Bocah Gila

11 4 2
                                    

"Kenalin nih, cewek gue."

"halo, Jeno."

"Hai, Louise."

Keduanya berjabat tangan sambil memperkenalkan diri. Louise berdehem ketika tangan laki-laki yang dapat dipastikan usianya berada beberapa tahun di bawahnya ini tak memiliki niat melepaskan sedikitpun.

"ops sorry," katanya begitu menyadari maksud Louise. 

"Gue cabut dulu," ujar Jeno. Jaehyun mengangguk singkat, adik sepupunya itu memang sudah tampak rapih sejak ia tiba di rumah yang ditempati keduanya bersama. "O iya, Bang. Cewek lo cantik juga," jujur Jeno sebelum benar-benar pergi, menghilang dibalik pintu.

Louise terperangah. Bocah itu cukup berani, pikirnya. Ekor mata Louise melirik reaksi kekasihnya atas ucapan Jeno barusan. Namun yang didapat adalah wajah datar, seolah sudah tahu kalimat itu akan meluncur dari mulut Jeno.

"Siapa?" tanya Louise.

"Adek sepupu," jawab Jaehyun yang baru datang membawakan segelas minuman untuk kekasihnya itu. "Kamu nanti aku tinggal dulu gapapa 'kan?"

"Aku ikut keluar jugalah, ga enak di sini," tolak Louise. Ia masih waras untuk tidak diam di rumah ini ketika tidak ada Jaehyun. Apalagi ada adik sepupunya yang jelas sekali mengedipkan mata kurang ajar padanya.

"gapapa sayang, kamu bisa nunggu di kamar aku sambil istirahat. Lagian Jeno biasanya pulang besok," terang Jaehyun.

"Masa?" Louise meyakinkan.

Jaehyun mengangguk, "Jeno selalu nginep di studio kalo hari Selasa."

Setelah mendengar penjelasan Jaehyun akhirnya Louise setuju untuk menunggu di rumah kekasihnya. Sepeninggalan Jaehyun, Louise memilih untuk menonton televisi. Apartemen yang ditempati dua laki-laki ini cukup rapih dan bersih. Bahkan bisa dilihat semua barang tertata sesuai tempatnya.

Louise mulanya menonton televisi, tapi ia jadi ketiduran. Ia menyipit kala sinar terang dari layar televisi menusuk matanya. Louise meraba ponselnya dan menyalakan senter mencari saklar untuk menyalakan lampu.

Pukul sembilan malam dan tak ada tanda-tanda kepulangan Jaehyun. Louise kembali mendudukkan diri di sofa, memainkan ponsel. Perutnya keroncongan, bagus sekali. Lebih menyebalkan lagi ketika ada sebuah pesan masuk dari Jaehyun bahwa hari ini laki-laki itu akan pulang larut. Acara menonton mereka malam ini dapat dipastikan gagal total.

"Menyebalkan," omel Louise. Jari perempuan itu lincah menari di atas layar membalas pesan sang kekasih.

Untuk : Jaehyun💞
'Iya ga papa. Lain kali aja nontonnya. Jangan lupa makan. Aku pulang dulu.'

"tsk! Lain kali apanya, ini sudah ke berapa kali gagal?" gerutu Louise setelah mengirim balasan pesan itu. "Cukup Louise, berhenti menggerutu. Mengisi perutmu jauh lebih baik," katanya lantas beranjak menuju dapur. Begitu kulkas di buka, Louise menganga. Semua bahan makanan di sana lengkap. Sangat lengkap garis bawahi. Louise tahu jika Jaehyun suka memasak tapi ini terlalu lengkap dari pada isi kulkas di apartemennya.

Tidak ada nasi, perutnya terlalu lapar jika harus menunggu nasi matang. Akhirnya perempuan itu memilih untuk memasak mie instant. Lumayan untuk mengganjal perutnya.

