Chapter Satu

66 16 4
                                    

Alarm dihari minggu pagi membuatku terpaksa membuka mata yang sedang terpejam menikmati indahnya mimpi. Aku menggeliat dibalik selimut nyamanku. Aku berusaha meraba-raba nakas yang berada disamping kasur kecilku mencari benda pipih yang sedari tadi mengeluarkan bunyi yang membuat telingaku sedikit sakit.

Saat aku mendapatkannya, aku melirik ke layarnya dengan mata yang masih sedikit tertutup.

"Whaatttt??? Jam tujuh" (Apa???)

"Aku terlambat"

Aku segera bangun dari kasur dan berlari ke kamar mandi yang berada di dalam kamar apartemen. Dengan cepat aku membersihkan diri dan bergegas memakai pakaian kerjaku.

Aku bekerja paruh waktu di suatu Cafe dekat dengan kampus dan tempat tinggalku. Karena jarak yang bisa dibilang dekat aku pun pergi menuju tempatku bekerja dengan berjalan kaki. Menuju tempat kerjaku membutuh kan waktu 15 menit jika berjalan kaki.

Klenteng klenteng

Begitulah suara lonceng yang ada diatas pintu masuk tempatku bekerja.

"Hey. Good morning Myeisha" sapa seorang laki-laki yang sedang membersihkan meja. (Hey. Selamat pagi)

"Morning to Mark. Sorry i'm late" (Pagi juga. Maaf aku terlambat)

Laki-laki itu mengecek jam tangannya.

"No problem. Just five minutes" (Tidak masalah. Hanya lima menit)

"Thank you" (Terima kasih)

Aku pun segera berjalan ke dalam ruang karyawan untuk menyimpan tas serta jaketku diloker. Setelah sudah beres aku berjalan keluar menuju meja kasir.

Aku memperhatikan Mark yang sedang membersihkan meja. Mark adalah partnerku bekerja. Bukan hanya partner, dia juga teman baik ku di negeri Paman Sam ini. Karena dialah aku dapat bekerja disini. Dia orang Amerika asli. Wajahnya cukup tampan dengan warna mata hazel. Hidung yang mancung dan rambut sedikit kriting. Tingginya tak jauh berbeda denganku.

Selain Mark ada tiga orang lagi yang bekerja di Cafe ini. Carlin, Delvin, dan Kenzo. Carlin adalah orang Australia, Delvin orang Indo-Belanda, dan Kenzo Brazil. Kami berempat adalah mahasiswa perantau yang kuliah dan bekerja di Los Angeles. Kami berlima satu Universitas di USC tapi beda jurusan. Aku dan Mark di jurusan yang sama yaitu komunikasi. Delvin musik, Carlin bisnis dan Kenzo arsitektur.

"Yaa Mark, dimana yang lain?"

"Mereka izin datang siang ada urusan masing-masing"

Mendengar perkataannya aku pun mengambil kain untuk membantu Mark membersihkan Meja.

"Hey, ini bukan pekerjaanmu. Kembalilah ke meja kasir."

"Lalu aku hanya diam saja melihatmu membersihkan semua meja ini dari belakang meja. Ini juga bukan pekerjaanmu."

Mark tertawa mendengar penjelasan ku. Dia menghentikan kegiatannya dan mengacak-ngacak rambutku.

"Baiklah aku menyerah. Silahkan kerjakan apa yang kamu mau"

Mark dipercaya sebagai Leader di Cafe ini. Karena kakaknya Mark pun juga bekerja di nama Cafe yang sama hanya saja beda tempat dan jabatan.

Aku membantu Mark membersihkan meja-meja sebelum Cafe kami buka.

"Kamu pasti telat karena streaming lagi bukan?"

"Sudah berapa lama kamu mengenal ku Mark?"

"hmmm hampir tiga tahun"

"Jadi sudah tau jawabanku?"

Mark pun kembali tertawa. Entah kenapa setiap aku membalikkan omongannya dia selalu tertawa. Menurutnya itu lucu dan bagiku juga lucu ketika melihat Mark tertawa. Saat dia tertawa matanya menghilang persis seperti idolaku. Membuatku ikut tertawa melihatnya.

Mengejar ImajinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang