Merasa Bersalah

108 15 2
                                    

Pukul 05.00 seperti biasa Disel bangun dan langsung mandi, kebiasaan yang tak pernah hilang dari dulu adalah nongkrong di kamar mandi, padahal bukan untuk pup, tapi untuk ngumpulin nyawa hahaha. Yaaa, akhirnya Disel keluar kamar mandi pukul 05.45 dia langsung memakai seragam dan bersiap siap. Dan pukul 06.10 ia berpamitan untuk berangkat, karna harus menggunakan angkutan umum jadi Disel harus selalu berangkat lebih pagi. Apa lagi di sekolahnya tiap pagi di adakan sholat Dhuha bersama.

Oke seperti biasanya tugasnya pagi ini sebagai pengurus Osis adalah menyiapkan perlengkapan sholat bersama di lapangan. Setelah sholat kegiatan selanjutnya adalah membaca asmaul husna dan berdoa bersama yg di pimpin oleh perwakilan siswa di sekolahnya.

"Baru sadar gue ternyata suara si Arga bagus ya Sel? Dia nyebelin nyebelin gitu agamanya bagus tau Sel, setau gue dia gak pernah tinggal sholat 5 waktu, uhhh calon imam idaman banget kan Sel?" kata Ina Salya Sabilla teman sekelas sekaligus teman Osisnya.

"Emang itu suaranya si Arga?" tanya Disel.

"Iya, masa lo gatau? Kan lo tiap hari ribut ama dia" kata Salya.

"Ya mana gue merhatiin Sal, gue inget muka dia aja bawaannya udah emosi mulu" kata Disel.

"Jangan gitu, lama lama naksir lu ama dia" kata Salya

"Dih amit-amit dah gua bisa suka sama makhluk satu itu, gue inget mukanya aja males apa lagi bayangin bisa suka ama dia, kaya gak ada cowok lain aja" jawab Disel sambil bergidig tak bisa membayangkannya.

Setelah semuanya selesai dan bel pulang berbunyi, ia bergegas berganti baju untuk latihan eksul, tapi Disel merasa ada yang aneh dengan hari ini. Ko tumben ya Arga gak gangguin gue, tumben juga tuh cowo gak nongol depan gue, gak keliatan batang idungnya, kenapa ya dia? Beberapa pertanyaan bermunculan di pikirannya. Dan ia langsung menggelengkan kepalanya berusaha menghapus pikiran-pikiran yang mengganggunya. Ah ngapain sih gue mikirin makhluk nyebelin itu. Dah ah mending gue fokus latihan aja.

--0--

Di satu sisi Arga merasa bersalah karena kemarin tidak meminta maaf kepada Disel, entahlah tiba-tiba saja nama Disel selalu memenuhi pikirannya dari semalam, sampai sampai ia harus mengabaikan tugas Biologinya dan menghabiskan waktunya untuk memikirkan bagaimana caranya meminta maaf kepada gadis itu.

Apa gue langsung bilang maaf aja ya ke dia? Ah gengsi dong gue. Apa gue harus cari alamat rumahnya dan kasih dia hadiah sebagai permintaan maaf gue? Ah apaan sih gue jadi sok romantis gini. Apa gue gausah gangguin dia aja dulu sehari ya sebagai permintaan maaf gue, anggaplah diskon sehari gak gangguin dia karna gue udah bikin lututnya luka. Dan akhirnya, keesokan harinya Arga harus tahan untuk tidak bertemu Disel walaupun kelas mereka sebelahan, Arga harus tahan hanya melihat Disel yang keluar masuk kelasnya, ia harus melihatnya dengan sembunyi sembunyi agar Disel tak merasa curiga ada yang memperhatikannya. Ehtahlah kenapa dia jadi seperti ini hanya karna Disel, rasanya aneh sehari tidak melihat wajah cemberut Disel seperti ada yang kurang.

Akhirnya sampai pulang sekolah Arga bisa bertahan tidak mengganggu Disel seharian. Menurutnya ini adalah pencapaian luar biasa karna harus menahan perasaan untuk tidak bertemu gadis yang ia sukai. Hah? Apa? SUKAI? apa-apaan sih masa gue suka sama Disel, ah apa emang bener ya gue suka ama Disel, gak salah sih gue suka sama Disel, apa gue coba usaha buat deketin dia ya? Ah dia gak akan mau. Ah woi kenapa lagi lagi gadis itu bikin pikiran gue pusing sih, kenapa dia selalu bisa menuhin otak gue dengan nama dia. Aduh pusing gue.

--0--

Setelah ekskulnya selesai, ia pulang kerumah dengan angkutan umumnya. Dan saat sudah di pertengahan jalan, tiba-tiba saja angkotnya mogok.

"Neng, Ibu, Mas, maap turun disini aja ya ini mogok angkotnya" kata si Mamang angkot sambil meminta maaf.

Dan mau gak mau Disel harus ikut turun dari angkot dan mencari angkot yang lain, tapi di jam jam sore seperti ini, jamnya para karyawan pulang kerja pasti susah ada angkot karna jalanan sangat macet. Setelah hampir setengah jam menunggu tiba tiba suara kelakson motor mengagetkannya.

Tiiiiinnnn....

"Woi ngapain lo bengong di pinggir jalan?" ucap Arga.

"Arga? Ngapain lo disini?" tanya Disel sedikit kaget.

"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo ngelamun di pinggir jalan, di culik orang baru tau rasa lu" kata Arga.

"Yee apaan sih, siapa juga yg mau nyulik gue" jawab Disel.

"Yauda yuk ikut gue, jalanan lagi macet, lu nunggu angkot sampe gelap juga gak dapet-dapet, ayo naik!" Kata Arga sambil memberikan helm ke arah Disel.

"Beneran ni gapapa?" tanya Disel tak enak.

"Ya kalo gue tawarin berarti gapapa, ayo buru mau ga?" jawab Arga.

Akhirnya Disel naik ke motor Arga. Kenapa rasanya canggung banget ya? Kenapa tiba tiba dia bisa nongol depan gue ya? Kenapa ni anak bisa tiba tiba baik sama gue? Ko gue jadi heran? Berbagai pertanyaan sudah berkumpul di otak Disel, ia ingin bertanya namun gengsi dan akhirnya mereka hanya sama sama diam.

"Temenin gue dulu ya Sel" ucap Arga memecah keheningan.


Kira-kira Disel mau di bawa kemana ya? 😂😂

Kritik dan saran sangat di butuhkan trman-temaan....
Jangan lupa tinggalkan jejak vote yaaa💕💕💕

DiselArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang