"LO SEMUA DENGER GASI APA YANG GUE BILANG?" Total 65 mahasiswa baru itu hanya bisa menunduk takut mendengar gelegar pemilik suara yang bukan lain adalah senior mereka.
Typical ,
3 hari Yang menjadi tradisi bagi semua para mahasiswa baru, atau lebih dikenal sebagai 3 hari pelapasan Ham. Terdengar melebih lebihkan, namun itu lah yang dirasakan oleh kebanyakan mahasiswa baru saat masa ospek di laksanakan."Lo kemarin gue minta bawa apa?" Tanya salah satu senior kepada satu lelaki yang ada di baris paling depan. "Nasi hijau bang" jawabnya pelan.
"Yang lo bawa apa?" Tanya sang senior lagi masih dengan nada yang tinggi.
"Nasi hijau bang" lelaki berpostur tinggi dengan kulit sawo matang itu masih menunduk memegangi besek yang berisi nasi yang ia bawa."Mata lo buta? Coba lo samain sama temen lo yang lain" , "beda bang" jawabnya lagi.
"Angkatan lo yang lain bisa dapet warna yang sama , kenapa lo engga?" Sangkal sang senior yang lalu- "KOMTI SINI LO" teriakan kencang itu sekali lagi mengisi ruang aula.
"Ini angkatan lo kenapa bisa gadapet warna yang sama? Lo ga peduli? Iya?" Ujar sang senior kepada komti atau nama lainnya ketua angkatan yang hanya dibalas dengan "maaf bang"
"LO NGOMONG SAMA LANTAI? MATA GUE DIATAS BRO" lekas sang komti langsung mengalihkan pandangannya depan, "maaf bang"
"PUSH UP LO SEMUA"
Biru yang masih menundukkan kepala nya lalu segera bersiap dalam posisi push up,
"'Mba mba nya gausah" ujar satu senior perempuan yang ada di depan, lalu di sambung oleh senior yang lain
"Mba nya gausa ikutan, lanjutin makannya"
Biru dan 2 perempuan lain yang ada di sampingnya pun patuh dan lanjut memakan makanan yang ada di besek mereka.
Ospek hari pertama sudah cukup membuatnya meneguk ludah berkali kali. Yang mana hari itu mereka diminta untuk membawa nasi hijau, jengkol, tahu dalam berbagai bentuk, dan beberapa makanan lainnya.
Hari berikutnya pun tak kunjung lebih baik, Biru semakin iba melihat teman teman lelakinya yang habis kena oleh pra seniornya.
Biru merasa tidak adil. Kenapa hanya lelaki yang kena masalah? Kenapa Biru dan 2 perempuan lainnya tidak?
Satu yang Biru tau, perempuan sangatlah di hargai di jurusannya. Maka itulah yang membuat dirinya selalu lolos dari amukan seniornya.
Being treated like queen, sure it's a dream for every girls. But why does it feels like a burden?
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoir
Teen FictionWe had our time and Maybe it wasn't for us. Semesta seperti mempunyai rencana sendiri , membolak balikkan kehidupan Biru. "Semesta sebecanda itu"