Hari pertama,
Hari dimana jadi perjumpaan para mahasiswa baru di salah satu universitas di Jakarta. Kemeja putih dan bawahan hitam nampak jelas mendominasi di seluruh penjuru kampus ini. Wajah asing memenuhi pandangan mata, sapaan
"hi kamu yang di grup ya?" Tak kunjung henti terdengar dari pendengaran. Hingga akhirnyaTap
"Lo Biru?" Tanya sosok lelaki yang berpakaian sama seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, kepada perempun berambut pendek yang tengah berdiam diri mencoba menerka dimana kumpulan anak anak dari jurusannya
"Eh iya? Kamu..." jawab perempuan itu selagi memikirkan nama yang sedang setengah mati dirinya hafal dari grup fakultas nya.
"Chandra" jawab lelaki itu yang dibalas dengan anggukan dari perempuan yang disapanya.
"Ahhh iyaiya" tukas perempuan itu berlaga selayaknya mengenal lelaki yang berada dihadapannya.
"Lo tau dimana jurusan kita ngumpul?" Tanya Chandra, dan dibalas dengan gelengan kepala dari perempuan yang tidak mengeluakan banyak suara.
"Wait" Chandra pun terlihat mengcek grup fakultas nya. "Ke lobby dulu aja yuk, siapa tau mereka disana"
"Oke"
Keduanya pun berjalan menuju lobby, yang entah mereka tahu atau tidak dimana keberadaannya.
Tak lama, sampailah mereka ke depan sebuah gedung dengan tulisan "Fakultas Teknik" terpampang jelas di dinding gedung tersebut.
Chandra terlihat berjalan lebih cepat dari sebelumnya, terlihat pula beberapa lelaki yang sedang berkumpul dan Chandra mengenal mereka, meninggalkan perempuan yang tadi bersamanya mematung tak tau harus ber buat apa. Di lihatnya Lelaki itu tengah bercengkrama dengan gerombolan lelaki tersebut, dan Chandra menunjuknya.
"What?" Batin perempuan yang masih diam berdiri 1 meter dari kumpulan lelaki tersebut.
Dan taklama"Biru" ucap mereka serentak, yang membuat perempuan itu tersentak kaget dengan suara bass para lelaki tadi.
"Iya?" Jawab perempuan bernama Biru itu, selagi melangkah maju mendekati mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoir
Teen FictionWe had our time and Maybe it wasn't for us. Semesta seperti mempunyai rencana sendiri , membolak balikkan kehidupan Biru. "Semesta sebecanda itu"