teror malam hari 2

860 83 2
                                    

Sambung....

Voment jangan lupa...

🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃

"Setan . . .di luar ada setan . . .semua orang mati . . .”

Pria itu berbicara terbata – bata akibat pengaruh ketakutan yang amat sangat. Sesaat kemudian tubuhnya lemas. Ia jatuh berlutut. Ibu yang terkejut segera menahannya.

“Ayah, bertahanlah!”

“Aku tidak apa – apa.” Jawab ayah. “Cuma lemas.”

Tiba – tiba terdengar suara benturan keras di luar. Sesaat kemudian, lampu padam. Mereka terkejut. Semua menjadi gelap gulita. Salah satu tiang listrik di luar rubuh dan memutus aliran listrik di seluruh desa.

Padamnya lampu membuat satu keluarga itu panik. Mereka saling memanggil, meraba ke sana kemari mencari keberadaannya namun tidak butuh waktu lama untuk saling menemukan satu sama lain. Semuanya saling berpelukan kembali.

“Sst . .diam semua!” bisik ayah. Ia mendengar sesuatu.

Suasana menjadi amat hening. Samar – samar suara lengkingan itu terdengar kembali. Semakin lama semakin jelas. Yeni merasakan perasaan tidak enak, begitu juga dengan ayahnya. Ia menduga salah satu dari mereka mendekat ke rumah ini. Mereka kembali dalam ketakutan. Teror menghampiri mereka.

“Cepat, kita ke kamar!” seru ayah dengan suara pelan.

Mengendap – endap, mereka berjalan menuju kamar utama yang terletak di sudut rumah paling dalam. Ibu, Yeni, dan Dio memegang baju ayah dengan erat. Mata mereka yang mulai menyesuaikan diri melihat dalam gelap membantu mereka mengenali apa yang ada di depan. Langkah mereka penuh kewaspadaan untuk tidak menimbulkan suara yang akan menarik perhatian makhluk – makhluk itu.

Mereka semakin dekat dengan kamar utama, tetapi keberadaan makhluk itu terasa semakin dekat. Jantung mereka berdegup kencang. Ayah mempercepat langkahnya memasuki kamar. Tepat ketika Dio, orang yang terakhir masuk, terdengar bunyi hantaman di ruang utama. Sesuatu mendobrak masuk lewat pintu depan. Ayah seketika menutup pintu kamar lalu menguncinya. Hingga pintu benar – benar tertutup, Dio menangkap sesuatu yang berada di sana dalam penglihatannya. Sesosok merah dengan sayap kelelawar dan mata yang merah menyala. Ia tampak memiliki ekor panjang dan dua buah tanduk menyembul di dahinya. Dalam hati ia berpikir, inikah wujud dari Kalong Wewe, makhluk yang menyerang desa ini? Mengapa berbeda dengan yang diceritakan orang?

***

Satu keluarga itu kini bersembunyi di bawah tempat tidur utama. Meringkuk ketakutan dalam kegelapan. Di luar kamar ini, sesosok makhluk mengerikan memburu mereka. Dio menguburkan wajahnya di tubuh ibunya, sementara itu yang lain tak sanggup membuka mata. Hanya ayah yang berusaha menahan rasa takutnya untuk terus membuka mata, memperhatikan pintu yang tertutup rapat. Ia harus bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan keluarganya.

Keberadaan makhluk itu semakin jelas. Mereka bisa mendengar jejak langkah, bahkan geramannya dari balik pintu. Satu keluarga itu kembali diliputi ketakutan yang amat sangat. Jantung yang berdetak semakin keras dan napas yang yang semakin cepat memburu. Yeni bahkan tak bisa menghentikan giginya yang gemeletuk Keringat dingin membasahi pakaian mereka semua.

Tiba – tiba mereka amat terkejut mendengar suara benturan pada pintu. Makhluk itu mencoba mendobrak masuk seperti saat ia datang ke rumah ini. Berkali – kali ia mencoba membenturkan diri pada pintu itu dan berhasil pada kali yang keempat. Pintu itu terlempar menimbulkan suara yang amat keras. Ibu tak sengaja menjerit lemah karena saking kagetnya.

Keadaan semakin tegang. Makhluk itu berada satu ruangan dengan keluarga manusia lemah itu. Ayah bahkan bisa melihat kakinya yang besar dengan ruas jari panjang dan cakar yang tajam. Ia melangkah perlahan – lahan mengelilingi kamar. Mencari keberadaan manusia di dalamnya.

Debar jantung yang semakin kencang membuat dada Yeni sakit. Ia pun tidak tahan untuk menangis dan berteriak sekeras – kerasnya tetapi mulutnya dibekap oleh lengan ibu, begitupun dengan mulut Dio. Ayah melirik cemas ketiga anggota keluarganya, tetapi tak ada yang bisa ia lakukan kecuali berbuat yang sama pada dirinya. Makhluk itu sungguh menakutkan.

Makhluk itu mendengkur. Tetapi dengkurannya terdengar seperti geraman. Dan di sela – sela geraman itu, ia mengendus – endus. Ayah berharap ia tidak mencium keberadaan dirinya dan keluarganya. Namun harapan itu kian tipis ketika langkah itu mendekat dan berhenti di dekat tempat tidur. Kemudian harapan itu sirna ketika sebuah tangan dengan jari panjang bercakar tajam memegang tempat tidur kemudian mengangkatnya ke atas.

Makhluk itu menemukan mereka dan manusia – manusia tak berdaya itu melepaskan jeritannya. Ia menjulurkan cakarnya, mengoyak tubuh mereka satu per satu. Yeni dan adiknya hanya bisa menganga tanpa suara ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana makhluk itu merobek perut kedua orang tuanya kemudian memakan isinya hidup – hidup. Matanya terbelalak tak tetahankan dan pemandangan mengerikan itu terekam kuat dalam pikiran mereka. Tetapi itu hanya sekejap.

Tak lama kemudian, sesosok makhluk yang lain menjebol atap rumah, menerobos masuk dari atas. Makhluk itu kemudian langsung meremas kepala Dio hingga isi otaknya berhamburan keluar sebelum ia menghabisi mangsa terakhir dengan menarik tenggorokan Yeni dari lehernya.

Tak ada seorangpun warga yang selamat dari pembantaian itu hingga fajar menyingsing.

***

Yeu selesai..part ini

Kejam banget ya jadi ngeri sendiri bacanya
So, jangan lupa plis voment

Kumpulan Cerita HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang