Pemandangan pantai timur Jepang begitu indah. Sayup-sayup terdengar kicauan burung yang berkejaran di atas pantai. Tepat pukul lima sore waktu setempat, empat sekawan ini telah tiba di tempat tujuan. Tentunya setelah melewati perjalanan yang panjang dan juga melelahkan.
"Hei, kita istirahat dulu."
Kiba segera keluar dari dalam mobil lalu bergegas menuju sebuah pondok untuk memesan vila, karena mereka akan menginap dua hari dua malam. Sedang Shikamaru dan yang lain ikut turun dari dalam mobil dan melepas lelah sejenak dengan memandangi pantai yang begitu asri.
"Sayang sekali, tempat seindah ini jarang ada orang yang mengunjungi."
Gaara begitu takjub akan pemandangan di pantai timur Jepang yang sangat menenangkan hati. Begitupun dengan Shikamaru yang terlihat berjongkok sambil memegang butiran pasir yang ada di tepi pantai. Ia tiba-tiba saja teringat dengan sesuatu.
"Hei, Naruto! Kisah yang kudengar tentang pantai ini, jika kau menyukai seseorang maka tulislah nama orang tersebut di atas pasir. Jika namanya segera tersapu ombak, itu berarti jika dia hanya sekedar lewat dalam kehidupanmu."
Entah ada angin apa, Shikamaru berkata demikian kepada Naruto yang sedang melihat burung-burung berterbangan di langit pantai. Sontak saja, Naruto menoleh ke arah Shikamaru dan mencoba apa yang dikatakan oleh temannya itu.
"Benarkah?"
Ia kemudian menuliskan nama Asuna dengan huruf kanji di pasir pantai. Tetapi setelah ditunggu, ombak tak kunjung menghapusnya.
"Bagaimana, Shikamaru?" tanya Naruto dengan sedikit tersenyum.
"Hei, Kalian!"
Kiba tiba-tiba saja berteriak dari teras pondok, tempat penyewaan vila penginapan.
"Cepat kemari! Aku bingung memilih paket," kata sang Inuzuka yang terlihat kebingungan.
"Hah, dia selalu labil dalam membuat keputusan."
Gaara tampak sweatdrop melihat sikap Kiba yang selalu saja seperti ini. Ia pun bergegas mendekati Kiba.
Shikamaru masih tampak terdiam dengan mitos yang ia dengar. Tak lama, Naruto pun mengajak Shikamaru untuk segera mendekat kepada Kiba dan Gaara.
"Ayo, Shikamaru. Perjalanan sangat melelahkan, kita lihat matahari tenggelam dari atas vila saja."
Naruto terlihat sangat letih karena perjalanan yang ia tempuh memerlukan waktu yang sangat lama. Namun, Shikamaru masih tetap berdiam sambil memandangi ombak pantai yang berkejaran. Hingga Naruto pun meninggalkannya
Semoga saja, ini hanya mitos.
Akhirnya, Shikamaru berbalik lalu berjalan mendekati Naruto. Tanpa ia sadari, tiba-tiba ombak mulai pasang dan kemudian menghapus nama Asuna.
"Rasanya aku ingin berendam di air panas saja. Kau mau ikut, Shikamaru?" tanya Naruto kepada Shikamaru.
"Hm, boleh," jawabnya singkat sambil melirik ke pasir yang bertuliskan nama Asuna.
Astaga ... itu benar.
Shikamaru terkejut melihat nama Asuna sudah tidak ada lagi. Hari yang semakin malam membuat Shikamaru tidak sempat menyampaikan apa yang telah ia lihat. Terlebih Naruto segera merangkulnya. Dan akhirnya tanda itu harus diabaikan.
.
.
.
Malam harinya...
Tiba saatnya untuk empat sekawan ini makan malam bersama sambil menikmati deburan ombak pantai. Mereka tengah asik bercengkrama sambil menunggu hidangan tiba di sebuah restoran kecil yang ada di pantai tersebut. Namun, sesuatu hal terjadi pada salah satu di antara mereka. Naruto secara tidak sengaja melihat Asuna bersama seorang pria yang ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice Me, Baby
FanfictionPerkenalan membawaku ke suatu masa-masa sulit. Di mana aku harus menentukan sikap terhadap seorang gadis yang selalu bersikap baik kepadaku. Dia benar-benar seorang gadis idaman. Namun, sesuatu melarangku untuk mengungkapkan kata cinta. Dan aku hany...