Notice Me, Baby

228 4 0
                                    

Aku mempunyai seorang teman. Namun usianya berbeda cukup jauh dariku. Tahun ini aku memasuki usia yang ke-25, sedangkan dia baru saja menginjak usianya yang ke-20 tahun. Perbedaan usia lima tahun ini kadang membuatku merasa sangat risih. Ditambah lagi dia sangat manja kepadaku. Bisa dibilang kami ini bukan sekedar teman namun juga bukan sepasang kekasih. Sangat membingungkan.

"Nanti pulang jemput aku, ya?"

Dia melambaikan tangan ke arahku sebelum masuk ke dalam kampusnya. Dan aku hanya terdiam di depan mobil sambil membalas lambaian tangannya.

Kadang aku berpikir, haruskah aku menyatakan cintaku padanya? Namun sampai saat ini aku belum dapat merasakan getaran cinta itu. Entah aku yang salah atau memang sesungguhnya aku yang tidak mempunyai perasaan terhadapnya.

Ah, iya. Kenalkan namaku Uzumaki Naruto. Saat ini aku bekerja di salah satu kantor pemerintahan di Jepang. Posisiku sudah cukup aman jika ingin menginjak ke jenjang pernikahan. Namun belum ada hasrat untuk itu.

Aku lebih suka berpergian ke suatu tempat untuk menikmati hari liburku. Tapi tidak sendiri, melainkan bersama teman-teman sebayaku. Dan mereka juga mengetahui tentang statusku kala ini. Single.

.

.

.

Di apartemen...

Selepas pulang bekerja, aku segera beristirahat di apartemen yang kusewa. Oh, iya. Daerah asalku jauh dari perkotaan yang mengharuskan aku menyewa sebuah apartemen untuk tempat tinggal.

Selain dibayar hanya dengan setengah harga, fasilitas di apartemen ini cukup lengkap. Yang memungkinkan untuk beraktivitas banyak di luar ruangan. Dari lapangan futsal, kolam renang, lapangan basket, dan banyak fasilitas olahraga lainnya. Membuatku semakin betah tinggal di apartemen ini.

KRINGGG

Baru saja aku membaringkan tubuhku di atas kasur yang empuk, terdengar dering telepon genggam milikku. Akupun segera mengambil handphone yang berada di saku kanan celanaku lalu mengangkatnya.

"Halo?"

"Naruto-kun, jam kuliahku sudah habis. Bisa jemput aku sekarang?"

Suara dari seberang itu seakan memaksaku untuk segera bangkit dari tempat tidur.

Hah, Asuna ...

Batinku menggerutu sendiri saat mendengar dirinya meminta jemput kepadaku. Ingin rasanya aku menolak. Namun aku tidak cukup tega untuk melakukannya.

"Baiklah, tunggu aku setengah jam lagi," sahutku dengan nada yang dipaksakan.

"Arigatou, Naruto-kun."

Tak banyak kata yang dia ucapkan selain terima kasih. Dan kemudian temanku ini segera menutup teleponnya. Aku yang masih lelah rasanya ingin tidur sebentar. Tapi janjiku kepadanya membuat mataku ini tak dapat terpejam. Dan akhirnya ... aku melajukan mobilku untuk segera menjemputnya.

.

.

.

Tiga puluh menit kemudian...

Aku memarkirkan mobilku di depan kampusnya. Suasana kampus kala ini sudah tampak sepi. Aku kemudian mencoba untuk menelepon dirinya, namun tak ada jawaban. Aku mencoba mengirim pesan pendek, namun tak kunjung dibaca olehnya.

Hah, jam tidurku terganggu.

Aku merasa kesal. Belum lama dia menelepon dan meminta jemput padaku. Tapi sekarang aku tidak tahu di mana gerangan dirinya berada. Rasanya aku ingin pergi begitu saja. Namun, ada rasa khawatir yang melanda jika aku meninggalkannya.

Notice Me, BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang