tipis.

****

Tunggu kelanjutannya yaa

Jangan lupa vote and coment gaess😘

Cool boy and Troublemaker girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang