Mark As Your Husband
°°°°°°°°°°°
"Rachel, ayo, temen aku udah disana."
Aku mengangguk lalu mengambil tas kecil yang ada di atas meja.
Mark mengajak ku untuk bertemu teman-teman lamanya, alias, reuni. Tapi kalo reuni jam 9 malam itu gimana ya?
Iya sih, aku tau kalau teman-teman Mark itu sangat amat sibuk, Mark juga sih.
TAPI JAM 9 MALEM WOI AH! REUNI ATAU MAU DUGEM?!
Aku mau gak mau ikut Mark, kasian nanti dia jadi nyamuk disana. Temen-temennya ada pasangan, masa dia sendiri?!
Muka Mark bahagia banget tau gak? Jadi gak tega kalau mau nolak, udah lama juga dia gak ketemu temen-temen SMA nya.
"Yang, nanti kalo di genitin sama Lucas jangan baper ya? Awas aja nanti baper, aku ngambek." katanya sambil nyetir.
Aku mengernyit, "Dih, ngapain juga baper sama Lucas?"
Dia mengendikkan bahu, "Gak tau. Mungkin karena kamu sama Lucas pernah pacaran?"
Iya, aku sama Lucas pernah pacaran. Karena aku sama Mark dulu satu sekolah dan pastinya tau dan kenal sama Lucas.
Tapi serius, aku pacaran sama Lucas itu cuman 4 bulanan. Itu juga waktu aku masih SMP, ya ampun.
Aku cuman geleng-geleng kepala sambil ketawa. Posesif nya udah mulai keluar, dan itu lucu buat aku.
Kami diam buat beberapa menit. Tiba-tiba Mark berhenti di pinggir jalan. Keadaan gelap, aku gak bisa ngeliat apa-apa diluar sana, apalagi Mark sengaja buat jendela nya di gelapin, entah buat apa.
Dia turun, lalu jalan ke warung. Aneh, dia gak ngomong apa-apa.
Aku coba buka jendela sedikit, Mark bawa beberapa cemilan sama air putih, dia jalan ke arah anak perempuan kecil yang jualan tisu disana, Mark ngasih beberapa cemilan sama air putih nya.
Oh, ngerti sekarang. Dia mau ngasih makanan buat anak itu. Manis banget kan suami ku? Iya dong.
Setelah dia mengelus kepala anak perempuan itu, dia balik ke dalam mobil, wajah nya lebih berseri dibanding tadi. Mark jiwa sosialnya memang tinggi, sangat tinggi.
Dari kuliah, Mark ikut organisasi untuk melayani anak-anak yang kurang beruntung di daerah pedalaman. Karena organisasi itu aku dan Mark ketemu, saling suka, dan pacaran.
2 tahun kami pacaran, kami memutuskan untuk menikah. Tahun ini masuk 3 tahun aku menikah sama Mark, 2 bulan lagi anniversary yang ke 3.
Soal anak? Jangan tanya, aku agak sensitif tentang hal itu. Kalian tau kalau aku ada masalah rahim karena kecelakaan? Aku dinyatakan gak bisa punya anak. Kecewa? Sangat! Hey, Mark sangat suka anak kecil, dan saat dia tau dia gak punya anak? Apakah perasaannya akan baik-baik saja menurut kalian?
Tentu aja enggak. Beberapa kali juga aku meminta cerai, dan menyuruhnya menikahi wanita lain yang lebih beruntung dari ku, tapi kalian tau dia jawab apa? Dia bilang seperti ini, 'Rachel, mempunyai anak memang salah satu dari tujuan kita menikah, tapi bukan satu-satunya tujuan kita untuk menikah. Kita bisa adopsi, gapapa walau bukan anak kandung kita sendiri. Aku gak suka kalau kamu minta kita cerai. Rasanya sakit banget, Chel.'
MARK MEMANG MANIS BANGET!
Soal kecelakaan ku. Oke, darimana aku harus mulai ya? Dari awal? Baik.
Jadi saat 2017, aku mulai berani mengendarai mobil. Mark memang melarang, tapi aku juga mau merasakan bagaimana rasanya nyetir mobil.
Menghindari resiko yang lebih, Mark nyuruh nyetir di pagi hari, keliling komplek aja. Tapi, aku keras kepala. Aku tetap bilang akan menyetir sampai depan komplek. Aku tau, semua ini salahku.
Mark mengiyakan, karena waktu itu dia juga sedikit sibuk dengan berkasnya. Aku berlari ke arah mobil, lalu meng start mobil. Setelah memanaskan mobil, aku pamit, lalu mengendarai sampai keluar komplek. Dan entah ide darimana, aku ingin membeli minuman yang letaknya lumayan jauh dari komplek ku.
Merasa yakin dengan skill menyetir ku, aku lalu melaju ke kedai minuman itu.
Belum sampai sana, 2 mobil melaju sangat kencang dari arah kanan, dan menabrak mobil ku. Aku juga salah karena tidak memperhatikan lampu merah.
Mobil ku terbalik, aku hampir mati. Tapi, Tuhan masih sayang sama aku, aku masih bisa hidup.
Beruntung tetangga ku melihat mobil ku yang sudah terbalik itu dan ramai dikelilingi ambulan, tetangga ku tentu afal dengan plat mobil Mark. Dia buru-buru menelepon Mark dan mengatakan bahwa aku mengalami kecelakaan hebat.
Mark khawatir bukan main. Aku dibawa kerumah sakit terdekat, gak lama kemudian, Mark datang ke rumah sakit itu sama tetangga ku.
Mengalami koma 4 hari, dan itu juga berarti Mark gak tidur 4 hari.
Saat dinyatakan rahim ku ternyata bermasalah, dan tidak bisa punya anak, rasanya dunia ku runtuh. Benar-benar runtuh.
Hebatnya, Mark gak pernah menyalahkan ku, atau membentakku karena itu.
Itulah ceritanya. Darimana aku mendengarnya? Mark tentu.
Saat itu juga aku punya trauma pada menyetir mobil.
"Baik banget." kataku sambil mengancungkan jempol.
Dia tertawa, "Hahaha, makasih, sayang. Kasian dia sudah malem. Aku liat juga kayaknya dia laper." katanya terus mengelus kepala ku.
Setelah melihatnya yang begitu senang dengan anak kecil, aku mulai lagi. Penyakit ini muncul lagi. Penyakit penyesalan.
Aku menundukan kepala, menggosokan kedua tangan ku, kebiasaan ku dari kecil saat merasa bersalah atau menyesal.
"Tuh kan. Gak suka nih aku kalo kamu begini! Naikin kepalanya, berhenti gosok tangan. Ngapain kayak gitu lagi? Nyesel? Gak perlu, Chel. Jadiin pelajaran." ujarnya sambil menoel-noel dagu ku.
Aku menggeleng, "Maaf."
"Udahlah, kita pulang aja. Aku males kalo kayak begini." katanya dan benar-benar putar balik ke arah rumah.
Aku mendelik, "Jangan, Mark! Kasian temen kamu."
"Gak usah, gampang mereka mah. Aku urusin kamu dulu, males juga akunya kalo kamu begini."
Aku diam. Gak berani menjawab, Mark marah. Dia selalu marah kalau aku menunjukkan penyesalan ku.
Mark diam, tetap nyetir ke arah rumah. Rachel bodoh!
Aku dan Mark sama-sama diam. Sampai dirumah juga Mark langsung masuk, ninggalin aku dalam mobil.
Aku akhirnya turun. Masuk ke dalam dan melihat Mark duduk di sofa, sambil main hp.
"Sini duduk." katanya tanpa melihat ku.
Aku mengangguk lalu duduk disampingnya, kenapa rasanya aneh ya?
Dia naruh hp nya, lalu mendekat ke arah ku, "Aku gak suka kamu kayak tadi. Ayo buka lembaran baru, Chel. Coba lupain ya? Memang 2 tahun belom cukup buat kamu untuk move on? Aku sedih Chel kalau liat kamu kayak begini."
Aku mengangguk, "Iya."
Ih, aku berasa lagi di ceramahin gara-gara nyolong mangga tetangga :(
"Udah yuk, tidur."
Mark gandeng tanganku, narik aku biar ngikutin dia dari belakang.
Mark berhenti terus bisikin ke aku, "Besok kita coba panti asuhan ya? Kita liat, siapa tau bisa adopsi."
SO UWU!!!
LOVE YOU MARK!
###
udah, udah ah
segini aja yaa
tamat nih, dadah!!
makasih seyeng!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
mark as your ft. mark lee
Fanfiction| 𝖋𝖎𝖓 bahasa - 마크 ヅ hanya seorang mark lee yang bisa menjadi apapun yang kalian mau. © markscigarettes, 2O19