Chapter Empat

21 13 0
                                    

Terima kasih yang sudah mampir membaca ceritaku🤗

Budayakan vote sebelum membaca yaa 😊

Aku butuh support kalian Reader's
Vote Komen yaa kasih kritik atau saran kalian buat aku 🤗
Happy reading 😊
Borahae💜

Tak terasa hari sudah pagi. Sinar matahari yang menembus kaca jendelaku membuatku bangun dari tidur panjangku. Seperti biasanya aku selalu menggeliat kesana kesini diatas kasur nyamanku.

Aku menarik selimutku kembali sampai menutup wajahku. Aku hendak melanjutkan tidurku kembali. Saat aku memejamkan mata terlintas sesuatu yang ganjal dipikiranku.

'Astaga Mark!'

Sontak aku membuka kasar mataku. Aku lempar selimut ke samping lalu bangun dari tempat tidur dan berlari ke arah pintu. Bagaimana bisa aku semalam tertidur pulas dan melupakan makhluk bule itu?

"Mark?" aku mencoba memanggilnya tapi tidak ada jawaban. Di Sofa tempat semalam dia berbaring juga tidak ada. Aku mencoba mencari di dapur.

"Hey, sudah bangun?"

"What are you doing?"

"Membuat sarapan untuk kita."

"Kita?"

"Ayo makan." Ajaknya sambil menata sarapan yang dia buat.

Aku akui Mark memang lebih pandai memasak dariku, masakannya pun juga lezat. Tipe-tipe suami idaman, sama seperti Jin Oppaku. Tapi rasanya aneh saat Mark menyiapkan sarapan untukku.

"Ada apa denganmu Mark?"

"Makanlah, memang tidak boleh membuat sarapan untuk orang yang kita- ah maksudku sahabat kita sendiri?" Mark melemparkan senyum yang menurutku itu suatu yang aneh.
Mark memang orang baik, setiap hari dan setiap saatpun tetap baik kepadaku tapi kali ini benar-benar ada yang berbeda.

"Mengapa kau melamun? Ayo makan nanti omletnya keburu dingin."

"Ah Thanks" Aku makan apa yang sudan Mark sajikan. Dia pun sama, dia sangat menikmati masakannya.

"Kau beneran menginap semalam?"
Tanyaku di sela-sela makan.

"Menurutmu? Mana mungkin aku bolak-balik dari apartemenku ke apartemenmu hanya untuk menyiapkan sarapan pagi untuk tuan putri."

"Yak! Itu berlebihan." aku menggenggam sendokku kuat lalu memukulnya di meja dan melotot ke arah Mark.

Mark terkekeh melihat tingkahku. Dia mengembalikan letak sendoknya dan mengusap rambutku pelan.

"Sudah sudah ayo makan lagi. Nanti kita terlambat untuk ke kampus." aku menuruti perkataan Mark.

"Pasti kau belum mandi? duhh anak gadis macam apa kau ini. Habiskan makanmu lalu mandi." Mark itu seperti Ibuku. Dia sungguh cerewet dan banyak mengatur.

"Yes, Mom!" Aku menekankan kata akhirnya agar Mark sadar dan berhenti menjadi cerewet seperti Ibu-ibu

"Hey! Berhentilah memanggilku dengan sebutan itu."

"Berhentilah juga bersikap seperti ibu-ibu. Kau ini sangat cerewet dan banyak mengatur jika denganku. Coba dengan orang lain, kau akan bersikap so cool"

"Itu karena kau berbeda."

"Aku tidak peduli. Aku ingin mandi."
Aku pergi meninggalkan meja makan menuju kamarku lalu aku menutup pintunya dengan keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengejar ImajinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang