Bianca memegang dadanya yang terasa berdebar, ini adalah hari pertamanya magang di salah satu perusahaan terkenal di ibukota. Dihadapannya sebuah gedung bertingkat yang tampak megah seakan sedang menyambutnya. Bianca tersenyum, suatu kebanggaan tersendiri saat dirinya diterima magang diperusahaan elite itu.
Dengan langkah pasti, Bianca mulai menginjakan kaki jenjangnya untuk memasuki kantor tempat magangnya. Aura percaya diri dan ketegasaan mewarnai wajah cantik sempurnanya yang tampak alami tanpa polesan.
"Selamat pagi." sapa seorang satpam sembari membukaan pintu kaca bagi Bianca. Bianca mengganguk dan memberikan senyuman terbaiknya. Dalam dirinya tertanam tekad yang kuat, bahwa Ia ingin menciptakan kesan yang baik di perusahan tersebut, yah, siapa tau, kedepannya, saat dirinya sudah lulus nanti, Ia bisa mendaftarkan dirinya sebagai karyawan tetap disini.
Karyawan di perusahaan besar itu ternyata sangat ramah, tempat nya pun nyaman, dan mampu membuat Bianca sedikit melupakan rasa gugupnya. Sepertinya untuk 3bulan kedepan Bianca akan baik-baik saja berkerja disini.
***
Disisi lain, dikantor yang sama, seorang pria tampan dengan wajah nyaris sempurna tampak tengah berdebat seru dengan seorang wanita paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah ibunya sendiri. Dia adalah ENGELINO SANJAYA, CEO muda perusahaan Sanjaya yang ternama. Dan ibundanya yang selalu tampak awet muda nyonya besar, CATHERINE SANJAYA. Diruangan private di lantai 12 kantor megah itu tampak ibu dan anak tersebut saling tatap penuh rasa kesal. Elino menatap mamihnya dengan wajah tak suka, dan nyonyah Catherine tampak tak perduli dengan tatapan menusuk sang anak."Sudah lah mam, bisa nggak sih untuk kali ini mami nggak ganggu kerjaan aku dengan masalah mami yang menurutku nggak penting itu?? Aku sibuk mih." Elino mengeluh, dirinya merasa terusik dengan kehadiran sang mami yang selalu bawel mengenai pendamping hidupnya, dan akhir-akhir semakin rewel mencecarnya dengan pertanyaan kapan Ia menikah. Please guys, dirinya masih muda!!
"Apa kamu bilang?? Masalah nggak penting?! Lino ini sangat penting dan lebih penting dari apapun didunia ini!" bentak nyonya Caty kearah sang buah hati yang baginya sama sekali tak merasakan kegundahan hatinya, yang segera ingin memiliki cucu. Elino mengehela nafas sebal, bagi Elino saat ini, masalah jodoh sama sekali tak masuk dalam opsi prioritasnya. Bagi Elino, prioritasnya saat ini adalah membangun bisnisnya menjadi semakin berkembang, bisa menguasai pasar Asia dan Eropa, serta bisa membangun cabang Sanjaya group dimana-mana. Ia sangat berambisi untuk menjadi pengusaha nomer satu dunia, oleh sebab itu pendamping hidup sama sekali belum masuk dalam daftar keinginannya. Tapi tampaknya, hal itu berbeda dengan sang ibu, yang sudah begitu ingin melihatnya menikah. Bukan hal yang aneh memang, menggingat Ia adalah anak tunggal keluarga Sanjaya, dan tempat satu-satunya sang mami tercintanya meminta cucu.
Elino menghela nafas, "Oke terus apa yang mamih mau dari aku sekarang?" Dan memilih mengalah, berdebat dengan maminya adalah kesia-sian belaka. Nyonya Caty tersenyum senang, dan menatap Elino penuh arti.
"Cepat bawa calon istrimu bertemu mami sebelum akhir bulan, atau..." nyonya Caty menampilkan senyuman devilnya, dia menatap Elino penuh ancaman, dan Elino tau, dirinya tidak berada dalam situasi yang baik saat ini. "Kamu akan kehilangan harta warisanmu!" ancam nyonya Caty kejam, Elino melongo, tak menyangka bahwa maminya yang penuh kasih sayang berubah menjadi begitu mengerikan hanya karena hal sepele seperti ini.
"What??!! Are you crazy, Mam?? Itu imposible!" seru Elino kaget setengah mati.
Yang benar saja, dalam waktu yang relatif singkat dimana dirinya harus mencari calon istri?? Memang mencari calon istri itu seperti mencari kerupuk udang dipasar?? Bahkan terkadang kerupuk udang pun susah dicari!! Apalagi calon istri?! Apa maminya sudah tidak waras???
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Conspiracy
Teen FictionBianca tak menyangka dengan peristiwa yang baru saja dialaminya, Niat awal Bianca menjadi mahasiswa magang disalah satu perusahan terkenal itu seketika sirna tak kala sang CEO Engelino dengan seenaknya mengakui dirinya sebagai calon istri didepan sa...