Sempetin lagi, yah mumpung ujianya lagi libur..hehe
Cus langsung baca hangan lupa vote nya itu berharga...〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽
Hai aku wawa, aku tinggal di kampung yang begitu sepi, di rumahku aku memiliki sebuah lukisan wanita, wanita itu sangatlah cantik. Lukisan itu sudah sangat lama dipajang dirumah.
***
Saat pagi tiba aku pergi ke rumah reva, ia adalah sahabatku, dia juga memiliki indra ke enam, terkadang agak takutdih kalo temenan sama indigo. Kesanya ya....gitulah. dia bisa melihat yang seharusnya tidak bisa dilihat oleh manusia, ya kan indigo
“Hai Reva, lari pagi yuk” ucapku pada reva.
“Yuk, tunggu dulu ya, aku ambil minum dulu” jawabnya.
“Oke, aku tunggu ya” Ucap ku. “Oke” jawab reva sambil mengacungkan jari jempolnya.Setelah aku menunggu, akhirnya aku dan Reva berangkat lari pagi juga. Sepanjang perjalanan, aku dan Reva berbincang bincang tentang film-film yang lagi ditayangi di bioskop.
“Hmm, Rev, kamu tau gak, lukisan wanita cantik di rumah aku?” Ucapku pada Reva, mungkin saja dia tahu seluk beluk yang ada pada lukisan tua itu.
“Iya tau, emangnya ada apa sih?” Jawab Reva penasaran.
“Itu loh Rev, kan lukisan wanita itu cantik sih cantik ya, tapi saudara aku kalau melihat lukisan itu dia selalu menutup matanya, itu kenapa ya Rev?” ucap aku menanya ke Reva.
“Oh iya? Mungkin saja di balik lukisan itu ada sesosok misterius?” jawab Reva enteng.
“Ya sudah kita bahas di sana aja yuk, kamu mau makan gak?” ucapku pada Reva sambil menunjuk sebuah warung nasi goreng.
“Boleh tuh. Lapar juga nih, hehe..” jawab Reva senang. “Lets Go!” ucap aku segera menuju ke warung.Setelah sampai di warung tersebut, kami segera memesan dua nasi goreng dan es teh.
“Oh iya, gimana kalau nanti kamu pulang ke rumah aku dulu ya, nanti kamu cek di balik lukisan itu” ucap aku. “Ya sudahlah, nanti aku pulang ke rumah kamu” jawab Reva singkat.Setelah beberapa menit, nasgor di hidangkan.
“Ini siapa yang bayar?” ucap Reva, padahal dia tahu kalau aku lah yang akan membayar, “Aku lah rev, kan aku yang ngajak tadi” jawab aku sedikit kesal.
Setelah beberapa menit, kita selesai makan, “Nih pak uangnya” ucap aku ke pada penjualnya, “Iya, terima kasih” jawab penjual itu.Sepanjang jalan ternyata Reva melihat sesosok bayangan besar.
“Aaa....! Itu siapa?” teriak Reva takut,
“Kenapa rev? Kamu lihat apa?” jawabku ke Reva,
“Eng-engga kok, aku gak lihat apa apa, aku cuma kaget aja” ucap Reva menyembunyikan sesuatu dari aku,
“Ya sudahlah, tenang saja, ada aku” jawabku bermaksud menenangkan hati Reva.Setelah beberapa menit, kita sampai di rumah. “Duh, aku merinding nih dekat lukisan ini” ucap aku,
Seeeet seet
suara gesekan kayu dari arah dapur, aku pun segera pergi menuju dapur, memastikan tidak ada orang melainkan aku dan Reva, tapi ternyata tidak ada orang satu pun di situ, aku pun mulai merinding, aku segera pergi menuju Reva, yaitu di dekat lukisan itu, setelah aku menuju Reva, ternyata Reva sudah tidak ada di sana,
“Revaa? Reva, kamu di mana!? OMG! Reva hilang atau pulang?” ucap aku ngomong sendiri,
“Huhh, tak ada Reva di sini, mungkin dia sudah pulang tanpa pamitan dengan aku” ucap aku sekali lagi berbicara sendiri.Akhirnya aku memutuskan ke kamar untuk menelepon Reva, saat aku menelepon Reva ternyata tidak dijawab, di situ aku mulai khawatir, “Aduuh, dia ke mana sih?” ucap aku khawatir pada Reva,
“Waaa! Argghhh!"Seeettt
suara misterius itu bersumber dari arah dapur,
“mungkin saja itu Reva” Ucap aku memastikan kalau itu benar benar Reva, aku memutuskan untuk pergi ke dapur, memastikan kalau itu adalah Reva.
Setelah aku sampai di dapur, aku melihat Reva yang sedang diikat dan tidak bisa lagi berbicara karena disekap,
“Revaa!” Teriakku khawatir, aku segera membuka ikatan dan sekapan yang ada di tubuh Reva, lalu aku segara membawa Reva ke kamar aku,
“Reva, kamu kenapa sih? Kok kamu bisa ada di situ? Kamu di buat seperti ini sama siapa?” ucapku kepada Reva merasa khawatir,
“Kamu harus segera membakar lukisan itu! Secepatnya! Atau kamu akan celaka! Aku tadi baru saja bertemu dengan hantu lukisan itu, wanita cantik itu berkata dia tidak tenang kalau lukisan itu tetap dipajang, atau pemilik lukisan ini akan celaka!” ucap Reva engos ngosan,
“Oke oke, aku akan membakar lukisan itu, tapi kau harus membantu aku ya?” jawab aku kepada Reva, “Oke iya” jawab Reva singkat.
Kita pun segera membakar lukisan itu di halaman belakang rumahku, dan akhirnya saudaraku tidak akan takut lagi ke rumah aku, dan hantu itu pun pergi dengan tenang. Setelah kami membakar lukisan itu, sering ada pengis seorang nenek tua yang sering datang kerumah dan celingukan sambil melihat tempat awal lukisan itu dipajang.
Yah gak serem... otaknya ini loooooohh yang mummet😑
But, pliss vote nya yaaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Horor
HorrorIsinya cuma cerita random yang di tulis. Kalau kepo baca aja, kalo ga ya udah si ya...... Serem ngga nya tergantung yang baca. Maaf kalo feel nya kurang dapet ya:) SEBELUM BACA FOLLOW DULU (GA MAKSA KOK, CUMA NGINGETIN😄) Maaf typo..