HANCUR

150K 4.5K 23
                                    

Bianca merasakan gejolak hebat didalam perutnya. Membuatnya sehariian ini muntah-muntah tanpa sebab. Bianca merasakan tubuhnya lemas, rumah tampak kosong. Mami Caty sudah tidak lagi tinggal dirumahnya dan Elino sudah berangkat kerja sejak pagi tadi. Bianca duduk diatas ranjangnya, sudah beberapa kali dalam sehari ini Bianca muntah-muntah dan hanya air yang keluar dari dalam mulutnya.

Bianca mengelap keningnya yang berkeringat. Mungkinkah dirinya hamil? Bianca terdiam berusaha meneliti.

Mungkinkah? Mungkinkah gue sekarang hamil anak Elino?

Batin Bianca bertanya-tanya, dan senyuman bahagia tak mampu dirinya sembunyikan. Sebulan ini berusaha untuk memberikan mami Caty cucu, benarkah akhirnya terkabul. Bianca meraba perutnya yang masih rata. Dan air matanya meleleh tanpa sadar, air mata kebahagiaan, hatinya terasa begitu bahagia sekarang.

"Gue harus periksa ke dokter kandungan sekarang."putus Bianca, dirinya merasa harus mengecek semua ini, demi kepastian kehamilannya.

***

"Selamat ibu positif hamil, usia kandungan ibu baru 14 hari. Saya harap ibu jangan melakukan hal berat dan banyak pikiran, karena kandungan ibu masih lemah. Usahakan banyak istirahat dan makan makanan bergizi serta vitamin." ucap dokter Mecca dengan wajah sumringah, Bianca tersenyum senang. Ini adalah kabar yang dinanti-nantikannya. Kehadiran seorang anak dalam pernikahannya.

"Aku hamil."Bianca tampak begitu senang, dokter Mecca mengganguk. Mata Bianca berkaca-kaca saat tahu didalam rahimnya kini ada satu nyawa baru.

"Sekali lagi selamat ya bu."ucap dokter Mecca. Bianca mengganguk senang. Dan satu ide jail muncul diotaknya, dirinya tak akan memberitaukan hal ini dulu pada Elino. Biarkan ini menjadi rahasianya terlebih dahulu, tapi nanti saat waktu sudah tepat Bianca akan memberitahukannya pada Elino.

***

Elino mengacak-acak rambutnya kesal. Sudah lebih dari sepuluh kali dirinya menghubungi seseorang namun nomor orang itu selalu tidak aktif.

"Arggghhhh!!!"Elino mengacak-acak meja kerjanya. Dirinya merasa frustasi sekarang, ini menyangkut kelangsungan perusahaannya. Dan orang yang baru saja dirinya coba untuk hubungi adalah orang kepercayaannya yang telah membawa kabur semua uang perusahaan.

"Brengsek!!"teriak Elino untuk kesekian kalianya. Dibantingnya segala barang yang ada disekitarnya. Ini benar-benar bencana. Elino sudah mengerahkan intel dan polisi untuk melacak dimana keberadaan orang kepercayaannya itu. Jika orang itu yak ketemu, maka kiamat untuk perusahaanya.

"Kak El...."Bianca yang baru saja sampai dikantor, terkejut saat melihat ruangan Elino kacau balau. Dihampirinya Elino yang tampak marah perlahan.

"Ka, ini ada apa? Kok berantakan gini?" tanya Bianca hati-hati, dihadapananya Elino menatap Bianca sedih.

"Ca,"panggil Elino lirih, dan meraih Bianca kedalam pelukannya, dan mulai menangis. Dirinya bingung, kalau perusahaan ini gulung tikar, dirinyapun akan jatuh miskin dan bagaimana nasib Bianca selanjutnya itulah kekhawatirannya.

"Ka, kamu kenapa? Ada apa?"Bianca mulai ikut panik, melihat kondisi Elino yang tampak goncang seperti ini membuat dirinya takut.

"Pak gunawan membawa kabur semua uang perusahaan Ca. Dan sampai hari ini dia belum ditemukan. Aku takut dia nggak ketemu dan perusahaan ini bangkrut. Kita bisa jatuh miskin."lapor Elino frustasi berat. Bianca terperangah dan buru-buru menutup mulutnya yang terus mengganga tak sanggup bicara.

"A-apa??"Bianca shock. Baru saja dirinya mendapat berita bahagia, kenapa sekarang hal buruk harus didengarnya. Bianca membalas pelukan Elino, dan mengelus punggung cowo itu menenangkan.

Wedding ConspiracyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang