Halo Semua
Aretha kembali nih, update cerita UNEXPECTED Part 14
Jangan lupa vote ya manteman
Karena satu vote dari kalian, berharga buat Aretha
Sampai jumpa lagi👋, dadah👋~~~~
Suara bisingnya kendaraan khas perkotaan kembali terdengar di telinga Farra. Pukul 05.30 Galen, Farra, dan Digta sudah bersiap untuk mengantarkan Guinandra menuju bandara untuk ikut serta dalam jadwal penerbangan pagi menuju Boston. Sesampainya di bandara, mereka langsung berpisah karenawaktu yang berjalan lebih cepat dari yang mereka pikirkan.
“Take care ya, Pa,” pesan Farra sembari menyalami Guinandra dan memeluknya sebentar.
“Jangan lama-lama, Pa, kasian Si Farra, ntar nangis lagi.” Galen juga memberi pesan pada pria itu serta meledek Farra.
“Apaan, sih, lo, Bang.” Farra mengerucutkan bibirnya seraya melirik sinis pada Galen. Alhasil Galen dan Guinandra terkekeh karena itu.
“Hati hati, Om. Semoga cepat selesai pekerjaannya,” pesan Digta kemudian menundukkan kepalanya sebentar untuk memberi hormat.
Guinandra tersenyum mendengar semua pesan itu kemudian menjawab, “Iya, aamiin. Yaudah, papa berangkat dulu. Assalamualaikum.”
Setelah Guinandra hilang dari pandangan mereka bertiga, Farra dan Digta pulang ke rumah dan Galen pergi menemui teman-temannya karena sudah janji.
“Dig, ntar pukul sepuluh jalan-jalan, kuy. Gue bosen, nih, di rumah," ajak Farra dengan suara sedikit menggerutu.
“Gue engga,” jawab Digta tanpa mengindahkan pandangannya dari layar ponsel.
“Ahh, lo mah, gitu.” Farra mengerucutkan bibir sembari menghembuskan nafas berat.
“Iya-iya, ntar tinggal pergi gitu aja susah.” Digta beranjak untuk menuju kamar mandi.
“Ohh, jadi lo sekarang ngomongnya udah bisa kayak gue ya, Dig?” tanya Farra dengan nada meledek.
“Lo kan tahu. Itu bukan gue yang dulu,” jawabnya sembari berjalan dan tanpa melihat ke arah Farra.
Saat sudah masuk ke dalam kamar mandi, tiba-tiba kepalanya muncul dari balik pintu sambil berkata, “Sstt, jangan bilang siapa-siapa kalo gue aslinya kayak gitu.”
“Siap 86,” ucapnya sembari hormat bendera.
~~~~
Saat berada di dalam mall, langkah kaki mereka langsung menuju ke area timezone dan tidak ada minat sedikitpun untuk berada di toko lainnya. Apalagi toko make-up. Setelah sampai, netra Digta mengarah pada Gilang dan teman-temannya yang sedang bermain game basket di posisi yang sama dengan mereka berdua.
“Ehh, Ra. Itu, kan, kak Gilang sama teman-temannya? Abang lo juga ada.” Digta menepuk bahu Farra beberapa kali karena gadis itu sedang memperhatikan toko buku yang tiba-tiba menggodanya.
Farra menoleh karena sedikit terkejut dan menjawab dengan sedikit terbata. “E−eh, iya. Itu abang gue. Ada kak Ellia juga, ewh.”
“Samperin ngga?” tanya Farra untuk memastikan jawaban gadis di sampingnya.
“Yuk.”
Farra menyapa semua orang dan tersenyum lebar. Sedangkan Digta kembali menjadi terdiam seperti biasanya. Satu hal aneh tiba-tiba saja terjadi. Gilang berjalan menjauh dari teman-temannya dan berbalik seperti mau pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED [REVISI]
Teen Fiction"Kenapa lo mau sama gue kak?" tanya Farra dengan wajah ingin tahu yang besar. "Hubungan itu bukan sekedar ikatan ... tapi juga rasa nyaman," jawab Gilang seraya memeluk Farra dari belakang. "Kalau kita ada dalam satu ikatan, tapi lo atau gue sama s...