PROGLOGUE

120 13 0
                                    

    Seorang gadis dengan hoodie hitam,celana jeans hitam,sepatu keds hitam,dan topi hitam yang bertengger manis di kepalanya dengan rambut hitam legam yang tergerai menutupi sebagian wajahnya yang menunduk,dia sedang duduk sendirian di sebuah halte bis yang sudah sepi,sudah jam sepuluh malam tapi dia masih saja menyendiri di halte itu dengan tatapan kosong kearah sepatu keds hitamnya.

   Ditemani guyuran hujan,penerangan yang redup dan dingin yang menusuk kulit putih pucatnya,walaupun sudah dilapisi hoodie hitamnya.Dia memasukkan memasukkan tangannya ke dalam saku hoodie hitam yang ia kenakan untuk mengurangi hawa dingin pada malam hari itu.

Entahlah mengapa dia sangat menyukai warna hitam,mungkin karna hanya suka saja melihat warna gelap yang sangat kentara dengan warna-warna lain yang lebih terang, atau bisa saja karena dia yang sudah terbiasa dengan kegelapan yang menghiasi hidupnya.

     Astaga!!! Ini sudah sangat larut untuk seorang gadis 16 tahun berada di luar rumah dan di tempat gelam dan sepuluh seperti ini,Bukankah bahaya untuknya sendirian di malam hari,dan bagaimana jika nanti ada yang mengganggunya?

     Sudahlah!!! Bagi seorang SELENA ADNAN WILIAM itu sudah biasa,memang setiap malam gadis yang dipanggil Sella  itu sering keluar malam dan menyendiri di tempat yang sepi dan gelap,jangan berfikir Sella itu gadis manja yang takut akan kegelapan seperti gadis-gadis pada umumnya.
Dia sudah biasa dengan gelap,hitam,sendiri,dan sepi.

     Kalian pasti bingung kenapa Sella  memilih tempat -tempat yang sepi?.
Jawabannya adalah karna  butuh ketenangan untuk melepas penatnya di sekolah dan dirumahnya.

Lalu kenapa Sella tidak memilih untuk jalan-jalan bersama teman-teman nya ke mall,shoping atau apapun itu,karena dia adalah gadis yang berbeda,Sella tidak suka menghambur hamburkan uangnya untuk hura-hura dan berbelanja barang-barang mahal toh.... Dia punya segudang barang-barang tidak berguna itu dirumahnya,bukan Sella yang membelinya tapi papanya yang membeli barang-barang itu untuk Sella.

      Sella beberapa kali menghembuskan nafas kasar sambil menutup matanya,dia mengambil handphone di saku celana Jins nya,kemudian membuka galeri dimana foto papa,mama,beserta Sella  yang di gendong oleh papanya tersenyum lebar menghadap kamera.
Pasti orang yang melihat foto itu akan menganggapnya keluarga yang harmonis,tapi itu dulu tepat 12 tahun yang lalu,dimana dia masih berusia 4 tahun.

"Aaarrrggghhh"Sella berteriak sekencang-kencang nya sambil mereka rambutnya sendiri,toh!! Tempat ini sepi dan tidak akan ada yang mendengar teriakannya

Lalu dia berjalan menembus hujan,walaupun dia sudah sangat kedinginan,Sella berjalan sangat pelan seolah dia ingin merasakan setiap tetes air yang jatuh dari langit.

" Tuhan,,, kenapa hidup Sella gini? Kenapa Sela nggak bisa bahagia kayak temen-temen Sella?,,, kenapa? "Suara teriakan Sella bersahutan dengan petir dan hujan,sehingga suaranya tertelan begitu saja,air matanya pecah membentuk aliran sungai kecil di pipi indahnya

" Ma... Pa... Sella kangen sama kalian,Sella pengen banget dipeluk kalian lagi"lirih Sella yang hampir tidak terdengar.

    Sella mendongak saat merasakan air hujan yang tak lagi menetes ketubuhnya,ternyata ada sebuah payung yang menghalau air hujan tersebut.
Dia memutar tubuhnya ke belakang,dan mendapati seorang cowok tinggi dengan tubuh tegap yang memegang payung,walaupun dalam penerangan yang minim,Sella kenal dengan sosok cowok yang memayungi nya itu.

Tanpa berfikir panjang,Sella langsung berhambur kepelukan cowok itu.Sella  menumpahkan keluh kesahnya dan menangis di dalam pelukan cowok itu.setelah cukup lama,Sella mengurai pelukannya dan menghapus air matanya dengan punggung tangannya

"Maaf" Lirih Sella pada cowok itu
"Lo kenapa?" Tanya cowok tinggi bertubuh tegap itu tanpa menghiraukan ucapan Sella
"Gapapa,gue mau pulang"Sella  membalikkan badannya namun terhenti ketika tangan cowok itu mencekal tangannya

"Gue anterin"
"Gausah,gue udah biasa pulang sendiri kok"
"Ck" Cowok itu menarik paksa tangan Sella,menggenggam erat tangan nya dan berjalan berdampingan

Mereka berjalan dengan tangan yang saling bertautan

Sepanjang perjalanan menuju kerumah Sella,tidak ada yang memulai pembicaraan,mereka masih bergelut dengan fikiran mereka masing-masing

Dan akhirnya mereka sampai di depan gerbang rumah besar dan mewah milik Sella,lebih tepatnya sih rumah keluarga Sella,mereka berhenti tepat di depan gerbang

"Em... Tangan gue"ucap Sella
Cowok itu melepaskan tangan Sella

"Masuk!" Suruh cowok itu

Sella hanya mengangguk,lalu memutar badannya

"Makasih"cicit Sella sebelum masuk ke dalam rumahnya
Cowok itu mengangguk

Lalu Sella masuk kedalam rumahnya,dengan senyuman yang mengukir wajahnya,senyum Sella luntur saat sudah berada di dalam rumahnya

Padahal baru saja dia mendapatkan kehangatan,dan setelah kembali kerumahnya dia kembali kesepian dan... Sendirian.

Sebenarnya dia tidak sendiri di rumah besar dan mewah ini,ada asisten rumah tangga dan supir yang dikirim papanya untuk menjaga rumahnya.

Namun,mungkin bi Lita dan pak Adam sudah tidur mengingat ini sudah sangat larut

Dia manaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua,dia membuka pintu kamarnya yang berwarna hitam dan putih yang di kombinasi membentuk pola.

Sella memasuki kamar mandi dan membersihkan diri,setelah dia selesai dengan ritual mandinya,Sella memakai baju dan mengeringkan rambutnya

Lalu dia beranjak menaiki kasur dan menarik selimut

" Ma..pa.. Selamat tidur"lirih Sella sebelum memasuki dunia mimpi

Holla guys,itu baru prolognya ya
Tunggu cerita selanjutnya,jangan lupa Vote sama komennya ya,karna itu berharga buat aku

   

MARSELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang