Perkumpulan para lelaki di depan Lobby tersebut tak membuat perempuan itu bergeming dari tempatnya berdiri. Melihat Chandra yang tengah berbicara kepada 4 pasang mata di depannya.
"BIRU" Teriak ke lima lelaki yang berjarak 50 meter di depan perempuan bernama Biru tersebut.
"Iya" ucapnya walau tak terdengar ke telinga yang memanggil nya.
Perempuan itu berjalan santai mendekati gerombolan lelaki tersebut.
"Eh Biru, kenalin gua Kaendra. Yang bilang mau nraktir lo kalo kita kalah main Bingo" ucap salah satu lelaki yang berpostur tinggi dengan mengulurkan tangannya bermaksud untuk berkenalan.
"Oh. Iya, hahaha masih berlaku kan?" Seketika perempuan itu merasa, nyaman. Entah karena apa, mungkin karena perawakan lelaki didepan nya sangat menenangkan, dan cara bicaranya yang sangat santai.
"Masih kok tenang aja. Imma man after all" tukas nya yang hanya di balas dengan jitakan di kepala oleh lelaki di belakangnya.
"Baru masuk Ndra, pelan napa" ujar lelaki dibelakangnya yang hanya di balas oleh senyuman dengan Biru.
Taklama sesudahnya, terdengar arahan dari speaker yang di tujukan kepada seluruh mahasiswa baru yang masih bergerombol di depan lobby untuk baris.
Biru, Chandra , Kaendra , dan 3 lelaki lainnya pun bergerak untuk baris sesuai jurusan. Ya, kelima nya berada di jurusan yang sama. Teknik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoir
Teen FictionWe had our time and Maybe it wasn't for us. Semesta seperti mempunyai rencana sendiri , membolak balikkan kehidupan Biru. "Semesta sebecanda itu"