"Ya TUHAN!!! " Seru Louise begitu berbalik melihat sosok laki-laki tengah menyandarkan tubuhnya di tembok. Tangan bersedekap, mata laki-laki itu tengah menatapnya datar, dan yang lebih membuat kaget Louise, sudut bibir laki-laki itu lebam.

"sorry, ngagetin ya?" Tatapan laki-laki itu berubah.

"Iya," jawab Louise yang kembali sibuk memindahkan Mie ke dalam mangkok.

"Satu doang? Gue ga dibuatin?" protes Jeno begitu melihat hanya ada satu buah mangkok.

"Gue ga tau kalo ada elo, ya udah sana bikin sendiri." Louise mendudukkan diri dan siap menyantap mie buatannya. Namun tak semudah itu.

"Ada lo di sini kenapa gue harus masak sendiri?" ujar Jeno. Wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari Louise. Bahkan Louise bisa merasakan deru napas Jeno menyapu wajahnya.

"Ya udah oke fine, gue bikinin, lo jangan deket-deket," omel Louise. Mendorong wajah Jeno dengan telunjuknya.

Baru beranjak tapi tangan perempuan itu ditahan. Louise menatap protes pada bocah dihadapannya itu.

"Udah ini aja semangkok berdua."

"Tapi gue ga akan kenyang kalo semangkok ini kudu di makan bareng lo," balas Louise. Melepas paksa pegangan tangan Jeno dari lengannya. "Lagian siapa sih lo sok akrab banget sama gue, sampe harus berbagi mangkok segala," omel Louise yang mulai memasak air.

Louise nyaris menyelakai dirinya dengan merendam tangan ke dalam air mendidih. Bagaimana tidak jika tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang? Dan yang memeluknya adalah orang asing yang baru dikenalnya sekitar beberapa jam yang lalu.

Gila!

"mending bagi mangkok daripada bagi ranjang."

Louise bersumpah rasanya ia ingin melompat ke jurang saat ini juga. Tangannya erat menggenggam garpu ketika merasakan embusan ditengkuknya. Kuduknya meremang, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia merinding dan berusaha mengembalikan pikirannya.

"Jeno, gue lagi megang garpu. Lepas atau gue tusuk perut lo sampe ususnya ketarik keluar?"

"kayaknya seru tuh, coba dong," jawab Jeno. Malah makin menjadi, menggigit kecil cupping telinga Louise.

"Sumpah Jeno, stop."

"Oke, Nona Louise. As your wish," jawab Jeno. Laki-laki itu melepaskan pelukannya dari Louise. Namun jadi memiringkan kepalanya mendekat ke wajah Louise.

Louise membola begitu ada benda kenyal menempel dibibirnya. Perempuan itu meringis begitu bibirnya digigit kecil.

"kalian ngapain?"

Louise hampir mati terkena serangan jantung. Itu suara Jaehyun. Manik mata Louise bertemu tatap dengan mata Jeno. Ekor matanya melirik senyum laki-laki itu.

"Cewek lo kelilipan, gue bantu tiupin," balas Jeno tanpa menjauhkan kepalanya. Bahkan dihadapan Jaehyun ia masih bisa mencuri kecupan di mata kiri Louise.

"Baru pulang lo Bang?" tanya pemuda itu santai seolah tak melakukan apapun.

"Iya, lo tumben balik. Biasanya nginep di studio," balas Jaehyun.

"ga mood gue," jawab Jeno.

"Sayang masih perih matanya?" tanya Jaehyun.

"ng-nggak kok," kata Louise. Begitu berbalik ada Jaehyun duduk di sofa depan tv dan Jeno menikmati mie dengan tenang.

Louise lupa perihal lapar di perutnya. Matanya melirik tajam Jeno, sementara yang di tatap hanya tersenyum.

'I love you too,' kata Jeno tanpa bersuara. Bahkan diiringi dengan kedipan menggoda laki-laki itu.

Louise mengumpat dan berlalu menghampiri Jaehyun.

Sepotong CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang