Bagaimana jadinya jika seorang psikopat gila berdarah dingin harus berhadapan dengan seorang wanita hamil dan segala masa ngidamnya? Oh, dan jangan lupakan bayi-bayi mungil yang sebentar lagi akan lahir ke dunia hingga tiga orang sekaligus!
Apakah b...
Siska terkekeh geli membaca pesan yang ia kirimkan pada Raga, entah apa ekspresi yang suaminya itu keluarkan ketika ia memanggilnya 'Daddy'.
Tak lama kemudian, notifikasi balasan dari pria yang sebentar lagi akan menjadi ayah dari anak-anaknya itu masuk ke dalam ponselnya. Siska tersenyum semringah seraya menyamankan punggungnya pada sandaran sofa ruang keluarga yang menjadi tempat bersantainya pada siang hari ini.
Daddy 💕
Hello, Baby. Sepuluh menit lagi aku ada meeting, kenapa emangnya?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku pengen makan mango sticky rice yang tadi di-endors sama salah satu selebgram
Nanti jam makan siang kita beli. Setelah selesai meeting aku jemput kamu
Kelamaan, dong. Nanti aku minta antar Pak Yanto aja biar nggak buang-buang waktu
Oke. Kamu lagi ngapain?
Mikirin mango sticky rice
Bye, aku meeting dulu
Siska tergelak di tempatnya, membayangkan ekspresi kesal Raga yang terselip di antara wajah datarnya. Menggoda suaminya itu adalah salah satu hobi Siska. Namun, tak ayal Siska memang benar-benar memikirkan makanan khas Thailand itu, membayangkan rasa manis mangga yang dipadukan dengan ketan serta santan membuat liurnya hampir menetes.
Ketika ibu hamil itu menapakkan kakinya di lantai yang dilapisi oleh karpet berbulu halus nan tebal hendak melangkahkan kakinya, Bi Surti menoleh ke arah Siska, wanita paruh baya itu selalu berada di samping majikannya jika semua pekerjaannya telah selesai, entah menemani Siska membaca buku seraya menonton sinetron, atau berbincang dengan wanita muda itu, tentu saja atas dasar kemauan Siska sendiri.
"Bu Siska, mau ke mana? Biar saya yang ambil kalau butuh sesuatu," tanya Bi Surti.
Siska tersenyum. "Saya mau siap-siap, nanti jam makan siang mau pergi sama Raga," sahutnya.
"Nanti Bapak Raga yang jemput atau diantar Pak Yanto, Bu?"
"Dianter Pak Yanto aja, Bi. Biar gak buang-buang waktu, jam istirahat, kan cuma sebentar, belum lagi nanti kalau macet. Tolong bilangin Pak Yanto buat siapin mobil, ya, Bi."
"Kalau begitu saya bilang Pak Yanto dulu, Bu." Setelah mendapat balasan anggukan dari Siska, Bi Surti bergegas menghampiri sopir pribadi keluarga kecil itu yang biasanya bersantai di pos satpam.
