DiselArga

6

✔ Ratu Tembem

Aku tau mungkin ini terlalu cepat buat kamu, aku tau mungkin kamu juga kaget, tapi aku ga maksa kamu bisa nerima aku sekarang, tapi aku mohon tolong jangan tolak aku. Sekali lagi, will you be my girl friend?

Send.

Disel membaca pesan terakhir dari Arga, ia terdiam, entah mengapa tiba tiba otaknya sangat sulit berpikir, darahnya seperti mangalir sangat deras, jantungnya berdetak sangat cepat, napasnya sesak sekali. Ada apa ini? Mengapa reaksi tubuhnya seperti ini? Beberapa menit kemudian ia tersadar. Ini maksudnya apa? Arga nembak gue? Kalimat terakhir pesan itu? Apa Arga lagi becanda? Gue harus jawab apa?.

Tuhan aku takut, bagaimana kalau Arga seperti Dikri? Bagaimana kalau semua ini hanya main-main? Bagaimana kalau ternyata nanti kisahku akan sama seperti kisahku dengan Dikri? Tuhan tolong aku, tolong beri aku jawaban, hatiku merasa hangat karna ungkapannya, tapi mengapa hatiku juga merasa takut dalam satu waktu?

Tiba tiba saja pikiran Disel melayang pada kejadian satu tahun lalu, saat dirinya sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan ternama di kota Serang, ya, dia sedang bersama Dikri, mereka selalu menghabiskan weekend bersama di setiap minggunya, mereka selalu menunggu hari weekend untuk terus memberi kebahagiaan satu sama lain dengan hal yang sederhana.

Dikri adalah cinta pertama Disel,mereka adalah teman kecil yang tumbuh dan akhirnya saling menyukai, mereka berkomitmen untuk menjalin sebuah hubungan bukan lagi sekedar persahabatan, Disel menyetujuinya, Disel mencintai Dikri, menyayangi Dikri, Disel selalu menggantungkan harapannya pada Dikri, menurutnya Dikri bukan hanya sekedar pria idamannya namun juga bisa menjadi malaikat yang selalu menjaganya.

Tapi saat weekend kala itu semuanya berubah. Awalnya tak ada yang beda, mereka sama sama saling bertukar senyum dan tawa, mereka makan bersama, bermain time zone bersama, tapi ketika pulang, saat Dikri mengantarnya pulang, ada yang aneh, Dikri tiba tiba ingin bicara dan tepat di depan gerbang rumahku ia berkata bahwa ia akan pindah ke luar kota, tepatnya ke Surabaya ia akan ikut dengan ayahnya karena ayahnya bekerja disana. disel sudah mencoba memohon dan memberi pengertian, tapi Dikri bilang ia tak akan pernah balik lagi ke Serang, ia tak kan pernah bertemu lagi dengan Disel. Entahlah kebahagiaan Disel tiba tiba hilang, semuanya lenyap, apa apaan ini? Manusia yang sangat ia cintai akan meninggalkannya? Akhirnya Disel masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan Dikri yang masih mematung di depan pagar rumahnya.

Dan dari situlah alasan Disel tidak mau lagi menjalin hubungan dengan pria manapun, selama ini tak ada seorangpun yang berani mengingatkannya pada Dikri, bahkan Hafifa sekalipun yang merupakan sahabat Disel tak pernah membuat Disel terngingat tentang Dikri. Tapi malam ini, Arga berhasil membuat Disel mengingat setiap inci kenangannya bersama Dikri, Arga berhasil membuat semua luka yang sudah Disel kubur dalam dalam kembali terbuka, bahkan membuat Disel kembali merasakan semua lukanya terdahulu.

Semesta aku takut, apa yang harus aku katakan kepada manusia menyebalkan itu, bahkan sudah malam beginipun ia masih terus menggangguku dan semenyebalkan itu, semesta, ada rasa ingin ku menerimanya, namun semua luka yang di buat masa laluku masih terasa nyata dalam benak dan hatiku, tolong aku siapapun tolong aku, aku harus apa?

Akirnya Disel sibuk dengan pikirannya sendiri sampai tak sadar ia tertidur dengan masih membuka aplikasi chattingnya dengan Arga dan handphone yang masih tergenggam di tangannya.

Sedangkan Arga masih sibuk dengan segala pikiran dan perasaannya yang ia rasakan, ia berfikir, apa Disel akan mau menerimanya? Bagaimana jika Disel tak menerimanya, apa ia pantas untuk Disel. Dalam hatinya Arga bersumpah. Semesta tolong aku, tolong sampaikan perasaanku pada Ratuku, tolong beri tahu padanya hatiku sudah jatuh sangat mendalam padanya, bahkan aku sudah tak peduli jika aku harus terus dan larut dalam harapanku padanya, semesta sumpahku untukmu aku akan terus menjaga Ratu tembemku, aku akan selalu mencintainya bahkan smpai ia suda bosan dengan wajahku ini. Begitulah sumpahnya, sangat terlihat semua harapannya pada malam itu.