Kembaran

2.6K 208 4
                                    

Mark As Your Kembaran

******

"Ah! Ngikutin gue melulu lo mah!"

Aku menggeleng, "Enggak ya, enak aja!"

Mark mencibir, "Kalo gak ngikutin, lo kenapa milih pergi ke mall ini?"

Aku melotot, "Heh! Denger ya Markonah, ini tuh mall buat umum. Lagian juga bukan lo yang bangun mall nya."

Oke, buat kalian yang bingung.

Aku dan entah manusia satu ini gak sengaja bertemu di mall yang sama.

Terus dia malah marah-marah kayak seakan-akan aku ngikutin dia. Padahal kan ini mall buat umum?

Ribet banget deh dia tuh.

Mark ngangguk, "Ya udah kalo gak ngikutin, mending lo keluar aja! Cari mall yang lain." kan main usir dia tuh.

"Gue tuh kakak lo! Sopan dong!" protes ku.

Tapi tetep aja dia mana mau denger, "GuE TuH kaKAk lO. Halah." dia malah ngulangin kalimatku, tapi dengan nada mengejek.

Serius, aku kakaknya. Lahir 8 menit lebih dulu dari Mark. Ya itu berarti aku masih kakaknya dong?

Aku menjewer kuping Mark, "Gak sopan banget ya lo! Walau cuman 8 menit, gue ini udah hadir di dunia lebih dulu. Lo tuh kayak delay gitu."

Mark merintih kesakitan sambal mukul tangan ku, "Sakit Maya!"

"Teteh Maya!" kataku setelah melepas jewerannya.

Kok Sunda? Nenek orang Sunda, jadi otomatis Mama punya keturunan Sunda dan aku sama Mark juga.

Dia menggeleng, "Maaf, gak sudi." katanya sambal mengibaskan tangan kanannya tepat di depan muka ku.

"Ih! Bau terasi tangan lo!" kataku sambil menutup hidung.

Dia mencium tangannya, "Enggak kok. Lo aja kali."

"Terserah. Ya udah lah, gue mau pergi, gak ada waktu untuk meladeni kaleng dikasih nyawa." kata ku sambil berjalan menjauh.

Mark malah berjalan mengikuti ku, "Teteh Maya."

Lho? Tumben?

Mark menarik ujung kaos ku, "Teteh.."

Aduh suaranya kok melas banget gitu? Jadi gemes, eh ew.

Aku membalikan badan, "Kenapa?"

Mark nyengir, terus menunjukan homescreen nya, "Hehehe."

Aku mengernyit, "Kenapa lo?"

"Hehehe, udah jam 12 siang nih. Ayo makan, teh."

Aku mengangguk, "Ya udah ayo."

"Asik Teteh Maya traktir."

Aku spontan berhenti, "Oh! Gini jadinya?! Cuman minta di traktir?! Astaga."

Dia terkekeh, "Teteh cantik, jangan marah-marah ya, nanti cantik nya hilang." katanya sambil mengelus kepala ku.

Bisaan aja emang kantong kresek.

Aku mendecak, "Lo mah bisa aja meres gue." kataku kesal.

"Lho? Enggak tuh? Gue gak meres lo." kan, masih bisa ngelak lagi dia.

"Terserah deh. Ya udah gue traktir. Tapi nasi goreng aja."

Dia mengangguk, "Siap, teteh."

Kami jalan ke suatu restoran Indonesia disini.

Setelah kita duduk, Mark langsung memanggil satu pelayan.

Gila, yang bayar aku, yang pesen duluan dia.

Malah gak kira-kira lagi. Dia gak ngerti apa itu mahal banget?

Setelah aku memesan, Mark senyum-senyum.

Aku mengernyit, "Kenapa senyum-senyum?"

Dia menggeleng, "Gapapa, lagi seneng." katanya lalu melebarkan senyumnya.

"Gak jelas ih."

Dia ngangguk, lho tumben gak ngelawan?

"Tumben gak ngelawan?" tanya ku.

Dia ngangguk, "Tau diri, lagi di traktir. Nanti traktiran nya di cabut lagi, ih gak level." nah kan, ada maunya doang dia mah.

"Dasar!"

Tiba-tiba ada beberapa remaja SMA perempuan datang ke arah kami.

"Kak! Artis ya?"

Aku menggeleng, "Bukan, aku buk—"

Satu remaja perempuan ini memotong ucapan ku, "Aku gak nanya sama kakak yang cewek. Aku nanya sama kakak ganteng. Kakak artis ya?" astaga, jaman sekarang.

Mark menggeleng, "Eh, bukan-bukan. Saya buk—"

"Ah! Kakak ganteng mah gak mau jujur." kata remaja perempuan yang satunya lagi.

Mark mah nyengir, seneng dia dibilang ganteng.

"Iya deh, aku jujur. Iya, aku artis. Mau foto?" HEH?! APAAN?

Makan aja minta di traktir!

Remaja-remaja perempuan itu pun ngangguk semangat.

Mark menyodorkan satu hp remaja perempuan itu, "Teteh, fotoin dong tolong. Fans aing."

Aku melotot, "Lo bener-bener ya!"

Dia terkekeh, "Hehehe, tolong?"

Aku mengambil hp nya terpaksa, "Ya udah."

Selesai menjepret beberapa foto dengan gaya yang berbeda. Em, maksud ku mereka yang bergaya, aku mah enggak.

"Makasih ya, kak."

Mark ngangguk, "Sama-sama cantik."

Ih, ngerdus.

Setelah remaja-remaja perempuan itu pergi, Mark dan aku kembali duduk.

Aku menatapnya kesal, "Kalo artis, lo dong yang traktir."

Dia menggeleng, "Gak bisa lah."

Aku mendecak, "Terserah lah."

"Nah, gitu dong."

"Udah buru makan."

°°°°°°°°

"Mark, bantuin angkat jemuran sini!"

Mark ngangguk, tapi jalannya lama banget, sengaja banget deh dia ampun.

"Cepetan dong!" protes ku.

Dia berhenti jalan, "Bersyukur aja kek! Jarang kan gue mau bantu?"

Aku mengangguk aja. Ya emang fakta sih kalo Mark jarang ngebantu.

Mark di depan jemuran ngambilin celana, aku baju dan teman-temannya.

Emang enak sih Mark.

Kan celana cuman ada 6, ya cepet lah.

Langsung masuk dia, gapapa iya aku di tinggal.

Mood ngangkat jemuran jadi ilang kan gara-gara Mark!

°°°°°°
aku ini nulis apaan coba?
voment nya gengs!
see u next time!

mark as your ft. mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang