8.35 pm
Malam itu seperti biasanya, Biru mampir ke restaurants cepat saji di dekat kosan nya. Ia pun mengambil rute busway arah bundaran HI dan turun di sarinah.
Sampainya di depan mcdonalds sarinah, ia langsung bergegas masuk dan indra penciumannya pun disambut dengan wangi khas ayam yang membuat perutnya berteriak. Memesan 1 ayam dan nasi serta ice coffee jelly yang menjadi favoritnya. Perempuan berambut pendek pun itu mengambil tempat duduk yang mengahadap ke arah jalan raya.
Indah.
Gumamnya, sembari memandang lurus keluar, pikirannya pun kembali kepada sosok yang ia lihat di kantin siang tadi. Tidak ada pikiran bahwa lelaki itu akan kembali sosok yang sudah membuatnya lupa akan rasa.3 tahun sudah berlalu sejak ia bertatap mata dengan sosok lelaki beji itu. Bukannya ia benci, ia hanya menyalahkan hatinya yang sampai sekarang masih terasa hangat jika ia membaca isi pesan dirinya dan lelaki itu di. Bodoh merupakan satu kata yang pas. Karna sampai sekarang ia masih tidak bisa melupakan lelaki itu walaupun ia sudah merusak semua hal yang ada didalam hidupnya.
Biru pun tersentak dengan getaran dari handphone yang ada di meja dekatnya, dan terlihat ada pesan masuk,
From : Reyvaldi 18
Udah tidur?Pesan tersebut membuat biru mengernyit dahinya. Biru yang sangat aware akan keberadaannya di environment yang penuh oleh lelaki yang belum ia kenal sepenuhnya. Tidak, ia tidak mencari seorang untuk menyembuhkan hatinya. Ia disini untuk menggapai impiannya. Bukan untuk di alihkan oleh lelaki yang akan menyakiti dirinya nanti.
To : Reyvaldi 18
Kenapa?Jarinya pun berkata sebaliknya, Biru terbilang sangat jarang untung muncul di grup jurusannya. Karna, untuk apa? Ia sudah tau semua tugas yang harus ia kerjakan. Lantas untuk apa ia muncul? Nantinya semua temannya pun akan meminta jawaban padanya di pagi hari.
From : Reyvaldi 18
What do you think about polaris?"Eh?" Sontak dirinya pun makin bingung dengan sosok lelaki yang tengah mengirimkan nya pesan yang sangat absurd ini.
To : Reyvaldi 18
Its pretty but not as much as lyra. Bintang yang ga pernah berpindah tempat. Most people called it the north star. It's shine 2500x times brighter than the sun. Yet it's only ranked 40 for the most brightest star in the universe. Why?Balasannya pun tak terbilang lama karna pesan dari lelaki itu sudah kembali muncul di notifikasi bar nya.
From : Reyvaldi 18
Some people are like a north star. They didn't move at all but still amaze million of people out there. It become a compass where people would look towards to when they get lost.Biru pun bisa dibilang kaget dengan acknowledgements lelaki ini akan konstelasi atau benda langit lainnya. Karna, cukup jarang ditemui nya sosok yang begitu memperhatikan akan hal yang ada diatasnya. Pikirannya pun melayang disaat ia sedang berada di atap genteng rumahnya pada sore hari demi melihat venus yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Bisa di bilang ia lebih suka menghabiskan waktu di atap rumahnya sambil melihat apa yang ada diatas. Seakan beban di dadanya terasa terangkat. Lautan emosi masih beresemayam di dalam sukma nya. Entah sampai kapan ia bisa menahan semuanya.
Sejak pertama kali ia mengenal rasa, semesta seaakan tak pernah berpihal padanya. Ia masih ingat betul, sosok lelaki yang memberinya rasa kasmaran pertama kali dalam hidupnya. Avicenna , saat itu ia masih duduk di bangku taman kanak kanak, mustahil memang untuk anak seumuran 5 tahun sudah bisa mengenal rasa. Tapi itu yang ia rasakan. Rasa yang membuat dirinya tersenyum lebih lebar, membuatnya tanpa sadar sering menulis namanya di buku gambarnya dan-
From : Reyvaldi 18
Go home.Seakan tertarik ke masa sekarang birupun melirik jam di handphone nya dan matanya pun membesar
10.37 pm
Shit,
Ia melamun selama 1 jam? Pesan terkahir dari Valdi pun tak ia balas karna dirinya sudah sibuk memberesi barang barangnya dan memesan ojek online untuk pulang ke kosan.
--
"Biru, semalem pulang jam berapa?" Tibatiba lelaki itu sudah berada di sampingnya disaat ia sedang mengantri membeli kebab untuk makan siang.
"Hm?" Jawabnya hanya mengumam , matanya masih melekat ke makanan yang sedang disiapkan untuknya. "Pulang jam berapa semalem?" Lelaki itu mengulangi ucapannya. "10" balas perempuan itu singkat tanpa melirik lelaki disampingnya.
"Nonton yuk nanti sama kaendra sama yang lain juga" ajaknya dan dilihatnya mata perempuan disampingnya itu berbinar melihat kebab yang sudah ada di tangannya.
"Mau gaaa ruu?" Tanya lelaki itu lagi, "Nonton apa? Kartika sama Yuna ikut?" Balas Biru sambil menggigit kebabnya. "Ikut kayanya, eh mau dong" ujar lelaki itu sembari menyodorkan mukanya ke kebab yang ada di tangan Biru, dan Biru pun hanya pasrah saat melihat lelaki itu mengambil daging yang besar. "Yauda" jawabnya singkat dan membuat lelaki di hadapannya tersenyum.
Seperti yang Valdi ucapkan, akhirnya ia dan beberapa teman nya pun bergegas menuju bioskop terdekat , Biru Valdi Kaendra Kartika dan Yuna pun berada di dalam mobil kaendra menuju bioskop. Dan yang lain menyusul menggunakan motor mereka masing masing.
"Ru mau popcorn atau minum ga?" Tawar Kaendra saat ia sedang mengantri untuk membeli popcorn. "Minum ajaa ndra" balas Biru yang berada si belakang tubuh tinggi Kaendra. Tak lama Kaendra pun membawa 3 popcorn dan 2 minum di tangannya, entah sebesar apa tangannya mampu membawa itu semua tanpa kesusahan. "Berapa ndra minum nya tadi?" Tanya Biru sambil mengeluarkan dompet dari tasnya. "Gausa santai" balas Kaendra sambil tersenyum. "Ga ih berapa" tukas Biru yang masih tak mau bila ia tidak bayar. "Biru gausa" ucapnya lagi sambil mengelus lengan perempuan di hadapannya itu serasa tersenyum dan lanjut memakan popcorn yang ada di tangannya.
Merekapun berjalan menuju pintu teater dimana film mereka akan di putar, lalu saat ingin memilih tempat duduk, Kaendra menarik lengan Biru agar ia duduk di sampingnya disusul oleh Kartika yang duduk di sisi kiri Biru. Tak lama, tiba tiba kartika berpindah tempat duduk dan Valdi pun berada di sisi kiri dimana Kartika tadi duduk. "Kartika mana?" Tanya Biru saat ia sadar kartika tak lagi di sampingnya, "tuh minta tukeran mau deket Chandra" balasnya yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Biru.
--
"Mau makan apa kalian?" Tanya chandra setelah kita berjalan keluar dari bioskop. "Mau taichan " sahut Yuna yang menempel dengan pacarnya. "Yang lain?" Tanya Chandra kembali. "Bole deh tuh" jawab kartika dan beberapa anak yang lain yang setuju. Alhasil, kami pun meluncur menuju taichan senayan yang terletak tidak terlalu jauh dari posisi kami.
Sesampai nya disana pun suasana sudah ramai, banyak pedagang yang langsung menawari dagangannya. Kami pun duduk rada tengah, sesaat makanan kami datang, semua nya seperti kelaparan, dalam sekejap 15 porsi pun lenyap. Kembali memesan dan
"Kak bunga nya, 15ribu" ucap seorang anak kecil yan berjualan bunga mawar putih. Yuna pun langsung membeli dari anak itu, dan memberikannya kepada pacarnya. Biru dan kartika pun tertawa melihat raut wajah merah Bagas, pacarnya Yuna. "Masa cewe yang beliin lo gas. Malu" sindir Chandra yang membuat bagas pun memanggil anak penjual bunga tadi dan membeli beberapa bunga dan memberinya kembali kepada Yuna.
Yang lain hanya tertawa melihat kelakuan dua temannya tersebut."Biru nanti gue anter pulang ya" ucap kaendra yang tiba tiba berbicara, "iya" Biru pun membalas dengan senyuman. Valdi yang sebrang di depan mereka pun mengernyit dahi bingung dan ada rasa kesal yang muncul.
"Kenapa Biru tiba tiba mau dianter Kaendra?" Batinya
Matanya pun kembali melihat Biru dan Kaendra yang masih tertawa seakan lupa jika mereka datang bersama teman teman yang lainnya. Melihat hal itu menyulut sesuatu di dalam diri valdi,
Cemburu.
~~~~~~~
Hiii guyss🥰 gimanaaa gimanaaa??! Hihi
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoir
Teen FictionWe had our time and Maybe it wasn't for us. Semesta seperti mempunyai rencana sendiri , membolak balikkan kehidupan Biru. "Semesta sebecanda itu"